Follow Me

Sunday, November 22, 2020

SS Week 3 (Part 2) - Dari Hati dan dengan Cinta

Bismillah.

#guidelight #batch3 #lightseeker



Pekan ini Sharing Session sedikit berbeda, selain pemantik yang jumlahnya tiga, pengumpulannya pun berbeda. Bukan lagi file dokumen PDF maksimal 3 halaman, tapi sebuah insight yang dibagikan ke instagram/blog/podcast, dikumpulkan dalam bentuk link. Sebuah catatan tertulis di keterangan SS pekan ini: Ilmu yang bermanfaat adalah ilmu yang dibagikan.


Tulisan terkait pematik pertama bisa dibaca di sini. Sekarang kita lanjut ke pemantik kedua.


Pemantik kedua, masih dari kisah seorang lelaki dari pinggiran kota, yang mencintai kaumnya. Rasa cinta tersebut, tidak terhenti saat ia hidup. Bahkan setelah ia meninggal, karena disiksa kaumnya, dan Allah menghadiahkan surge, ampunan dan kemuliaan kepadanya, ia masih mengingat kaumnya. Ucapan tersebut Allah abadikan dalam Al Quran, “Ya laita qaumi ya’lamun”, if only my people know.


Ini ketukan lembut kedua. Jika yang pertama mengajak kita untuk menyadari pentingnya berdakwah, kali ini ketukannya mengingatkan kita untuk berdakwah dari hati, dan dengan cinta. Karena ada yang niatnya berdakwah, namun salah memilih cara dan kata. Bukan mengundang, namun justru membuat orang jadi pergi.


Pemantik kedua mengingatkanku pada penjelasan sebuah ayat di surat An Nahl.


ٱدْعُ إِلَىٰ سَبِيلِ رَبِّكَ بِٱلْحِكْمَةِ وَٱلْمَوْعِظَةِ ٱلْحَسَنَةِ ۖ وَجَـٰدِلْهُم بِٱلَّتِى هِىَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِۦ ۖ وَهُوَ أَعْلَمُ بِٱلْمُهْتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [Surat An-Nahl (16) ayat 125]


Ustadz Nouman saat itu menjelaskan beberapa hal. Pertama tentang kata ud’u, yang berarti undangan, dan bahwa undangan itu hanya dibagikan pada orang yang kita sayangi. Dan yang kedua, bahwa undangannya bukan ke suatu tempat, tapi ke sebuah jalan. Di sebuah jalan, kecepatan kendaraan yang melintas berbeda-beda. Ada yang berjalan pelan, ada yang bersepeda, ada pula yang menggunakan mobil balap. Kita tidak diminta untuk menuntut semua orang berada pada kecepatan yang sama. Selama kita ada di jalan tersebut, maka kita akan selamat.


Mengundang dari hati dan dengan cinta itu butuh ilmu, maka kita harus belajar dengan fiqh dakwah. Memberi kabar gembira sebelum peringatan. Mempermudah dan tidak mempersulit. Lembut dan tidak kasar. Jikapun harus berdebat, maka berdebat dengan cara yang baik. Semuanya tidak mudah, tapi bisa dipelajari. Harus banyak berdoa, semoga Allah menguatkan kita. Karena kalau istilahnya ustadz Salim, ini adalah Jalan Cinta Para Pejuang. ^^


Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya