Follow Me

Sunday, April 15, 2018

Belajar Ulang Tentang Hijab dan Hijrah

Bismillah.
#buku


Pernah kutulis di sini tentang buku yang disusun oleh seorang teteh, yang jadi booster semangatku dalam menulis. Alhamdulillah, Sabtu pekan kemarin saya bertemu sang teteh shalihah, cerdas, cantik, tulisannya udah dibukukan lagi hehe. Buku ini dititipkan ke tempat mukena masjid Salman, karena saat kami makan dan ngobrol dan makan siang bareng, sempat lupa. Giliran sudah berpisah, baru ingat, hehe. Detail kaya gini, harusnya ga perlu dituliskan ya? Hehe. Gapapa, nanti bisa diedit, atau dihide. In syaa Allah.

***

Aku beberapa hari ini sedang mengkonsumsinya, membaca lembar-lembar di dalamnya. Dulu, saat pertama cerita tentang buku ini, Tetehnya memang pernah bilang, kalau buku ini lebih cocok untuk muslimah yang sedang berhijrah, dan masih ragu untuk menggunakan hijab atau ragu untuk istiqomah di jalan hijrah. Tapi setelah membaca seratus satu halaman di dalamnya, bagiku, buku ini masih cocok untukku. Rasanya, seperti diingatkan lagi tentang niat hijrah, tentang makna hijab. Diingatkan lagi, tentang perintah menundukkan pandangan, dll, dst.

Aku suka sama tampilan bukunya meski agak pinky, tapi nyaman di mata. Ukuran font-nya, warna kertasnya, white space-nya, ilustrasi di dalamnya, dan tentunya, suka juga dengan konten dan tulisan di dalamnya. Rasanya seperti dapat tambahan penyemangat, membuatku berangan, kalau bukuku nanti, kaya apa ya? hahaha. mimpi loe bell, rasanya ingin memukul kepala sendiri. Ya, angan, mimpi, cuma sampai di situ, kalau ga diteruskan dan dilanjutkan dengan aksi. Aku, sampai detik ini masih terlalu sering diam dalam zona nyaman. Di blog ini saja, atau kontribusi di balik layar saja. Alasan, excuse, hambatan persepsi, rantai gajah.

Anyway, membaca buku tersebut, membuatku ingin menulis di sini. Memberitahu pada banyak orang, bantu promosi, ayo dibeli.. hehe.

***

Terakhir, dariku... Setiap muslimah punya perjalanan hijrahnya sendiri, jangan mudah menghakimi jika itu tentang orang lain. Tapi jika itu tentang kita, mari bicara pada diri sendiri, tanyakan pada hati, apa yang membuat kita enggan bersegera lari kepadaNya? Apa yang membuat kita masih ragu, mengamalkan ilmu yang dibentangkan olehNya, tentang hijrah, tentang hijab, atau tentang ilmu lain yang menanti untuk diamalkan.

Tidak bosan, mari sama-sama berdoa, doa yang ada di surat Al Kahfi, tentang orang yang lupa mengucap in syaa Allah. Yang maknanya begitu indah... 

إِلَّآ أَن يَشَآءَ ٱللَّهُ ۚ وَٱذْكُر رَّبَّكَ إِذَا نَسِيتَ وَقُلْ عَسَىٰٓ أَن يَهْدِيَنِ رَبِّى لِأَقْرَبَ مِنْ هَـٰذَا رَشَدًۭا
kecuali (dengan menyebut): "Insya Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa dan katakanlah: "Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekat kebenarannya dari pada ini".

Aamiin.

Wallahua'lam.




No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya