Follow Me

Sunday, December 6, 2020

SS Week 4 - Kemampuan Otak Manusia

Bismillah.


Alhamdulillah, alhamdulillah 'ala kulli hal. Aku sudah sampai setengah jalan di guidelight project batch 3. Khusus sharing session week 4 ini, aku nulisnya akan beda dikit. Ga dibuat seperti artikel, mau lebih banyak cerita aja.


Ada dua pemantik yang pertama tentang ayat apa dari Allah yang membuatmu takjub. Kedua, bahas sebuah artikel yang disembunyikan nama penulisnya, tapi disebutkan link sumber tulisan yang url-nya ada nama penulisnya. Hehe. Aku ingat kami sekelompok mentoring "Maryam" tertawa bersama karena 2 kontradiksi itu.


Untuk pemantik pertama, aku sebenernya ga cerita tentang fase bulan. Tulisan fase bulan itu justru ga aku ceritain di sesi sharing session, bener-bener tulisan baru yang aku buat dalam rangka ngumpulin tugas SS. Jujur jadi ngerasa berterima kasih sama guidelight, baru sadar bahwa aku jadi banyak membuat konten karena guidelight.


Jadi ayat yang aku share waktu sesi diskusi itu tentang kemampuan bahasa kita, nyambung dengan pelajaran NLP (Natural Language Processing) yang pernah aku kenal pas kuliah dulu. Kayanya aku udah pernah nulis tentang ini di blog ini juga deh. Bentar aku cari linknya dulu.


Baca juga: Kemampuan Bahasa Kita


Jaman sekarang jamannya AI kan ya? Suka amaze ga sih, gimana Seri misal, ngerti kita ngomong apa? Padahal sebenarnya kalau kita mau melihat ke diri, teknologi bahasa kita itu jauh lebih canggih daripada itu. Biasanya kemampuan bahasa mesin itu cuma bisa mendeteksi satu bahasa gitu. Misal teknologi automatic caption di youtube. Biasanya cuma bisa disetting satu bahasa. Dia ga bisa mengerti dan ngenalin suara yang berisi kalimat multi bahasa. Misal kajian, yang kadang ada bahasa arabnya. Atau misal obrolan orang indonesia, yang biasanya banyak logat dan tercampur bahasa daerah.


Beda dengan kemampuan bahasa manusia. Manusia bisa dengan cepat mengerti bahwa kalimat yang diucapkan orang tersebut mengandung beberapa bahasa, kaya otomatis switch gitu, dan ga cuma ngenalin bahasanya, tapi juga mengerti artinya.


Yang lebih hebat lagi nih. Kalau misal pronouncationnya ga jelas, teknologi buatan manusia biasanya salah mengenali kata yang diucapkan. Beda sama manusia. Kemampuan bahasa amanusia, akurasinya jauh jauh lebih besar untuk urusan ini. Lebih dahsyat lagi kalau kita bahas bagaimana ibu bisa mengerti babble balita yang kadang terdengar seperti bahasa alien di telinga orang lain.


Itu baru bahas tentang kemampuan bahasa ya. Belum kalau kita bahas kemampuan otak lainnya. Btw, ada yang pernah denger kan, kalau manusia rata-rata cuma menggunakan kurang dari 10% dari kemampuan otaknya? Ada begitu banyak ayat-ayatNya pada diri, yang membuat kita menyadari tentang Allah sebagai Rabb kita. Pertanyaannya, sudahkah ayat-ayat di langit, bumi, laut dan di dalam diri kita melahirkan iman di hati? Sudahkah iman tersebut menghujam kuat, sehingga batangnya kokoh, daunnya rimbun, dan buahnya manis? **mari jawab masing-masing dalam bahasa kalbu hehe.


Semoga Allah membimbing kita untuk selalu peka akan ayat-ayatNya ya. Aamiin.


***


Pemantik yang kedua, tentang sebuah artikel kontroversial yang dulu sempat viral. Artikel tersebut menyebutkan tentang setiap orang, agamanya itu warisan. Trus semua orang merasa agamanya yang paling benar. Dll. Susah sih jelasinnya. Intinya, di dalam tulisan tersebut tersirat pesan pluralisme, liberalisme dan sekularisme (disinggung juga tentang bagaimana harusnya kita ga pakai agama untuk bahas tentang negara).


Ada beberapa yang waktu pekan 4 SS aku tekankan. Pertama tentang islam sebagai satu-satunya agama yang memerintahkan kita banyak berfikir. Ada agama lain yang melarang untuk berpikir dan beriman secara buta. Sedangkan dalam Al Quran kita menemukan banyak sekali ayat-ayatnya bertanya, afala ya'qilun, afala tatafakkun, dll.


Keimanan kita, bukan serta merta diwariskan. Karena iman bukan warisan *trus jadi inget lagunya raihan hehe. Agama islam merupakan agama fitrah. Sekalipun manusia lahir di keluarga non islam, jika ia menggunakan otaknya untuk memikirkan ayat-ayatNya, maka ia akan menemukan kesimpulan, bahwa Allah adalah Rabb kita. Bukan matahari, bukan bulan, bukan juga patung-patung yang tidak bisa memberi manfaat dan mudharat pada kita.


Yang kedua, aku keinget lagi tentang materi perang pemikiran/ghawzul fikr *bener ga bahasa arabnya? Dan ini harus dipelajari ya, karena nyatanya, itulah tantangan kita. Kita akan dihadapkan dengan perang pemikiran. Kalau mau belajar, bisa cek karya dari Indonesia tanpa JIL. Ikut kelas PIMPIN atau INSIST.


Terus yang terakhir, tentang penggunaan agama sebagai dasar hukum negara. Pertama kita harus yakin bahwa dalam Islam ga ada yang namanya pengkotak-kotakan topik. Islam bukan hanya tentang ibadah shalat, tapi islam juga mengatur bagaimana kita berbisnis, termasuk bernegara. Nah, ada banyak pandangan sih, terkait ini, ada yang memilih masuk sistem, ada yang ga masuk sistem. Tapi terlepas dari pilihan tersebut, kita harus paham, bahwa hal yang bisa kita lakukan, minimal adalah memperbaiki diri dulu, kemudian mulai membangun dari batu bata terkecil dari negara, yaitu keluarga.


Itu aja kayanya hasil SS Week 4 kemarin. Mohon koreksinya ya kalau ada yang salah. Btw, hari ini deadline tugas SS Week 5, tapu aku malah ngerjain ini hehe. Doakan semoga ga telat ngumpulin hehe.


Sekian. Bye~


Allahua'lam bishowab.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya