2018 sudah bersiap-siap untuk pergi, 2019 sudah sedikit tampak dari kejauhan. Tapi kemungkinan untuk berpisah dengan 2018 atau bertemu dengan 2019 masih belum pasti. Ada kepastian kematian, yang hadir saja, tak peduli penghujung tahun atau awal tahun. Hitungan bulan menuju Bulan Ramadhan, tinggal menghitung jari di satu tangan. Meski kematian pasti, berdoa masih diperbolehkan. Semoga diberikan kesempatan bertemu lagi dengan Ramadhan. (': Aamiin.
Ada banyak hal yang didapatkan dan dipelajari, serta dialami di tahun ini. Manusia memang dalam kerugian, dapat jelas kulihat diriku merugi, jika kutengok ke belakang. Tapi ayat alfathihah yang sering kubaca, mengajarkanku untuk optimis, dan mengisi hari dengan memuji namaNya, akan nikmat iman dan islam yang masih ada di hati. Bersyukur atas begitu banyak capaian dan nikmat yang kukecap di tahun ini. Semangat untuk hidup dan mempersiapkan kematian terbaik harus dijaga. Perasaan putus asa, harus dihapus, diusir, dibuang jauh-jauh. Karena Allah telah menunjukkan bahwa ia memberikan kesempatan berkali-kali bahkan pada hambaNya yang tenggelam dalam dosa. Karena Allah membuka lebar pintu taubat, siang dan malam. Karena Allah mencintai kita, lebih.. lebih... dari cinta ibu kepada kita.
***
Sengaja kutulis kata-kata ini, karena aku tidak yakin bisa menyapa lagi di hari besok. Mungkin lusa, saat sudah berganti bulan dan tahun. In syaa Allah.
Terakhir, mungkin tahun ini kita belum bertemu, tapi tidak menutup kemungkinan kita akan bertemu tahun depan. (: Dan sekalipun kita tidak ditakdirkan bertemu, semoga tulisan ini menjadi jalan, untuk berkata-kata. Kamu juga boleh berkata-kata, menulislah, meskipun aku tidak membacanya, ada banyak orang lain yang ingin membaca kata-katamu.
See you..
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya