Follow Me

Wednesday, April 25, 2018

Tabattul

Bismillah.
#buku

Dari surat Al Muzammil, wadzkurisma rabbika watabattal ilaihi tabtiilaa.

وَٱذْكُرِ ٱسْمَ رَبِّكَ وَتَبَتَّلْ إِلَيْهِ تَبْتِيلًۭا
Sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadatlah kepada-Nya dengan penuh ketekunan.

Terjemah di atas diambil dari aplikasi Lafzi. Kalau dari mushaf syamil quran:

"Dan sebutlah nama Tuhanmu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati."

***

Dari buku Madarijus Salikin, jadi tahu arti lainnya.

Tabattul artinya pemutusan/perpisahan. Dari apa? Ada tiga tingkatan, yang pertama dari makhluk-Nya, yang ada di dunia, entah itu manusia, harta, tahta, atau lain-lain.

Yang kedua perpisahan/pemutusan dari hawa nafsu.
"Ketika terputus ketergantungan jiwa dengan hawa nafsu, maka jiwa tersebut akan mendapatkan ketentraman dengan bergantung kepada Allah." - Madarijus Salikin, Ibnul Qayyim Al Jauziyah
Level yang ketiga, saya lupa. Maaf *peace

***

Menulis ini karena sebuah kiriman whatsapp Karom, yang mau daftar, bisa kirim whatsapp ke +62 85284239760 ketik "Aku daftar KAROM ya!". Atau bisa follow ig-nya @karom_hg

Di kiriman itu, dikutip tentang lima perkara yang dapat merusak hati. Baca itu, jadi inget... pernah kepengen nulis nukil buku yang isinya itu. Tapi ragu, karena ada hambatan. Jujur takut, barangkali kelima-limanya sering aku lakukan hiks TT

***

Sekitar sebulan ada kali ya, saat aku memutuskan untuk memulai lagi hobi membaca yang pernah pudar hehe. Hubungan membaca dan menulis, yang katanya seperti kekasih itu, beneran kerasa. Tiap habis baca apa, ada dorongan untuk menulis apa yang udah dibaca. Apalagi kalau buku yang kita baca secara ga langsung bisa berkaitan, otak kita jadi ingin membuat simpulan-simpulan, belum lagi, kalau dari bacaan tersebut kita dapet insight baru. Rasanya jemari kaya ada mesin penggerak hehe.

Malas menulis, dan ingin cukup membaca saja, perasaan itu kadang hadir. Apalagi, saya termasuk penulis yang moody hehe. Tapi kalau ingat dulu, saat aku hanya hobi menulis, tapi hobi membacanya pudar, kerasa banget bedanya.

***

Tulisan ini jadi menjauh dari tema awal tentang tabattul ya? Hehe. Maaf.

Tabattul.. perlu banyak latihan, untuk bisa melakukan perpisahan/pemutusan dari hal-hal selain Allah. Tidak mudah, perlu usaha, latihan lagi dan lagi.

Menulis tentang tabattul sebenarnya membuatku takut. Karena terkadang seolah yang menulis sudah bisa mengamalkannya, padahal aslinya masih jatuh bangun, masih jauh jauh.. masih perlu banyak latihan dan belajar.

Tapi tidak menulisnya, juga takut. Takut yang dibaca dilupakan. Ya, tulisan ini, izinkan kupublish sebagai pengingat untuk diri. Bukan cuma tulisan ini, tapi semua tulisan di blog ini.
"The posts I write and share are first and foremost reminders to myself before anyone else."
Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya