Follow Me

Thursday, March 1, 2018

Suara Angin dan Terang Bulan

-Muhasabah Diri-
Bismillah.

SUARA ANGIN

It's really been a long time since I pay attention on the sound of the wind. 

Suatu hari, di sebuah tempat. Karena satu hal, aku selalu terkecoh, seolah angin yang melewati dedaunan pohon, menimbulkan suara gemiricik. Aku selalu mengira itu suara air yang mengalir. Setiap mendengarnya, aku dibuat bolak-balik untuk mengecek barangkali ada air yang mengalir, entah dari keran yang lupa di tutup, atau dari pipa ledeng yang pernah rusak. Dan selalu salah, bukan suara air.

Sampai suatu waktu, aku sadar.. bahwa itu suara sepoi angin lembut yang menyapa dedaunan. Ah, jadi ingat judul sebuah buku, tentang daun yang tidak menyalahkan angin. Juga teringat sebuah kutipan di buku berbeda, kalau bahasa langit pada bumi adalah hujan, maka bahasa daun kepada angin adalah pasrah[*].

TERANG BULAN


It's a long time I haven't look on the dazzling light of the moon. Especially since nowadays most of the night here filled with the rain drops.

Sampai suatu malam, aku duduk di belakang adikku. Adikku fokus mengemudi motor, aku asik memandangi langit malam yang berawan abu pekat, namun disela-selanya terlihat pancaran sinar bulan. Begitu terang, sampai kukira malam itu bulan penuh, masuk hari putih.

Aku berkata, pada adikku, sudah tgl 13 kah? Adikku menjawab, mungkin besok. Belum penuh bulannya. Aku refleks menengadahkan kepalaku, awan abu pekat sudah berjalan kesisi yang lain, kini aku melihat bentuk bangkok bulan dengan sinar yang terang tersebut.

***



Pemandangan sederhana memang. Suara yang sederhana memang. Tapi suara angin yang bergemerisik tersebut, yang mirip suara air mengalir tersebut, somehow, in someway, makes my heart feel content.

Pemandangan sederhana memang. Sinarnya pun tidak semenyilaukan matahari. Tapi bulan yang hampir penuh tersebut, membuatku tersenyum, mood-ku bahkan terus terbawa perasaan unik dari memandang cahaya bulan. Apalagi saat aku teringat. Bahwa setelah bulan ini, ada bulan Rajab, ada bulan Sya'ban, ada bulan apa??

Rindu itu makin mengufuk saja. Menjelma menjadi doa, semoga Allah mengizinkan kita bertemu lagi dengan 30 hari, perayaan turunnya mu'jizat sepanjang zaman, Al Quranul Karim. Bulan Ramadhan~

***

Aku tidak tahu orang lain, tapi aku tahu dan paham aku begitu senang menikmati dan memandangi alam. Seperti sebuah pohon kecil di dekat rel yang setiap hari aku lewati. Bunganya berwarna pink magenta, daunnya hanya beberapa helai, seolah seperti bunga sakura, yang setiap rantingnya bunga. Pohonnya kecil, pendek, seperti bonsai.

Aku tidak tahu orang lain, tapi aku tahu dan paham aku begitu senang menikmati dan memandangi alam. Seperti kebiasaan memandangi langit hampir setiap saat pergi dari dan pulang ke rumah. Betapa setiap hari bahkan mungkin setiap perubahan detik dan menit berubah, tidak pernah tidak, sebuah seni yang tidak bisa cukup ditangkap oleh foto, atau lukisan.

Traveling itu, perlu, ingin juga. Tapi kalau kita mau sedikit lebih peka. Sedikit lebih mau mendekat dan mengobservasi sekitar. Bahkan seuntai rumput yang menyeruak diantara paving block, bisa jadi pengingat yang indah bagi kita. Betapa ia tumbuh, dicabut, akan tumbuh lagi. Dan setiap yang tumbuh dari matinya, seharusnya mengingatkan kita akan hari kebangkitan. Sudahkah kita mempersiapkan diri?

Allahua'lam

***

Keterangan:

[*] dari buku Mahasiswa-Mahasiswa Penghafal Quran, tulisan M. Zainul Abidin. Kutipan lengkapnya:
"Dunia adalah kumpulan bahasa-bahasa. Bahasa langit pada bumi adalah hujan. Bahasa bunga pada semesta adalah wangi. Bahasa daun terhadap angin adalah pasrah. Begitu juga dengan kita sebagai hamba yang berbahasa dengan penciptanya melalui syukur, yaitu syukur dengan menghafal kalam suci-Nya."

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya