Bismillah.
Apa kabar nih? Lima hari saya vakum menulis hehe. Bukan vakum sih, rehat saja. Ada banyak alasan dan excuse, tapi kita skip saja ya. Fokus ke judul tulisan ini.
Terinspirasi dari sebuah kutipan,
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk individualis, namun juga makhluk sosial. Ada masa ketika sendiri kita bisa merasa nyaman dan lebih produktif, terutama kalau kita introvert. Ada masa ketika berinteraksi dengan banyak orang membuat kita terbawa arus, bagus kalau arusnya menuju hal-hal baik, tapi kalau menuju hal-hal negatif?
Kita mungkin hafal surat Al Ashr, dan pernah mendengar pembahasan tentangnya. Bahwa syarat supaya kita tidak termasuk orang yang rugi, salah satunya adalah dengan berjamaah. Bahkan beriman dan beramal shalih saja tidak cukup untuk kita masuk ke pengecualian orang yang rugi. Ada ayat saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, 'saling' harus ada peran orang lain, tidak bisa sendiri.
Ilustrasinya,seperti kita tenggelam, dan sadar harus berenang ke atas air, namun kaki kita terikat rantai dengan orang lain yang juga tenggelam, yang juga terikat rantai dengan orang lain.
***
Hati-hati dalam kesendirian, terutama saat sendiri, kamu lalai dan sibuk dengan hal-hal yang tidak produktif, lupa target, lupa cita, lupa asa. Asik saja menghabiskan waktu dalam kesenangan semu nan sia-sia.
Carilah teman, disekitarmu, untuk mengingatkanmu. Ada banyak komunitas online bahkan, kalau misal kamu kesulitan di mobilitas. Tapi jangan tergatung sama yang di dunia maya ya, tetap butuh dan pasti ada orang - orang yang mau diajak bergerak bersama, belajar ilmuNya, mendekat padaNya.
***
Pastikan kamu proaktif bukan reaktif. Jangan sampai kamu pundung karena tidak menemukan teman seperjalanan, atau tidak menemukan lingkungan yang suportif. Proaktif, mungkin kamu yang harus memulainya, aktif mencari, nanti Allah datangkan orang-orang yang juga ingin berhijrah kepadaNya. Proaktif, mungkin kamu yang harus membuatnya, menciptakan lingkungan yang suportif.
Semangat ~
***
Berhati-hati. Kata itu tiba-tiba mengingatkanku pada salah satu definisi takwa. Takwa itu seperti berjalan dengan hati-hati, barangkali ada duri yang siap menusuk kakimu.
Buang khawatir yang terlalu dilebih-lebihkan. Fokus ke usaha dan doa, kemudian bertawakal.
Wallahua'lam.
Apa kabar nih? Lima hari saya vakum menulis hehe. Bukan vakum sih, rehat saja. Ada banyak alasan dan excuse, tapi kita skip saja ya. Fokus ke judul tulisan ini.
Terinspirasi dari sebuah kutipan,
"Kita mudah sekali terlena oleh kenyamanan dan senang berkawan dengan ketidakproduktifan, ketika kita terasyikan oleh kesendirian."
- Abdul Aziz, salah satu tim penulis buku Mahasiswa-Mahasiswa Penghafal Quran terbitan Indonesia Quran Foundation***
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk individualis, namun juga makhluk sosial. Ada masa ketika sendiri kita bisa merasa nyaman dan lebih produktif, terutama kalau kita introvert. Ada masa ketika berinteraksi dengan banyak orang membuat kita terbawa arus, bagus kalau arusnya menuju hal-hal baik, tapi kalau menuju hal-hal negatif?
Kita mungkin hafal surat Al Ashr, dan pernah mendengar pembahasan tentangnya. Bahwa syarat supaya kita tidak termasuk orang yang rugi, salah satunya adalah dengan berjamaah. Bahkan beriman dan beramal shalih saja tidak cukup untuk kita masuk ke pengecualian orang yang rugi. Ada ayat saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran, 'saling' harus ada peran orang lain, tidak bisa sendiri.
Ilustrasinya,seperti kita tenggelam, dan sadar harus berenang ke atas air, namun kaki kita terikat rantai dengan orang lain yang juga tenggelam, yang juga terikat rantai dengan orang lain.
***
Hati-hati dalam kesendirian, terutama saat sendiri, kamu lalai dan sibuk dengan hal-hal yang tidak produktif, lupa target, lupa cita, lupa asa. Asik saja menghabiskan waktu dalam kesenangan semu nan sia-sia.
Carilah teman, disekitarmu, untuk mengingatkanmu. Ada banyak komunitas online bahkan, kalau misal kamu kesulitan di mobilitas. Tapi jangan tergatung sama yang di dunia maya ya, tetap butuh dan pasti ada orang - orang yang mau diajak bergerak bersama, belajar ilmuNya, mendekat padaNya.
***
Pastikan kamu proaktif bukan reaktif. Jangan sampai kamu pundung karena tidak menemukan teman seperjalanan, atau tidak menemukan lingkungan yang suportif. Proaktif, mungkin kamu yang harus memulainya, aktif mencari, nanti Allah datangkan orang-orang yang juga ingin berhijrah kepadaNya. Proaktif, mungkin kamu yang harus membuatnya, menciptakan lingkungan yang suportif.
Semangat ~
***
Berhati-hati. Kata itu tiba-tiba mengingatkanku pada salah satu definisi takwa. Takwa itu seperti berjalan dengan hati-hati, barangkali ada duri yang siap menusuk kakimu.
Buang khawatir yang terlalu dilebih-lebihkan. Fokus ke usaha dan doa, kemudian bertawakal.
Wallahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya