Sebuah wacana hadir, sebagai salah satu agenda di Asrama Putri Salman : Belajar Bela Diri. Kemudian tersebutlah satu demi satu jenis beladiri. Wushu, Karate, Aikido, Pencak Silat, Perisai Diri, Thifan, dan beberapa nama lain.
***
Talking about bela diri. Ada satu hal yang membuatku tertarik pada salah satu nama diantara sekian nama bela diri di atas. Thifan. Kenapa? Karena dari Thifan, aku terilhami banyak hal, salah satunya : bahwa belajar bela diri, bukan sekedar untuk membeladiri.
Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).(QS Al Anfal : 60)We're not talking about how to defense ourselves. Tapi ini tentang persiapan kita menghadapi musuh Allah, musuh kita dan orang-orang selain mereka yang kita tidak mengetahuinya. Mempersiapkan kekuatan apa saja yang kita sanggupi, untuk Agama Allah, Islam. :) Insya Allah.
Selain persiapan fisik, ada pula persiapan ruhani yang perlu kita lakukan. Satu hikmah lagi, yang aku dapat dari Thifan. Bahwa setiap latihan fisik, harus dibarengi dengan latihan ruhani. Sholat, tilawah, puasa, dan ibadah lain yang berguna untuk mendekatkan diri kita pada Yang Maha Perkasa, Allah Al Aziz :)
***
Belajar beladiri itu, niatnya harus lurus. Bukan sekedar agar badan sehat dan kuat. Bukan sekedar untuk jago-jagoan. Merasa diri lebih baik dan bisa mengalahkan yang lain.
Belajar beladiri itu. Hendaknya disandarkan pada ayat-Nya di atas. Kenapa? Agar tak sia-sia^^
Dari Amirul Mu’minin, Abi Hafs Umar bin Al Khottob radiallahuanhu, dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Sesungguhnya setiap perbuatan tergantung niatnya. Dan sesungguhnya setiap orang (akan dibalas) berdasarkan apa yang dia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena (ingin mendapatkan keridhaan) Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya kepada (keridhaan) Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang dikehendakinya atau karena wanita yang ingin dinikahinya maka hijrahnya (akan bernilai sebagaimana) yang dia niatkan.Wallahua'lam bishowab..
(Riwayat dua imam hadits, Abu Abdullah Muhammad bin Isma’il bin Ibrahim bin Al Mughirah bin Bardizbah Al Bukhori dan Abu Al Husain, Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naishaburi dan kedua kitab Shahihnya yang merupakan kitab yang paling shahih yang pernah dikarang) .
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya