Bismillah.
Kadang, ada momen-momen saat kamu ingin menyangkal. Bukan, bukan itu. Tapi akhirnya kamu cuma bisa diam. Karena kamu tahu bahwa kalimat yang ingin kau sangkal itu, adalah bentuk baik sangka dari mereka.
Seperti saat aku memberitahu jadwalku buka aplikasi hijau itu, bagaimana aku mungkin tidak bisa selalu online. Tidak bisa fast respond di jam-jam tertentu. Kemudian respon mereka.
I want to deny their sentence. No I'm not good at managing my online time. Neither do I always get productive whenever I'm offline.
Tapi akhirnya aku cuma bisa diam. Semoga Allah memaafkan aku, atas prasangka baik orang-orang padaku. Karena hal-hal yang terlihat di luar baik, belum tentu di dalam baik. Bukan aku ingin mengenakan topeng. Tapi aku bersyukur atas hijab yang Allah karuaniakan setiap harinya. Karena sungguh aku hanya hamba yang hina dan dina, yang punya banyak sekali PR taubat dan istighfar.
***
Aku bersyukur atas 'kondisi' ini. Allah mengajarkanku pelan-pelan untuk tidak tergantung pada benda rectangle itu.
Aku bersyukur akan pelajaran di masa lalu yang membuatku lebih nyaman di "dunia blog" daripada di sosial media yang banyak sekali distraksi di dalamnya. Meski aku juga harus hati-hati. Karena di luar orbit itu pun, ada begitu banyak distraksi yang membuat kita 'terputus' dari koneksi memaknai dan mengejawantahkan ayat-ayatNya.
Terakhir, untukku, untukku. Let's not become people that would be put shackles around their necks up to their chins, so their heads are forced up. TT Open your eyes, your ears and your heart to take lesson from the reality, the history, and of course from the light that He sent down.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya