Follow Me

Monday, February 26, 2018

Berhenti

Bismillah.
#random

Aneh. Entah ini rasa sok tahuku saja, atau prasangka yang dibuat-buat. Namun rasanya, aku berhenti dan orang lain juga berhenti.

***

Hampir genap sebulan aku berhenti, alasannya sederhana, aku merasa ini sudah tidak sehat. Aku punya hal-hal kecil yang biasanya aku jaga, namun somehow, entah karena perasaanku, atau karena orang lain, aku tidak bisa menjaganya. Maka bulan kemarin, aku memutuskan untuk berhenti. Awalnya aku kira akan sulit, bahkan aku sampai membuat to do list, dan mencentangnya. Namun hampir satu bulan, ternyata tidak sesulit yang aku kira.

Lebih nyaman. Saat aku memilih berhenti. Banyak waktu pikiranku beralih dan ingin berhenti berhenti hahaha. Beginilah kalau ingin menulis abstrak, jadi tidak bebas, karena takut tanpa sadar menuliskan hal apa yang sebenarnya aku berhentikan. Ya, saat aku berhenti, tidak berarti perasaanku reda. Masih sama. Masih kembang kuncup, naik turun, lalu berakhir dengan doa.

Saat aku sadar, hampir satu bulan berhenti. Aku menemukan hal lain, yang sebenarnya lebih pahit. Bahwa ternyata ada hal-hal lain yang seharusnya aku hentikan, hal lain yang sebenarnya lebih buruk.

***

Sebenarnya hari ini aku ingin berhenti juga dari hal lain tersebut. Tapi aku gagal. Mungkin tekadku belum sekuat, saat aku memutuskan untuk berhenti sebelumnya. Attachment. Ah, padahal kalau kata Teh Yasmin Mogahed, attachment adalah penyebab kesedihan.

I will learn to stop. Really. Terutama mumpung keseharianku begitu nyaman, lingkungan begitu kondusif. Harus bisa berhenti.

Yang hari ini, meski gagal, ya sudah. Semoga jadi pelajaran. Buat to do listnya juga. Barangkali, mulai besok, ketika satu hari terlewati, dan Allah masih mengizinkanmu tidur, kamu mencentang dua hal. Bahwa kamu sudah berhasil berhenti(1) dan berhenti(2).

***

Aneh. Tulisan ini aneh ya? Hehe. Maaf kalau ada yang tanpa sengaja lewat, dan menggaruk kepala, atau memasang ekspresi sebal karena satu dua menitmu terbuang membaca tulisan absurd ini. Maaf.

Izinkan kututup tulisan ini dengan sebuah kutipan, dari buku Mahasiswa-Mahasiswa Penghafal Quran-nya Indonesia Quran Foundation,
Maka barangkali ini saatnya kita merenung dan bertanya di kedalaman hati masing-masing: Dengan berbagai nikmat yang Allah berikan untuk kita, dengan begitu kecilnya kita di hadapan-Nya, masih pantaskah kita berjalan dengan dada membusung sambil terus berpaling dan menjauh dari-Nya?
- Azhar Nurun Ala
Semoga Allah berikan kepada kita nikmat hidayah-Nya, nikmat iman dan islam, serta semoga Allah berikan kita kekuatan dan kemampuan untuk menjaga nikmat hidayah, nikmat iman dan nikmat islam tersebut. Aamiin.

Ya muqallibal qulub tsabbit qulubana 'ala dinik

Wallahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya