Follow Me

Saturday, May 16, 2020

QJ Ramadhan #8: Hemat; Pertengahan Kikir dan Boros

Bismillah.
#quranjurnal



وَٱلَّذِينَ إِذَآ أَنفَقُوا۟ لَمْ يُسْرِفُوا۟ وَلَمْ يَقْتُرُوا۟ وَكَانَ بَيْنَ ذَٰلِكَ قَوَامًۭا

Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.
[Surat Al-Furqan (25) ayat 67]

***


Sadarkah kita, bahwa sekarang kita sedang dikepung dengan budaya konsumtif? Jika kita tidak memiliki prinsip yang kuat dan mudah terbawa arus, kita tanpa sadar akan mengikuti budaya konsumtif tersebut. Iklan-iklan yang lewat, trend bau, makanan, dll. Diskon bebas ongkir. Seolah ada banyak sekali hal yang harus kita beli.

Al Furqan ayat 63-74 merupakan rangkaian ayat-ayat yang menjelaskan tentang 'ibadurrahman, hamba-hamba Arrahman. Titel yang begitu indah, karena kata hamba disandingkan dengan asma Allah Arrahman. Salah satu ciri 'Ibadurrahman adalah mereka yang tidak berlebihan dalam membelanjakan hartanya, serta tidak kikir. Hemat dan memiliki hidup yang sederhana.

Sikap pertengahan ini juga disebutkan dalam ayat lain (Al Baqarah ayat 143) sebagai ciri umat muslim. Seorang yang islam berada di jalan tengah, bukan seperti yahudi yang mengetahui namun tidak mengamalkan, bukan pula seperti nasrani yang tersesat dan mengada-adakan apa yang tidak diketahui. Begitupun keseimbangan dalam rasa takut dan harap, yang baik itu pertengahan. Tidak mengedepankan rasa takut seperti Khawarij, juga tidak terlalu mengelukan rasa harap seperti Murji'ah. 

Ibnul Qayyim menyebutkan dalam Madarijus Salikin, "Akhlak yang baik ada diantara dua akhlak yang tercela, seperti kedermawanan yang ada di antara bakhil dan boros, tawadhu' yang ada di antara kehinaan dan takabur. Selagi jiwa menyimpang dari pertengahan ini, tentu ia akan cenderung kepada salah saatu dari dua sisi yang tercela."

Untuk tetap berada di tengah-tengah dan menjaga keseimbangan, diperlukan usaha dan doa. Seperti Allah menjaga keseimbangan langit yang kokoh berada di atas bumi tanpa satupun tiang, semoga kita dimudahkan agar memilih jalan tengah, menjadi umat yang wasathan.

***

Ayat ini mengingatkan kita tentang bagaimana kita menggunakan harta kita. Pengingat, bahwa kelak harta kita akan ditanya pertanggungjawabaannya, darimana dan bagaimana kita mendapatkannya, serta dimana dan bagaimana kita membelanjakannya.

Saya melihat ayat ini sebagai pengingat, agar tidak terlalu bakhil namun juga tidak terlalu boros. Misalnya penggunaan kuota internet bulanan. Bagaimana mengatur uang agar bisa memenuhi kebutuhan pokok, sekaligus untuk bersedekah. 

Terakhir, Al Quran mengatur bagaimana kita mendapatkan dan membelanjakan uang kita. Dalam mendapatkan uang, kita tidak boleh mencuri, menipu, dan memakan uang riba. Sedangkan dalam membelanjakan uang, kita diingatkan untuk tidak boros, bahkan disebutkan dalam ayat lain (QS Al Isra ayat 62), bahwa orang-orang yang boros merupakan saudara setan. Na'udzubillah. Semoga kita bukan termasuk di dalamnya.

Allahua'lam.

28 Mei 2019 | 23 Ramadhan 1440H

#refleksiramadhan #quranjournal #betterword

***

Keterangan: Tulisan Ramadhan tahun lalu, dari facebook pribadi khusus Ramadhan.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya