#SensiMe
"Kita yang salat buru-buru atau Allah yang enggan berlama-lama dengan kita?"dari sebuah grup, nasihat yang nonjok ceunah.
***
Aku? Aku sensitif, sensi, sensiMe, bukan dengan orang, tapi dengan kalimat tersebut. Ingin rasanya "berteriak" dan mendebat kalimat tersebut, mencacahnya dan mengemukakan betapa tidak benarnya kalimat tersebut.
Yang buru-buru itu kita. Bukan Allah yang tak mau berlama-lama dengan kita.
Allah selalu ingin berlama-lama dengan kita, berduaan dengan kita. Ya, kita, bahkan aku, seorang hamba yang hina dina.
Allah membuka tangannya malam dan pagi, menanti taubat hamba-hambaNya. Allah menguji hambaNya dengan kesulitan, agar mereka mendekat padaNya. Allah mengambil orang-orang tersayang yang menjadi tandinganNya, agar hambaNya kembali sadar, bahwa cinta yang pertama, dan tidak boleh di duakan, adalah pada Allah, bukan manusia, bukan harta apalagi tahta.
Pernah suatu malam, tiba-tiba terbangun? Mungkin haus, mungkin perlu ke air. Tahu maksud di balik kejadian tidak biasa itu? Allah merindukan hamba-Nya berkhalwat, mendirikan dua rakaat, menengadahkan tangan dan berkeluh kesah padaNya.
Dan rasa bersalah, yang selalu menggayut tiap kali kita melakukan dosa? Itu tanda bahwa Allah ingin kita segera berlari dan memohon ampunanNya.
***
Kau tahu surat Nur? Deskripsi tentang orang yang dalam hatinya sudah tidak ada cahaya? gelap berlapis gelap? Apabila ia mengeluarkan tangannya, "hampir" tidak dapat melihatnya. Allah bisa saja mengatakan mereka yang berada dalam lapisan gelap tidak dapat lagi melihat. Namun Allah menggunakan kalimat yang maknanya hampir tidak dapat melihat.
Bahkan di situ, Allah masih memberikan harapan. Bahwa cahaya itu, bisa masuk dan menerangi hati hamba-hambaNya yang kini dalam kondisi diliputi gelap berlapis gelap.
***
Allah enggan mau berlama-lama dengan kita? Pikirkan lagi, bagian mana yang salah. Mungkin niatnya baik, dan efektif bagi sebagian orang. Tapi Allah tidak begitu. Bukan Allah yang enggan berlama-lama dengan kita, kita aku saja yang shalatnya terburu-buru.
Kau tahu apa yang Allah katakan pada laut, yang geram ingin menenggelamkan manusia? Kau tahu apa yang Allah katakan pada malaikat, yang ingin menangani manusia dan mematikannya?
"Tidak ada satu hari pun yang berlalu melainkan laut meminta izin kepada Rabbnya untuk menenggelamkan Bani Adam. Para malaikat juga meminta izin kepada-Nya untuk segera menangani dan mematikan mereka. Sementara Allah berfirman,
'Biarkan hamba-Ku. Aku lebih tahu tentang dirinya ketika Aku menciptakannya dari tanah. Andaikan ia hamba kalian, maka urusannya terserah kalian. Karena ia hamba-Ku, maka ia berasal dari-Ku dan urusannya terserah kepada-Ku.
Demi kemuliaan dan keagungan-Ku, jika hamba-Ku datang kepada-Ku pada malam hari, maka Aku menerimanya. Jika ia datang kepada-Ku pada siang hari, maka Aku menerimanya.
***Jika ia mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta. Jika ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa. Jika ia berjalan kepada-Ku, maka Aku berlari-lari kecil kepadanya.
Jika ia meminta ampun kepada-Ku, maka Aku mengampuninya. Jika ia meminta maaf kepada-Ku maka Aku memaafkannya. Jika ia bertaubat kepada-Ku, maka Aku menerima taubatnya.
Siapakah yang lebih murah hati dan mulia dari-Ku, padahal Akulah yang paling murah hati dan mulia? Pada malam hari hamba-hamba-Ku menampakkan dosa-dosa besar kepada-Ku, padahal Akulah yang melindungi mereka di tempat tidurnya dan Akulah yang menjaga mereka di kasurnya.
Siapa yang menghadap kepada-Ku, maka Aku menyambutnya dari jauh. Siapa yang tidak beramal karena Aku, maka Aku memberinya lebih dari tambahan. Siapa yang berbuat dengan daya dan kekuatan-Ku, maka Aku melunakkan besi baginya. Siapa yang menginginkan seperti yang Ku-inginkan, maka Aku pun menginginkan seperti apa yang ia inginkan.
Orang-orang yang berdzikir kepada-Ku adalah mereka yang ada di dalam majlis-Ku. Orang-orang yang bersyukur kepada-Ku adalah mereka yang menginginkan tambahan dari-Ku. Orang-orang yang taat kepada-Ku adalah mereka yang mendapat kemuliaan-Ku.
Orang-orang yang durhaka kepada-Ku tidak Kubuat putus asa terhadap rahmat-Ku. Jika mereka bertaubat kepada-Ku, maka Aku adalah kekasih mereka, dan jika mereka tidak mau bertaubat kepada-Ku, maka Aku adalah tabib mereka. Aku akan menguji mereka dengan musibah-musibah, agar Aku mensucikan mereka dari noda-noda'." (HR. Ahmad)
Coba ulangi lagi membaca kutipan yang membuatku sensi dan menulis ini.
"Kita yang salat buru-buru atau Allah yang enggan berlama-lama dengan kita?"Kita yang buru-buru.. selesai. Allah selalu ingin berlama-lama dengan kita, kita yang buru-buru.
***
Aku tahu.. aku terlalu sensitif. Tulisan ini bentuk reaktifku terhadap kalimat tersebut. Aku... aku mungkin ga bisa buat satu kalimat, yang bisa menggerakkan hati banyak orang untuk shalat tidak buru-buru. Tapi.. aku.. izinkan aku bersensiMe, di sini. Mengemukakan kesensitifanku. Bahwa bukan Allah yang tidak ingin berlama-lama dengan kita. Sungguh... Maha Suci Allah atas prasangka kita, yang seringkali jauh nama dan sifat-sifat mulia Allah.
***
Terakhir..izinkan kuakhiri tulisan ini dengan doa kafaratul majlis. Pasti banyak salah. Maaf. Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilaik.
Wallahua'lam bishowab.
***
PS: Hadits disalin dari buku Ibnu Qayyim Al Jauziyah, Madarijus Salikin. Maaf kalau ada typo atau kesalahan penyalinan.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya