Follow Me

Monday, June 5, 2017

Saat 'Semua Orang' Mengingat(kan)ku

Bismillah.

Sebelumnya maaf. Sedang ingin banyak curhat. Akan saya usahakan sebisa mungkin isinya lebih objektif jadi bisa dirasakan semua orang.

***

Pernahkah kamu memilih memendam masalah sendirian? Karena kamu merasa lebih bangga, ketika menceritakan masalah tersebut, beserta penyelesaian yang sudah kamu lakukan.

Pernahkah kamu memilih menyendiri saat banyak pikiran menekan-nekan otakmu? Karena kamu merasa, bercerita pada orang lain hanya akan jadi keluhan, atau hanya akan membebani mereka yang mendengar beban pikiranmu.

Pernahkah kamu merasa, diam, memilih mengasing adalah cara yang lebih baik agar orang lain tak khawatir? Karena kamu ingin mereka melihat senyummu saja, tanpa melihat tangismu. Karena kamu ingin mereka melihat wajah cerahmu saja, tanpa melihat awan gelap yang membuatmu tertunduk.

Aku pernah merasakan itu semua. Menjadi introvert parah, entah cara berpikirku yang salah, entah aku egois, atau aku sombong. Yang jelas.. pernah di suatu masa aku memilih memendam masalah sendirian. Yang jelas.. pernah di suatu masa aku memilih menyendiri saat ribuan pikiran menekan otakmu sampai tidurpun, kamu tidak bisa nyenyak. Yang jelas.. pernah di suatu masa.. aku memilih tidak memberi kabar lebih baik daripada memberi kabar buruk.

Tapi kenyataannya.. itu semua tidak selalu benar. Sikap memendam masalah, menyendiri, dan memilih diam serta mengasing tidak selalu bisa jadi sikap yang benar. Beda situasi, beda pula sikap yang seharusnya diambil.

***

Jujur rasanya aneh... saat seolah semua orang kini bertanya padamu... Bagaimana masalahnya? Sudah ketemu solusinya?

Jujur awalnya rasanya kikuk... saat seolah semua orang kini bertanya padamu... Bagaimana sekarang? Udah baik-baik aja? Masih banyak pikiran?

Jujur rasa aneh dan kikuk tersebut tiba-tiba menjelma menjadi rasa haru dan syukur. Saat seolah semua orang mengingatmu... dan mengingatkanmu.

Mereka bertanya karena mereka mengingatmu, karena kamu tidak sama dengan orang asing yang lalu lalang di jalan raya. Mereka bertanya karena mereka mengingatmu, sebagai salah satu teman, adik,anak, mahasiswa, kakak, yang pernah memberi warna di hidup mereka. Mereka mengingatku... (':

Mereka bertanya karena mereka ingin mengingatkanmu, karena mereka ingin kamu bahagia. Maka mereka mengingatkanmu agar tidak menyerah, agar bertahan sedikit lagi, agar lebih banyak berdoa dan usaha. Mereka mengingatkanmu, karena mereka peduli... jatuhnya kita mereka peduli, senyum kita mereka peduli, tangis kita mereka peduli. (':

***

Terimakasih untuk semua orang yang mengingatku dan mengingatkanku. Semoga Allah memberikan balasan yang lebih baik.

Terimakasih untuk semua orang yang mengingatku meski tidak bisa mengingatkanku.. mungkin kamu bingung memulai percakapan denganku yang jutek, dingin, dan seringkali tidak membuka pintu komunikasi. Tapi Allah Maha Tahu, atas setiap doa yang kamu panjatkan untukku.

Terimakasih.. untuk Ayah.. yang akhir-akhir ini tanpa kata memperbanyak doanya untukku, mengusahakan banyak hal untukku. Terimakasih untuk Ibu... yang selalu khawatir dan bertanya hari ini aku makan apa, sahur ga, dan sudah sampai di kosan belum. Terimakasih.. untuk mereka yang tidak bisa aku sebut satu-satu.

Jazakumullahu khairan katsiraa...

***

PS: tulisan ini mungkin akan bolak balik kondisi bisa diakses, dan balik ke draft. Jujur.. kmrn setelah nulis ini, justru aku balik lagi ke kondisi tutup mulut, mengasing, menyendiri. Ah... jadi berasa jadi pembohong TT. Tapi hari ini.. izinkan aku publish lagi, karena kenyataannya.. aku harus ingat, bahwa mereka semua mengingatku dan mau mengingatkanku.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya