Bismillah..
"udah nggak jaman membatasi pertemanan di facebook", kurang lebih begitu ungkap seorang trainer Sosial Media. Berteman dengan banyak orang itu, artinya menyambung silaturahim ke banyak orang. Lanjutnya, menegaskan kalimat pertama.
People might agree to that sentence. But I'm not.
***
Dan satu demi satu urgensi dan keuntungan memiliki teman banyak di facebook dipaparkan. Kebanyakan sih, keuntungannya tentang efisien dan efektifitas kita dalam berbisnis. Termasuk juga dalam berdakwah.
Tapi dasar diri ini sensi, somehow.. aku ingin berteriak menolak statement tersebut. Bagiku tidak! Untuk apa coba teman yang lima ribu? Kalau lebih banyak membawa mudharat?
Penuh sesaklah news feed kita dengan hal-hal nggak penting. Dengan status alay nan ga jelas, gara-gara banyak yang nggak kita kenal tapi jadi friend kita. Belum lagi kalau banyak yang ng-like dan komen nggak jelas di apapun yang kita share. Belum lagi, kalau ada yang suka ngirim sesuatu nggak jelas ke akun kita (baik dalam bentuk posting wall, gambar atau message). Belum lagi.... *ah, nggak kebayang deh!
Bagiku, cukuplah teman di facebook adalah orang-orang yang benar-benar jelas. Nggak harus bener-bener kita tahu orangnya, yang penting ia masuk kriteria pengguna facebook yang baik. Jadilah kalo ada yang ng-add akun, aku selalu buka profilenya dulu. Lalu pertimbangannya ada pada : mutual friend, kesamaan dgn kita (sekolah, asal kota, dkk), isi wall-nya, ikhwan/akhwat. Urutannya tidak selalu sama, yang jelas parameternya tiga itu.
***
Si Trainer masih menerangkan profit-profit punya teman banyak. Bercerita tentang akun facebook ke-3nya. Hm 10.000 teman di facebook masih belum cukup buat beliau. Laalalalalala.. aku hanya mendengarkan sepintas. Tak begitu ambil peduli. Yaudah si yaaa..
Si Trainer masih bercerita, tentang alternatif buat dua akun facebook. Yang satu untuk publik, satu lagi untuk keluarga dan orang-orang khusus. Dan aku? Masih sama, masih masuk telinga kanan lalu keluar telinga kiri. Dudududududu..
*eh, aku sensi banget ya? :P
Eh, tapi bener loh.. menurutku, di era yang kaya gini. Saya menyarankan para wanita, para akhwat.. untuk hati-hati memilih teman di facebook. Bisa jadi, akan ada stalker, atau orang-orang tidak bertanggungjawab yang akan menyalahgunakan akun kita. Jangan sampai kejadian kaya yang satu ini. Maka yuuk.. pelajari lagi pengaturan privasi kita. Bedakan, posting yang untuk publik, untuk teman dari teman, untuk teman, untuk orang-orang khusus dan yang untuk diri sendiri. Bingung? Hehe :) Boleh-lah tanya-tanya ke saya kalo ada yang mau belajar, atau bisa juga coba-coba sendiri.
Wallahua'lam.
#bersihbersihdraft
Assalamu'alaikum
ReplyDeletehallo mba...aku uli..salam kenal :)
aku sedang bertandang nih ke blog mba,,*ceritanya mau ngubek2*..kebetulan aku memang seneng aja melanglang buana membaca blog orang..lumayan juga buat nambah inspirasi..hehe
oh ya mengenai artikel mba yang ini, maaf ya kalo sedikit kukomentarin..
aku setengah setuju, setengah ngga nih ama artikel mba yang satu ini *padahal ngga ada yg minta pendapatku juga* hehe
jujur saja, setelah baca yang ini, saya agak nyesss gimanaaa gitu..asa kasindir euy, padahal ngga ada yg nyindir..hohoho
aku setuju dengan sikap mba yang selektif dalam memilih teman di facebook..tapi entah kenapa, saya agak kurang sreg ya dengan kriteria 'ikhwan/akhwat' itu..memangnya mba kalo di fb cuma mau berteman sama ikhwan atau akhwat aja ya? :)
salut juga sih sebenarnya dengan sikap selektif mba..saya mah, kalo di add sama orang yang ga dikenal pun, akan saya approve, siapa tau bisa nambah kenalan baru :) terkecuali kalo emang udah (maaf) nyampah nyampah banget dan hampir 90% seluruh postingannya tak ada manfaatnya, baru deh saya remove..
terima kasih ya,, lewat postingan ini saya jadi dapet inspirasi nih
kalo berkenan, mampir ke blog saya ya mba
uliloranisugandi.blogspot.com
Wa'alaikumussalam :) Salam kenal juga Uli..
ReplyDelete:) Makasih udah berkunjung dan komen.^^
Tapi kayanya, ada salah pengartian deh. Maksud saya kriteria ikhwan/akhwat itu.. kriteria dia cewek/cowok. Kalo cewek, saya tidak terlalu selektif. asalkan dia tidak suka 'nyampah' dan alay saya biasanya langsung aprove, meski mutual friendnya cuma dikit. Sedangkan kalo cowok, somehow saya suka berat buat approve meski dia udah banyak mutual friendnya, kalo saya di dunia nyata nggak kenal sama dia, atau nggak ada kesamaan asal sekolah.
:) sekian penjelasannya. haha. harap dimaklumi ya, saya terlalu sering pake kata ganti ikhwan/akhwat untuk cewek-cowok jadi deh tulisan di atas ambigu.