#buku
Dari buku Madarijus Salikin, Ibnu Qayyim Al Jauziyah.
Tentang Firar dan Riyadhah.
Firar maknanya melarikan diri/pelarian. Ada dua jenis pelarian, yang menderita: lari dari Allah ke hal-hal lain, dan yang bahagia: lari dari hal-hal lain ke Allah. Yang dibahas pertama kali, adalah firar-nya orang awam. Firar dari kebodohan kepada ilmu, lalu firar dari kemalasan ke kerajinan, juga firar dari kesempitan ke kelapangan.
***
Tulisan ini, fokus ke firar yang terakhir dari kesempitan ke kelapangan. Makna sempit di sini adalah segala hal yang menyebabkan sesak dada, seperti rasa takut, khawatir, dll. Ada dua kutipan yang sayang kalau cuma dibaca sendiri,
...lari dari semua jenis kesempitan yang menghimpit dada, lalu beralih ke kelapangan keyakinan kepada Allah, tawakal dan harapan kepada-Nya.
- Ibnu Qayyim Al Jauziyah, dalam buku Madarijus Salikin....
Keyakinan dan baik sangka terhadap Allah merupakan istilah lain dari kelapangan hati. Sebab tidak ada yang lebih membuat dada terasa lapang setelah iman, selain keyakinan, mengharapkan yang baik dan berbaik sangka kepada Allah.
- Ibnu Qayyim Al Jauziyah, dalam buku Madarijus Salikin***
Membaca kutipan tersebut mengingatkanku akan suatu sore, saat dadaku terasa sesak sebab menahan amarah, rasanya sesak, sakit dan naik sampai tenggorokan, lalu mataku panas, meski sudah ditahan supaya tidak nangis. Saat itu, aku cuma mikir, mungkin ini yah, yang disebut perasaan tersedak air mata. I'm a crybaby, and I acknowledge it. Tapi jujur, sore itu, baru pernah aku ngerasain nangis yang kaya gitu hehe. Lebay emang, cuma gara-gara amarah. Alhamdulillahnya, amarahnya ga disalurkan lewat lisan, atau tangan atau hal-hal lain yang bisa merugikan diri dan orang lain.
Kejadian itu juga yang membuatku penasaran, bagaimana ya, sistem tubuh kita melakukan seperti itu. Hormon apa yang naik kalau lagi marah, bagaimana otak menterjemahkannya, kenapa bisa beberan sesak dadanya, naik sampai tenggorkan dan menekan kelenjar air mata. Beneran penasaran. hehe. Soalnya sebelumnya, waktu aku nulis tentang dunia yang sempit, atau banyak tulisan lain tentang kesempitan, rasa sesak di dada, sebenarnya itu cuma ungkapan aja. Ga benar-benar sesak dadanya, ya.. sesak hatinya mungkin iya sih hehe. It just makes me more curious. Kok bisa ya?
***
Balik lagi ke kutipan dari buku Madarijus Salikin. Mungkin yang sudah tahu, akan berkata dalam hati, ah.. itu udah tahu. Biasa aja kutipannya. Tapi bagiku, meski mungkin bukan pengetahuan baru. Rasanya beda aja, baca kalimat dan pilihan kata itu. Cerdas. hehe.
Istilah lain dari kelapangan hati adalah keyakinan dan berbaik sangka pada Allah. Karena cuma itu, obat untuk hati yang sempit. Rasa sesak dan penat karena kekhawatiran, kegelisahan, kesedihan dan ketakutan yang kita rasakan, obatnya cuma keyakinan dan berbaik sangka pada Allah. Ga ada yang lain.
Keyakinan kepada Allah dapat didapat dari belajar mengenal-Nya, dan berbaik sangka kepada-Nya juga akan mengikuti kalau kita mengetahui sifat dan asmaul husna-Nya. Perlu berjalan mendekat padaNya, harus ada usaha untuk terus berbaik sangka, meski pasti ada saja lintasan pikiran buruk di otak, karena hati kita mungkin sedang sakit.
***
Terakhir... jika hati terasa sesak. Baca juga doa, yang dicontohkan Nabi Musa, dan diabadikan doa-nya di Quran (Surat Thaha ayat 25-26).
رَبِّ ٱشْرَحْ لِى صَدْرِى وَيَسِّرْ لِىٓ أَمْرِى
Aamiin.Wallahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya