Baca bag 1 | bag 2 | bag 3 | bag 4
***
Allahuakbar |
Bagian terakhir ayat 185
Wa li tukabbirullaha 'alaa maa hadaakum
Wa la'allakum tasykuruun.
Wa la'allakum tasykuruun.
Dan agungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan padamu dan supaya kamu dapat bersyukur. Maksudnya agungkan Allah, salah satunya adalah dengan memprioritaskan Allah di setiap aktivitas kita. Termasuk menunda semua hal ketika wktu shalat tiba..
...wa li tukabbirullah, you say, "Allah is greater than my sleep, Allah is more important than my sleep." That's what this means, to prioritize Allah.
Allah is a bigger priority than my own temptation, my own laziness, my own desire, my own urges, my own hunger, my own greed. All of those things are less, Allah is greater. That's the training of Ramadhan.
- Nouman Ali Khan
Wa la'allakum tasykuruun. Supaya kamu bersyukur, bersyukur terhadap apa? Cek awal ayat ini.. Syahru ramadhan alladzi unzila fi hi al quran. Hal pertama yang kita harus syukuri adalah Al Quran. Dan bagaimana caranya? Apakah cukup hanya berucap alhamdulillah?
Syukur kita terhadap Al Quran salah satu caranya adalah dengan kita membacanya, mempelajarinya, menghafalnya. Karen kalau kita berkata, "Alhamdulillah, Allah telah menurunkan Al Quran", lalu kita meletakkannya di rak dan mmbiarkannya berdebu. Itu bukan syukur..
"Huwa hablullahil matin minassamaa-i ilal ardh. It's the stretched rope of Allah from the sky to the earth. Quran itself. The more connected you are to the Quran, the more connected you are to Allah. The more disconnected you are from the Quran, the more disconnected you are from Allah. That's a fact.
You have to be, and I have to be, on a life mission to get closer to this book. And nobody can't say that they're close to the Quran. Nobody. This is an ocean that doesn't have an end."
***- Nouman Ali Khan
Selanjutnya ayat tentang doa, Al Baqarah ayat 186.
Ayat ini dimulai dengan kata idza yang artinya when/ketika. Kata ini berbeda dengan kata in yang artinya if/jika. Bedanya apa? Kata 'ketika' artinya ada rasa harapan/expecting. Sedangkan kata 'jika' membuka kemungkinan kalau yang terjadi sebaliknya.
wa idza sa-alaka 'ibadi ; Allah berfirman, "Ketika hamba-Ku bertanya padamu," Allah tidak berfirman, "Jika hamba-Ku bertanya padamu". Mengapa? Karena Allah tidak berkata, "Oh mungkin mereka tidak bertanya".
Allah is expecting you to ask. He's waiting to you to ask. It's not just the possibility, it's like Allah is saying, "Whether you're gonna ask?"
Subhanallah. Idza, di dalamnya ada tawwaqu', ada ekspektasi, ada thollab, ada cinta di dalam kata idza. Jika Allah berbicara tentang orang-orang yang tidak Allah pedulikan, apakah mereka bertanya atau tidak, siapa yang peduli? Allah akan menggunakan, in sa-ala. Tapi Allah berfirman, "idza sa-ala".
Terus kata sa-ala, itu adalah sebuah kata kerja lalu past tense. Kalau menggunakan present tense, yas-alu, artinya kejadian yang terjadi berulang-ulang. Sedangkan past tense maknanya, kejadian yang terjadi satu kali.
Meaning, I'm waiting for my slaves they can only ask about Me, how many times? Once. I'm not even waiting for a lot of times. I'm expecting just one time to ask.
Lanjut.. sa-alaka. Ka di sini maknanya ke Rasulullah. Jadi ketika hambaKu bertanya padamu, maksudnya bertanya pada Rasulullah tentang Allah.
Lanjut ke kata 'ibadii. Artinya hamba-Ku. Yang digunakan kata hamba, Allah tidak menggunakan kata mereka, bukan orang-orang yang beriman, bukan sahabatmu, bukan pula orang-orang islam. Bahkan hamba-Ku, bukan 'ibaduna atau 'ibadullah.
Dalan Al Quran Allah menggunakan kata ganti 'Aku' juga 'Kami'.
If you read an ayah of the Quran that has 'I' in it, it's either Allah's showing a lot of love or He is showing a lot of anger. There's only those two, there's no normal situations.
Selain itu... kata kepemilikan 'my' berarti rasa sayang. Karena sejauh apapun kita dengan seseorang misalnya, dengan kakak, adik, paman, ibu, ayah. Kalau kita menggunakan kata Ibuku, Pamanku, Adikku, itu adalah bentuk ekspresi sayang.
And they're 'ibaad. Now, these people may not be worshiping Allah. But He still calls them 'ibaad.
Kata 'ibadi di ayat ini membuatku sadar... bahwa Allah menggunakan kata tersebut untuk membuka lebar pintu doa, bahwa siapapun bisa bertanya dan berdoa kepada-Nya. Selain itu, kata ini juga menunjukkan kasih sayang Allah. Betapapun kita jauh dari-Nya, Allah masih menunggu kita untuk bertanya tetang Allah, Allah menunggu kita berdoa kepadanya, Allah.. masih menganggap kita sebagai hamba-Nya.
Bersambung... link bagian selanjutnya
Allahua'lam.
#RamadhanInspiratif #Challange #Aksara
***
PS: Semua yang aku kutip berarti literally, ucapannya ustadz Nouman ya.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya