Follow Me

Friday, February 9, 2018

Banyak Bicara atau Menulis Tentang Diri

Bismillah.
-Muhasabah Diri-

Seorang sahabat pernah menuliskan di salah satu sosial medianya. Katanya, kita cuma perlu duduk dan banyak mendengar orang lain berbicara tentang dirinya. Lalu sadar atau tanpa sadar, orang tersebut akan memberitahu kita kekurangan, kesalahan dan aibnya.

Saat membaca itu, awalnya aku sensi hehe. Kebiasaan buruk. Merasa disindir, karena memang saat itu aku banyak berbicara tentang diri padanya. Namun rasa sensi tidak membuatku berhenti/mengurangi bicara tentang diri, terutama jika bertemu dan duduk di dekatnya. Ia terlalu banyak diam, pendengar yang baik, aku? Aku jadi nyaman bercerita ini itu tentang diri.

Mungkin ia menulis itu untuk mengingatkan dirinya. Agar tidak banyak cerita tentang diri. Dan ia benar-benar melaksanakannya, hampir tidak pernah, kecuali di saat-saat tertentu, di momen tertentu, baik secara lisan saat aku duduk di dekatnya, atau lewat tulisan, di tempat yang bukan "jalan raya" itu.

***


Di sini, aku ingin mengingatkan diri sendiri. Agar tahu tempat, agar ingat kapan harus berhenti bercerita tentang diri.

Memang, menulis yang paling mudah, adalah menulis tentang diri. Kita paling banyak mengetahui tentang diri, tentang apa yang kita alami, apa yang kita lihat. Ya, segala hal yang berotasi disekitar diri. Walaupun, ada yang mengaku belum mengenal diri, tapi menulis tentang diri yang belum dikenal, jauh lebih mudah daripada menulis tentang orang lain yang belum dikenal. Hehe.

Ada banyak cara menyampaikan hikmah, tanpa menyangkut pautkan dengan diri. Unsur tentang diri bisa dihapus, atau disamarkan, namun hikmah atau inti tulisan/pembicaraan yang ingin disampaikan tidak hilang, bahkan makin utuh, karena tidak tercampur noise curcol hehe.

Untukku... belajarlah mengurangi menulis tentang diri. Di sini, maupun di tempat lain. Mungkin tempat ini tidak seprivasi diarymu, tapi banyak hal yang seharusnya disimpan, yang kamu pilih untuk dipublish di sini. Ya, ini mungkin bukan "jalan raya", namun siapapun bisa lewat sini, sengaja atau tanpa sengaja.

Sesekali, dua kali, bicara tentang diri atau menulis tentang diri boleh. Terutama pada orang yang kamu percaya, saudara, keluarga, sahabat. Mereka akan tahu, bahwa kamu sudah membuka hatimu, saat kamu bicara tentang diri pada mereka. Sesekali saja, tidak perlu keseringan. Toh sebenarnya mereka tidak membutuhkan itu. Yang butuh itu, kamu, rasanya ingin saja cerita tentang diri ya? Hehe.

Jadi ingat. Beberapa kali aku aktif di grup. Dan melihat fenomena ini. Seolah kami berinteraksi dan melakukan percakapan, namun jika ditelisik lagi, sebenarnya masing-masing sedang bicara sendiri, menulis tentang dirinya sendiri, tanpa benar-benar menyimak balasan dari orang lain.

Tidak mudah memang. Tapi mari belajar menjadi pendengar yang baik. Pembaca yang baik. Lisan kita ada satu, jemari ada sepuluh siih wkwkwk. Tapi telinga kita ada sepasang, begitu pula mata kita. Mari belajar menjadi pendengar yang baik, pembaca yang baik. Terutama untukku, yang memang sudah terlalu sering berbicara atau menulis tentang diri.

Ingatkan saya ya.. kalau blog ini sudah terlalu membosankan karena mengulang cerita diri lagi dan lagi. Terimakasih sebelumnya.

***

Ah, jadi ingat tentang Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam, yang marahnya, tidak pernah untuk hal terkait diri. Belum selesai-selesai baca transkrip ustadz Omar Suleiman yang ini.

Balik ke topik awal, semoga kita bisa termasuk orang-orang yang sedikit berbicara dan menulis tentang diri. Aamiin.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya