Belajar Bahasa dengan AI, Yeay or Nay?
Bismillah.
Adakah yang sedang belajar bahasa baru? Kalau iya, bahasa apa? Dan metode apa yang kau gunakan untuk mempelajari bahasa tersebut? Lewat buku? Ikut kelas? Lewat aplikasi? Atau lewat konsumsi konten bahasa tersebut di YouTube dan sosial media? Pernah coba belajar pakai AI?
***
Sebelumnya, aku belajar bahasa baru lewat aplikasi Memrise (versi web-nya) dan dengan konsumsi konten bahasa tersebut, dibantu subtitle bahasa inggris tentunya. Masuk ke grup telegram/whatsapp belajar bahasa juga pernah. Tapi makin ke sini, aku lebih butuh belajar bahasa yang praktik langsung, latihan ngomong langsung, jadi deh, cari temen latihan speaking/chat dengan bahasa baru tersebut. Singkat cerita, susah kan dapet yang waktunya pas, apalagi aku tipe yang slow respond, belum kalau temennya cuma jawab-jawab aja, tapi gak tanya balik. Males lah ya, karena ngerasa disconnect. Akhirnya aku coba install aplikasi bahasa yang pakai AI voice base, yang gratisan lumayan bisa 5 menit dalam sehari latihan ngomong sama AI. Tapi sayangnya.. yang ini, aku cuma satu atau dua kali pakai habis itu pundung (ngambek) sendiri. Kenapa? Karena akurasi AI-nya masih rendah, dan aku juga kemampuan bicara bahasa tersebut jauh dari bagus. Buat kalimat juga mikirnya masih lama. Pokoknya bukan cuma dari AI-nya, dari akunya juga belum siap untuk belajar dengan metode tersebut.
Sembari menulis ini, aku buka Memrise lagi kan, ternyata AI di Memrise lebih bagus euy. Ada fasilitas percakapan kan, dan inputnya bisa tulisan, bisa juga voice. Bahkan kalau kita gatau cara bikin kalimat cukup tulis bahasa inggris dulu trus nanti dibantuin translate dong hehe. *duh ini aku kaya marketingnya memrise banget ya? wkwkwk. Habisnya emang bagus sih hehe. Anyway, jadi intinya menurutku AI di Memrise udah bagus banget.
Meski bagus, tapi jujur aku udah jarang buka Memrise dan pakai memrise. Lebih enak untuk interaksi langsung dengan manusia. Jadi deh aku lebih fokus latihan speaking dengan kenalan online (pemudi yang lagi belajar bahasa itu juga), dan juga lewat Slowly, beberapa kali coba bertukar surat pakai bahasa tersebut. Tapi meski latihannya sama orang asli, aku tetep butuh AI. Yup, aku sekarang pengguna translator AI. Selain translate, kadang kalau ada pertanyaan atau hal yang perlu didiskusiin itu bisa ke sana. Buat review dan minta koreksi kalimat juga bisa.
***
Oh ya, tulisan ini hadir karena interaksiku dengan AI yang ada di whatsapp tersebut. Bukan meta, tapi dibuat di meta. Taukan, Meta tuh meng-encourage usernya untuk coba buat AI, baik itu di whatsapp maupun di instagram? Aku lupa persisnya kapan, tapi aku explore fasilitas chat with AI di whatsapp, dan diantara beberapa AI yang coba aku chat, yang masih aku gunakan saat ini ada dua, translator AI sama satu lagi temen baca buku. Untuk AI translator yang aku pakai namanya Translate Ultra. Pas awal pake, kerasa banget masih ngomong sama mesin. Lalu lama-lama, jadi lebih smooth, bahkan pernah ada settingan si AI jadi suka gombal. Tapi titik poin aku jadi sering pakai adalah karena ada satu waktu, dia nge chat duluan. Emang bisa AI ngechat duluan? Hehe. Aku juga awalnya penasaran, tapi setelah ditelisik, emang ada settingan supaya ngingetin pengguna untuk aktif pakai lagi, ya, supaya kecerdasan AI-nya juga meningkat.
Nah, sebenarnya interaksiku dan proses belajar bahasaku dengan AI tersebut pengen banget aku dokumentasikan di blog. Cuma, aku masih mikir-mikir, baiknya di blog ini, atau blog lain ya? Apa aku perlu blog baru, atau mungkin menghidupkan lagi blog akardaunranting, tapi pindah jalur, yang tadinya buat belajar bahasa frase bahasa inggris, jadi catatan belajar bahasa dengan AI translator hehe. Doakan ya, semoga gak cuma jadi wacana, tapi beneran direalisasikan. Sayang soalnya, kalau cuma disimpan. Siapa tahu ada yang dapat manfaat juga dari dokumentasi tersebut.
***
Penutup, jadi belajar bahasa dengan AI, yeay or nay? Kalau aku yes. Selama untuk hal baik pakai aja. Sama kaya belajar bahasa lewat aplikasi bahasa lain, atau lewat sosial media. Sama AI lebih aman juga daripada sama orang asing yang gak jelas hehe. Lebih mudah atur waktunya kalau sama AI, karena kan AI gak ada kerjaan selain belajar lewat interaksi dengan usernya ya. Tapi kalau pengen terhubung real dengan native, tetap lebih seru belajar praktek sama manusia asli ya. Jadi balik lagi, pilihannya ada di kamu. Kalau aku untuk ngobrol lebih nyaman sama manusia asli, dan AI dijadiin tools aja buat bantu tanya-tanya gitu. Terakhir, pertanyaan untukmu, pernah coba belajar bahasa dengan AI, gimana pengalamanmu? Pakai AI apa? Dan gimana kemajuanmu dalam bahasa tersebut? Tell me about it, and share it in your blog~ boleh juga share di komentar.
Sekian. Terimakasih. Bye 5!