Follow Me

Tuesday, March 13, 2018

Malu, Baru Nulis Saat Sensi

Bismillah.
#random #curhatsemua


Malu. Jujur malu, karena meski niatan dan bahkan brainstorming ide untuk menulis di sini sudah dilakukan. Tapi nyatanya prakteknya, bahkan membuat draft di blog ini baru satu, dan itu belum setengah jalan. Kemarin... kejadian kemarin seolah menyindirku, haruskah aku dibuat sensi dulu, biar nulis di sini? Hehe.

Ada banyak yang mau ditulis padahal. Tentang behind the scene, mengapa dan bagaimana proses blog saya ganti tema. Termasuk niat ikutan sabtulis, temanya tentang betapa Allah romantis, udah di buat poin-poin yang mau di sampaikan. Udah kepikiran, mau nulis di note facebook saja, kan Sabtulis bebas platform. Sampai di rumah? Ga dilaksanakan hehe, memilih ngutak-atik template blog hehe.

Ada banyak yang mau ditulis padahal. Tentang tulisan "Allah Maha Melihat", yang kutulis dan kuletakkan di sana. Awalnya ditujukan sebagai bentuk pengguguran kewajiban lisan, pada seseorang. Tapi setiap melihat tulisan itu, aku jadi sadar, bahwa nasihat itu, kalimat simple tapi mengena tentang Allah dan basyirah-Nya, sebenarnya lebih tepat untukku. Ya, untukku.

Ada banyak yang mau ditulis padahal. Nukil buku. Penjelasan dari Madarijus Salikin. Tentang pepatah 'mengenal diri mengenal tuhan', tiga jenis ta'wil/pemaknaan. Niatnya mengutip sebagian dari buku, lainnya dibahasakan ulang oleh diriku.

Ada banyak yang mau ditulis padahal. Tentang diri yang biasanya enggan dan super malas menyapa dulu pada siapapun yang jauh di sana. Tentang Allah yang bisa dengan mudah menggerakkan hatiku. Allah helps me to communicate better. Takjub aja, pada skenario-Nya, bagaimana lebih dari sekali, Allah ringankan jemariku, untuk mencari kontak seseorang, beberapa orang, kemudian menyapa mereka, bertanya kabar, bahkan sampai meminta bantuan pada mereka. Padahal, jujur saja, sampai sekarang, aku sering berpikir, bertanya kabar dan menjawab pertanyaan kabar itu annoying, terkesan basa basi. Tapi kalau itu diniatkan untuk silaturahim? Harusnya bisa ringan, menjawab jujur tanpa harus menutupi yang tidak harus ditutupi *nulis apa kamu bell? haha. Abstrak. Aku cuma ingin menuliskan.. terkadang, seringkali sulit untukku menjawab pertanyaan umum orang-orang, saat aku menyapa duluan. Ya, pertanyaan standar itu, menjawabnya sulit. Bukan tanya kapan, bukan pertanyaan itu. Ada lah, pertanyaan lain yang kata tanyanya, "apa", diletakkan di belakang, bukan di depan. *mau main tebak-tebakkan Bell? hehe. Maaf. Next.

Ada banyak yang mau ditulis padahal. Apa lagi ya? Yang hari ini kepikiran buat nulis juga ada. Tentang formulir, in syaa Allah nanti kutulis, fiksi. Juga tentang hari pertama GMIB dimulai, excited hehe~

***

Tulisan ini mungkin bentuk keluhan, mungkin juga bentuk brainstorming, supaya aku inget ide apa yang beberapa hari ini menumpuk dan belum direalisasikan. Tulisan ini, mungkin bentuk penyemangat untukku. Tuh, udah banyak ide yang ditulis. Tinggal praktek, mulai dari satu. Jangan dipikirkan banyaknya, atau jangan ngikut mood mulu. Mulai saja, satu, dari mengetik satu kata di judul, atau jika judul masih blank, bisa dimulai dengan bismillah. Mulai saja, seperti menulis curhatan ini. Mengalir saja, biarkan loncat-loncat. Biarkan banyak tambahan ga penting dan banyak selftalk. Seperti tulisan ini. Tidak mengapa.

Tulis dulu. J

Semangat menulis, untukku, dan untuk siapa pun di belahan bumi manapun.~


Semoga Allah memberikan kita kelurusan niat dan keberkahan dalam tulisan kita. Aamiin.

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya