Bismillah..
--draft 2012, never too late to publish hehe^^
Everyone has their own priority.
Hari itu, aku merelakan diriku duduk diantara mereka. Mencoba mendengarkan dan mencerna yang mereka coba teriakkan.
***
Mendengarkan, mendengarkan.. dan tak rasakan apa yang kudapat, selain lebih memahami kondisi sekarang. Selain lebih mengerti apa yang mereka1 inginkan dan apa yang mereka2 inginkan. Well now I know i got something. At least I got something.
Sedikit banyak mereka bercerita tentang prioritas. Bahwa saat itu, yang mereka2 harapkan adalah prioritas mereka1. Sedangkan mereka1 bercerita tentang prioritas mereka yang tak hanya untuk sesuatu yang tidak pasti ini. Ada akademik, ada unit, ada banyak prioritas lain yang lebih mereka1 pilih.
Kemudian muncul-lah keyword itu : simulasi.
They said (mereka2), this is stimulation! Whether you will survive in this community or not is seen in this phase. If you are comfortable in this community, sure you deserve to become our family. If you are not comfortable, you'd better go before it's too late.Redaksinya memang tidak persis seperti paragraf di atas. Tapi intinya, kurang lebih itu yang kutangkap. (*yea.. I know I am who is too sensitive)
Tentang prioritas. Kembali ke pernyataan awalku : Everyone has their own priority. Dan aku, insya Allah berusaha menghargai prioritas setiap orang. Seperti diri, yang tidak ingin dicampuri prioritasku terhadap ini dan itu. Setiap orang prioritasnya berbeda, maka jangan paksakan yang orang yang kau anggap seharusnya aktif di A, untuk aktif di A. Jangan paksakan orang yang kau anggap seharusnya aktif di B, untuk aktif di B. Everyone has their own choice. You don't know either his/her reason.
***
"Aku tak tahu, aku sedang berada di mana sekarang. Rasanya baru saja aku diyakinkan oleh seseorang untuk tetap bertahan. Well you are the one who need it. Tanpamu,dakwah ini akan tetap berjalan. Tetap bersemi mencoba mengetuk satu demi satu pintu hati mereka.
Kemudian seolah setelah pertemuan itu, aku didorong ego untuk mundur. Ya aku tidak merasa nyaman. Maka bukankah lebih baik aku mundur?"
Pertanyaan itu yang ada di benakku saat itu. Hampir-hampir jadi non-himp. But Allah wrote such a beautiful plan for me :) Hari-hari berat memang sudah terlalui. Tapi aku masih punya PR. Keberadaanku di sana, adakah mewarnai? Atau justru terwarnai? Atau malah.. tak mewarnai dan tak terwarnai? Sekedar status keanggotaan, hadir seperlunya, sekedar itu. >.<
Ya Allah.. mudahkanlah^^ Jika niat ini lurus, bukankah akan selalu Kau tunjukkan jalannya?
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya