Follow Me

Saturday, September 8, 2018

Terapi untuk Iman yang Lemah

Bismillah.
#nukilbuku

Diambil dari Buku Mizanul Muslim disusun oleh Abu Ammar dan Abu Fatiah Al Adnani terbitan Cordova Mediatama. Buku ini jilid pertama, isinya terbagi 11 bab. Ada Mizanul Ilmu yang isinya pengertian, klasifikasi, keutamaan ilmu, ciri-ciri penuntut ilmu, dll. Bab selanjutnya ada Mizanul Akidah, Mizanut Tauhid, Mizanul Islam, Mizanul Iman, Mizanul Ibadah, Mizanul Akhlak wal Adab, dst.. Aku baru baca sampai akhlak dan adab.

Sedangkan judul tulisan ini merupakan salah satu bagian dari Bab Mizanul Iman. Dalam akidah islam, iman itu naik turun, bisa menguat dan melemah. Jujur.. Meski membaca buku ini, kemudian lapor ke Generasi Al Fihri jumlah lembar yang dibaca, tidak menjamin bahwa imanku baik-baik saja.

Baca juga: Agar Masuk ke Hati

Dan tulisan ini, kutujukan pada diriku. Imanmu bisa lemah, tapi bukan berarti itu garis akhir. Kita bisa berusaha agar iman kita naik lagi, meski kondisi hati sedang mengeras dan sakit. Perlu usaha, dan berikut ini beberapa terapi untuk iman yang lemah.



Membaca, mendengar, dan merenungi makna Al Qur'an


Al Quran telah Allah jadikan sebagai cahaya, petunjuk, obat dan rahmat bagi hamba-hambaNya yang beriman. Saat iman kita lemah, dan hati kita sakit, berinteraksi dengan Al Quran bisa menjadi terapi. Membacanya lafalnya, terjemahannya, penjelasan tentangnya. Mendengarkan Al Quran, penjelasannya, maknanya, tafsirnya. Juga mentadabburinya, memikirkan dan merenungi maknanya.

Tidak mudah, tapi usahakan selalu ada interaksi dengan Al Quran setiap hari, baik itu di dalam shalat, dengan pelan membaca dan memaknai Al Fathihah di setiap rakaatnya, maupun di luar shalat. Di luar shalat bisa dengan membaca quran, mendengaran quran, maupun mengulang hafalan. Ya, hafalan, bahkan suratan pendek, seperti Qulhu, surat Al Ikhlas. Atau surat al ashr. Mungkin kita belum begitu paham maknanya, belum membaca tafsirnya, tapi coba ulangi hafalan surat pendek itu pelan, kemudian berdoalah dalam hati, semoga surat pendek yang sudah kita hafal itu bisa menjadi langkah pertama untuk kembali mengeratkan interaksi kita dengan Al Quran.

Memahami dan merenungi hakikat asma' dan sifat Allah

Memahami dan merenungi hakikat asma' dan sifat Allah, memikirkan makna-maknanya dan menguatkan perasaan di dalam hati sehingga dapat mempengaruhi anggota tubuh yang lain. Pemahaman yang benar terhadap asma' dan sifat Allah akan menjadikan seorang muslim yakin dan sadar akan keagungan dan kebesaran kekuasaan Allah. Ia akan taat dan takut bermaksiat kepada-Nya, karena ia yakin akan janji dan ancamanNya.
- Abu Ammar dan Abu Fatiah Al Adnani, Mizanul Muslim
Ini penting sekali untuk dilakukan. Seringkali, saat iman kita lemah, sebenarnya kita belum tahu atau belum memikirkan lagi hakikat asma' dan sifat Allah. Pemahaman kita tentang Arrahman dan Arrahim dangkal, juga tentang Maliki yaumiddin. Kita perlu mencari ilmu dan mendengarkan penjelasan tentang asma' dan sifat Allah. Saat kita tahu, bahwa sifat Ar Rahman Allah, yang telah menyelamatkan kita dari berbagai kepelikan yang tidak terbayang. Bahkan saat kita memiliki masalah, sebenarnya Allah tetap Ar Rahman, karena Allah menghindarkan kita dari masalah yang jauh lebih besar dari yang kita hadapi saat ini. Saat kita tahu makna Malikiyaumiddin, kita jadi tidak bermudah untuk menyalahgunakan asma Ar Rahman. Allah mungkin tidak segera membuat mata kita buta.. Meski mata kita sering kita gunakan untuk maksiat. Tapi Allah Malikiyaumiddin, penguasa hari pembalasan. Setiap amal kita, yang baik maupun yang buruk tercatat, semua... yang kecil maupun yang besar. Saat hari itu datang, dan pasti akan terjadi, kita akan diminta pertanggungjawaban atas perbuatan kita. [1]

Allah Al Lathif, Maha Lembut. Biasanya Al Lathif bersebelahan dengan Al Rizq. Karena cara Allah memberikan rizki kepada kita begitu lembut, sampai kita sering tidak menyadarinya. Nasi yang kita makan tadi siang, sudah Allah siapkan tiga bulan sebelumnya, lewat petani yang menanam bibitnya, kemudian panen, dijual kepasar, sampai beras tersebut dimasak dan siap di santap. Garam yang ada di sayuran yang kita makan, disiapkan jauh-jauh hari juga. Begitu lembut Allah mengantar rizki kepada kita, sehingga kita sering lupa. [2]

Mencari Ilmu Syar'i dan Mengikuti Majelis Dzikir (Pengajian dan Kajian Ilmu)

Mencari ilmu syar'i yang dapat memunculkan rasa takut kepada Allah dan menambah keimanan dalam hatinya. Allah berfirman, "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hambaNya hanyalah orang-orang yang berilmu." (QS Fathir [35] : 28)
- Abu Ammar dan Abu Fatiah Al Adnani, Mizanul Muslim
Teknologi yang bisa memudahkan kita mencari ilmu syar'i baik dari e-book buku islami, maupun audio atau video kajian. Bisa memilih yang mudah dijangkau meski tidak harus berpergian. Tapi kalau mau lebih mantep lagi, paksa diri untuk hadir di kajian offline. Datang ke masjid terdekat yang mengadakan kajian, duduk dan nikmati, rasakan suasana positif masjid. Semoga dengan hadir di majelis ilmu bisa mengatasi lemahnya iman kita.
Ini (menghadiri majelis dzikir) dapat menambah keimanan disebabkan beberapa hal yang ditimbulkan oleh majelis ini, seperti dzikrullah yang dapat menentramkan hati, datangnya rahmat, turunnya ketenangan, para malaikat datang mengelilingi orang-orang yang berdzikir dan Allah membanggakan mereka yang hadir dalam majelis tersebut di hadapan para malaikat.
- Abu Ammar dan Abu Fatiah Al Adnani, Mizanul Muslim
Memperbanyak amal shalih               
Dan ini merupakan terapi yang paling mujarab dalam menjaga kestabilan iman seseorang
Iman turun ketika kita bermaksiat, dan naik ketika kita melakukan amal shalih. Rasulullah juga menyebutkan bahwa amal baik akan menghapus amal buruk. Meski tidak mudah, paksakan diri, dari hal kecil seperti beristighfar atau amal shalih lain.

***

Selanjutnya akan ditulis poin-poinnya aja ya.. Masih dari buku Mizanul Muslim.
  • Variasi, yaitu mengerjakan berbagai macam ibadah
  • Merasa khawatir terhadap su'ul khatimah (mati dalam keadaan bermaksiat dan tidak beriman)
  • Banyak dzikrul maut (mengingat kematian)
  • Melakukan ziarah kubur dan menengok orang-orang yang sakit untuk mengingat alam akhirat
  • Senantiasa mentadabburi ayat-ayat yang berkaitan dengan fenomena alam
  • Selalu bermunajat kepada Allah dan bertawakkal kepadaNya dalam segala urusan
  • Tidak banyak berangan-angan dalam urusan dunia
  • Senantiasa memikirkan kerendahan dunia dan isinya, sehingga tidak tergoda oleh rayuannya
  • Mengagungkan perkara-perkara yang terhormat di sisi Allah (hurumatillah)
  • Memiliki al-wala' (sikap mencintai, membantu, menolong dan mendukung) dan al bara' (sikap membenci, memusuhi dan memutuskan hubungan) yang benar
  • Bersikap tawadhu' (rendah hati) dan menjauhkan diri dari sikap sombong
  • Banyak melakukan amalan-amalan hati, seperti mencintai Allah, takut kepadaNya, berharap kepadaNya, berbaik sangka dengan semua keputusanNya, ridha terhadap qadha' dan qadarNya, bersyukur atas segala nikmatNya, taubat kepadaNya, dll
  • Senantiasa mengintrospeksi diri
  • Berdoa kepada Allah agar dikuatkan keimanan yang ada dalam hatinya.
Allahua'lam.

***

PS:
[1] Dari salah satu khutbah jumat Ustadz Nouman Ali Khan, link menyusul
[2] Dari audio kajian Darusy Syabab oleh Kang Rendy, ga janji bisa dapet linknya

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya