Curhat? Iya hehe. Tapi in syaa Allah ada hikmahnya kok.
***
Alhamdulillah. Rasanya frase itu tidak cukup untuk memujiNya dan berterima kasih padaNya. Aku selalu, takjub pada rencanaNya. Karena bahkan mimpi buruk.. barangkali adalah bantuan yang dikirim untukku, jawaban doaku. Sebenarnya bukan mimpi, hanya tidur tidak nyaman, tangan kiri yang terasa terpelintir karena salah posisi tidur, lalu terbangun karena itu. Semalem ga mikir hikmahnya, hanya bangun dan berpindah tempat tidur, ditanya Ayah yang saat itu melihatku berjalan setengah tidur.
Bahkan mimpi buruk, bisa jadi baik untukku. Maka ketidaknyamanan yang hanya sekejap itu, tidak sebanding dengan kebaikan setelahnya. Begitupun hal lain, mungkin bukan mimpi buruk. Tapi realita buruk yang kini menerjangmu bertubi-tubi. Ketidaknyamanan, dan rasa yang jauh dari manis, yang harus setiap hari kau temui. Itu semua, hanya sekejap, jika nanti dibandingkan dengan kebaikan yang kita dapatkan setelahnya.
Allah tidak pernah menginginkan keburukan pada hambaNya. Meski kita jauh dari kriteria orang yang bertakwa. Namun Allah masih menginginkan kebaikan untuk kita. Buktinya siang hari tadi, yang sudah lewat. Allah bisa saja menutup kesempatan kita bertaubat kemarin, dan hari ini kita tidak lagi hidup. Tapi siang tadi telah berlalu, berarti pintu taubat masih terbuka.
Tidak mudah memang melihat matahari. Seperti itu juga rasanya berusaha melihat cahaya saat kau berada di kegelapan. Berbaiksangka padaNya butuh usaha, tidak hadir otomatis, terutama karena kita banyak dosa dan hati kita tidak bebas noda. Setan seringkali melintaskan was-was, membuat kita menganakpinakkan pikiran negatif.
Kalau kata ustadz Salim A. Fillah, melihat matahari itu sulit, kita mungkin tidak mampu. Maka saat sedang sulit, barangkali kita perlu tutup mata saja, dan merasakan hangatnya mentari. Iman itu.. yang sulit justru mempercayai yang tidak teraba indra mata. Mempercayai yang ghaib itu sulit, baik itu tentang surga, neraka, hari kebangkitan, dan juga takdir. Tapi meski sulit, bukan berarti tidak bisa. Berbeda dengan hewan yang hanya bisa mempercayai yang terlihat. Kita manusia, diberikan kelebihan akal agar kita bisa mempercayai yang tidak terlihat. Ibarat siaran radio yang menyatakan di kilometer X terjadi kemacetan. Kita mungkin tidak melihat kemacetan tersebut, namun kita bisa mempercayainya.
***
Untukku, banyak belajar bell.. banyak doa juga. Agar ilmu yang dipelajari tidak hanya tersimpan di memori, tapi masuk ke dalam hati, mengakar kuat. Agar tidak jatuh lagi. Atau meski jatuh, agar bisa bangkit lagi.
Terakhir,..
Interesting isn't it? Even a nightmare could be the sign from Him, so you learn more and more to trust His Plan.
- kireiAllahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya