Berubah Hanya Saat Ramadhan
Isabella Kirei
June 29, 2020
0 Comments
Bismillah.
Allahua'lam.
***
Keterangan:
[1] Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi minamal satu cerita dalam satu minggu.
[2] Ditulis ulang dengan konteks berbeda dari tulisanku di tumblr anonim tahun 2018 yang lalu.
It’s not the first time, Ramadhan is gone, and all of good transformation I made in Ramadhan is gone too. Sudah beberapa kali Ramadhan berlalu dalam hidup. Iya, saat Ramadhan kita berubah menjadi baik. Tapi saat Ramadhan sudah pergi? Kemana perginya perubahan kebaikan tersebut?
Maybe I just put a beautiful mask on, and then put it down when Ramadhan is gone. Mungkin perubahan sementara itu, karena ada yang salah dengan Ramadhan kita. Ya memang puasa, tapi ‘sekedar puasa’. Seolah hanya penghias kulit luar, tapi tak menyentuh hati.
Dari sekian banyak pengulangan itu, dari situ aku belajar, bahwa agar bisa berubah juga setelah Ramadhan. Kita juga terus berusaha berubah, tidak melambatkan langkah atau justru berbalik arah dan mundur. Karena perubahannya tidak bisa instan. Tidak bisa seperti power ranger, yang dalam hitungan detik berubah wujud. No, it doesn’t work that way.
Trus bagaimana kalau kita tahu perubahan kita di Ramadhan kemarin cuma sesaat? Apa kita akan menyerah? Tentu tidak! Kita bisa memulai lagi perbaikan diri. Just start now. Paksa dirimu untuk berubah menjadi lebih baik. Mungkin tidak bisa sebaik Ramadhan, tapi kita bisa lebih baik dari hari ke hari. Hari ini harus lebih baik daripada kemarin, begitupun sebaliknya.
Ada quotes yang beredar, kalau Ramadhan kita jadi tahu, siapa ‘setan’-nya. Kalaupun memang “setan”-nya diri kita sendiri, nafsu kita. Does it mean, it’s a final thing? No.
Bahkan.. meskipun “setan”-nya diri kita, hawa nafsu kita, we can still change.
Sama seperti saat puasa kita bisa mengendalikan diri untuk tidak makan dan minum, dari terbit fajar sampai waktu adzan magrib. Sama, seperti itu juga kita bisa mengendalikan hawa nafsu kita. Kita bisa berubah, menjadi lebih baik. Tidak cuma di bulan Ramadhan, tapi juga di bulan-bulan berikutnya.
Sudah bulan Dzulqaidah, sudah sebulan lebih Ramadhan pergi. Sudah umur segini, sudah tidak muda. Is it too late to change?
Nope. It’s never too late. As long as you still breathing. And it’s not qiyamah yet. It’s not too late.
Let’s change to be a better human, a better muslim, a better children for our parents, a better partner for our spouse, a better friend, a better better self.
Allahua'lam.
***
Keterangan:
[1] Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi minamal satu cerita dalam satu minggu.
[2] Ditulis ulang dengan konteks berbeda dari tulisanku di tumblr anonim tahun 2018 yang lalu.