-Muhasabah Diri-
*warning* judulnya click bait, hehe. Tiba-tiba teringat tulisan seseorang yang memilih simpan draft jika tulisannya belum menemukan judul yang tepat. Katanya, ia tidak suka saat membaca tulisan yang judulnya tidak sesuai dengan isinya, merasa tertipu. Oh iya, orang itu, bukan ia yang aku cintai. Cum somehow terlintas saja, saat aku membuat judul yang menipu ini J.
***
Sore ini, ada sebuah pengingat sederhana yang entah mengapa mengetuk pintu lebih keras. Kalimatnya begini... "Kita akan diuji dengan hal-hal yang kita cintai". Dejavu? Klise? Pernah baca/dengar di tempat lain? Sama. Aku pun begitu saat mendengar kalimat itu. Rasanya tidak asing, bukan pertama dengar, mungkin sudah sering dengar. Tapi sore itu... sembari menulis kalimat itu di buku bersampul merah yang terjilid ring, pikiranku melayang pada ujian yang lalu. Ujian, yang aku sendiri tidak tahu, apakah aku lulus, atau harus mengulang. Jikapun lulus, apakah aku dapat A? Tidak.. kemungkinan besar, jika aku lulus, aku mungkin hanya memenuhi nilai standar batas kelulusan.
Ia yang aku cintai. Ia di sini, bukan me-refer pada manusia, bisa pada benda, atau sesuatu yang abstrak. Sengaja aku biarkan ambigu dan multitafsir, karena aku tidak ingin orang lain tahu, bahwa aku.. mencintainya berlebihan sampai Allah mengujiku dengannya. Kalimat klise dan familiar itu, membuatku mengenang jatuh bangun, kesulitan yang aku rasakan saat aku diuji dengannya.
***
Sosok yang mengucapkan kalimat sederhana itu, melanjutkan perkataannya. Ia membagikan nasihat yang ingin kutulis ulang di sini.
Pertama, bahwa kita... tidak boleh mencintai sesuatu berlebihan. Apapun itu, entah "ia" adalah manusia, atau harta, atau popularitas, atau jabatan, atau apapun.
Kedua, bahwa kita... harus memperbaiki akidah kita. Agar tidak ada yang lebih kita cintai, bahkan tidak ada yang boleh kita cintai sama dengan kecintaan kita kepada Allah.
Ketiga, karena hanya dengan itu, kita bisa selamat dari jeratan, jebakan, dan tipuan setan. Yang ingin mengajak kita ikut masuk ke neraka.
إِلَّا عِبَادَكَ مِنْهُمُ ٱلْمُخْلَصِينَ
kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka". (QS Al Hijr : 40)
***
Satu lagi, yang ini dariku untukku sendiri. Bella... perhatikan ia yang kau cintai dan kadarnya. Jangan mencintai, yang tidak pantas dicintai. Pun, jangan berlebihan kadarnya dalam mencintainya. Perhatikan setiap pilihanmu, karena cinta salah satunya hadir karena pembiasaan, pengulangan perilaku.
Allahumma inni as-aluka hubbaka wa hubba mayyuhibbuk, wal 'amalalladzi yuballighuni hubbaka, Allahummaj'al hubbaka ahabba ilayya min nafsi wa ahli wa minal maa-il baarid. Aamiin.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya