Aku Kira
Isabella Kirei
October 29, 2019
0 Comments
Bismillah.
Aku kira, aku tidak akan menulis postingan baru di sini sampai nanti berganti bulan. Tapi aku salah. Hari ini, Allah menggerakkan hatiku untuk menulis.
***
Dua bab terakhir buku ini membahas tentang ridha dan tentang peradaban. Dari bab Ridha, ada satu syair yang ingin kukutip. Sedangkan dari bab peradaban, ada juga tulisan yang ingin kunukil. Oh ya, bab peradaban ini pendek, isinya pengingat saja agar kita sebagai muslim tidak silau melihat peradaban di luar islam, peradaban barat, peradabat bangsa-bangsa non muslim.
***
Sebuah Syair untuk Direnungkan
Amru Khalid, sebelum mengutip syair ini menuliskan, "Alangkah baiknya kita merenungkan kata hikmah yang diucapkan seorang penyair ini:"
Mungkinkah engkau merasa bahagia
sementara hidup ini adalah derita.
Mungkinkah engkau pasrah,
sementara semua orang marah.
Jika cintamu itu sejati,
apapun bagimu akan mudah.
Sebab apapun yang di atas tanah
asalnya tetap tanah.
Tentang Keseimbangan
Lalu Amru Khalid meneruskan penjelasannya,
Ah ya, satu lagi. Semangat semuanya~
Se - ma - ngat - !!!
Allahua'lam.
Aku kira, aku tidak akan menulis postingan baru di sini sampai nanti berganti bulan. Tapi aku salah. Hari ini, Allah menggerakkan hatiku untuk menulis.
***
Kemarin, buku "Silsilah Hidayah"-nya Amru Khalid selesai kubaca. Buku kecil yang seharusnya bisa selesai cepat, tapi ternyata baru beres beberapa bulan. Ada banyak jeda saat aku berhenti membacanya. Bayangkan saja, dari Ramadhan kemarin, sampai bulan ini.. bulan apa ini? Rabiul awal. Wah. Udah mau Ramadhan lagi... B-6 Ramadhan.
Dua bab terakhir buku ini membahas tentang ridha dan tentang peradaban. Dari bab Ridha, ada satu syair yang ingin kukutip. Sedangkan dari bab peradaban, ada juga tulisan yang ingin kunukil. Oh ya, bab peradaban ini pendek, isinya pengingat saja agar kita sebagai muslim tidak silau melihat peradaban di luar islam, peradaban barat, peradabat bangsa-bangsa non muslim.
***
Sebuah Syair untuk Direnungkan
Amru Khalid, sebelum mengutip syair ini menuliskan, "Alangkah baiknya kita merenungkan kata hikmah yang diucapkan seorang penyair ini:"
sementara hidup ini adalah derita.
Mungkinkah engkau pasrah,
sementara semua orang marah.
Jika cintamu itu sejati,
apapun bagimu akan mudah.
Sebab apapun yang di atas tanah
asalnya tetap tanah.
Tentang Keseimbangan
Abdullah ibn Umar pernah ditanya, "Apakah para sahabat rasulullah s.a.w. pernah tertawa?
Ia menjawab, "Mereka tertawa dan bergurau. Mereka tertawa, namun iman di hati mereka lebih kokoh daripada gunung-gunung."
Lalu Amru Khalid meneruskan penjelasannya,
Jadi, yang dituntut dari seorang manusia adalah keseimbangan; tidak tenggelam dalam keinginan nafsu dan melupakan ibadah; tidak pula tenggelam dalam ibadah dan meninggalkan usaha mencari rezeki.
Ada paragraf-paragraf lanjutan penjelasannya, tapi aku nukilkan sampai di sini saja. Saat membaca penjelasan itu, aku berkaca, bahwa aku masih jauh dari keseimbangan. Ada banyak yang harus diperbaiki pada diri, bukan sekedar dengan membaca tentunya. Buat apa buku-buku, kalau hanya terhenti sebagai bacaan?
***
Terakhir,.. sebuah doa. Allahummarzuqna ilman nafi'an wa rizqan tayyiban wa 'amalan mutaqabbalan. Aamiin. Ya Allah karuniakanlah kami ilmu yang manfaat, rizqi yang thayyib dan amalan yang diterima. Aamiin, Aamiin Ya Rabb.
Se - ma - ngat - !!!
Allahua'lam.