Follow Me

Thursday, May 14, 2020

QJ Ramadhan #7: Memaafkan dan Berlapang Dada

Bismillah.
#quranjurnal

وَلَا يَأْتَلِ أُو۟لُوا۟ ٱلْفَضْلِ مِنكُمْ وَٱلسَّعَةِ أَن يُؤْتُوٓا۟ أُو۟لِى ٱلْقُرْبَىٰ وَٱلْمَسَـٰكِينَ وَٱلْمُهَـٰجِرِينَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ ۖ وَلْيَعْفُوا۟ وَلْيَصْفَحُوٓا۟ ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَن يَغْفِرَ ٱللَّهُ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌ

Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat(nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, [Surat An-Nur (24) ayat 22]

***

Siapa yang tidak sakit hati, saat buah hatinya disakiti? Sebuah berita dusta tersebar tentang putrinya, dan salah satu yang ikut menyebarkan berita tersebut, adalah kerabat yang biasa ia beri sedekah. Saat itulah sumpah itu terucap.


Hadits ifki, berita dusta. Peristiwa itu banyak menyimpan hikmah untuk kita. Allah mungkin telah menyiapkan peristiwa tersebut, agar menjadi pelajaran, bukan hanya saat peristiwa itu terjadi bahkan sampai akhir zaman. Bahwa kita diminta untuk berbaik sangka dan menoak jika ada berita buruk tentang saudara sesama muslim.

 "Mengapa di waktu kamu mendengar berita bohong itu orang-orang Mukminin dan Mukminat tidak bersangka baik terhadap diri mereka sendiri, dan (mengapa tidak) mengatakan, “Ini adalah berita bohong yang nyata.” (QS An Nur ayat 12)

Allah juga mengingatkan kita untuk berhati-hati mengucapkan sebuah perkara. Agar tidak mudah menyebarkan sesuatu yang tidak kita ketahui. Allah Tahu, akan datang era milineal, dimana informasi dan 'ucapan' tersebar begitu cepat dan mudah, tanpa mempedulikan apakah isinya kebenaran atau justru dusta. Begitu ringan, tapi di mata Allah itu suatu yang berat.

 "(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit juga, dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja, padahal dia di sisi Allâh adalah besar." (QS An Nur ayat 15)

***

Dengan ayat-ayatNya Allah mensucikan kembali Aisyah radhiyallahu anha dari berita dusta yang tersebar. Kemudian Allah juga menurunkan ayat 22, atas sikap Abu Bakar terhadap Mistah.

Allah memberitahu kita, bahwa dalam kondisi dan skenario seberat itu, Allah meminta kita memaafkan dan berlapang dada. Apalagi pada kesalahan yang lebih kecil dari itu. Kita diminta untuk tetap menyambung silaturahim pada saudara yang pernah bersalah. Jangankan silaturahim, bahkan sedekahpun, harus tetap diberikan jika saudara kita tersebuut orang yang membutuhkan.

Karena memaafkan dan berlapang dada bukan hal yang mudah, Allah juga menjanjikan balasan yang besar. 

{أَلا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ}
Apakah kalian tidak ingin bahwa Allah mengampuni kalian? (An-Nur: 22)

Karena sesungguhnya setiap amal perbuatan itu mendapat balasan sesuai dengan jenis amal perbuatannya, sebagaimana engkau mengampuni dosa orang yang berdosa kepadamu, maka Allah mengampuni pula dosa-dosamu. Dan sebagaimana kamu memaaf, maka Allah pun memaafmu pula. [1]

Maka pada saat itu juga Abu Bakar berkata, "Benar, demi Allah, sesungguhnya kami suka bila Engkau memberikan ampunan kepada kami, wahai Tuhan kami." Kemudian Abu Bakar kembali memberikan nafkah bantuannya kepada Mistah seperti biasanya. Untuk itu Abu Bakar berkata, "Demi Allah, aku tidak akan mencabutnya selama-lamanya." Perkataannya kali ini untuk mengimbangi apa yang telah dikatakannya sebelum itu, yakni ucapannya," Demi Allah, aku tidak akan memberinya bantuan lagi barang sedikit pun, selamanya." Karena itulah maka sahabat Abu Bakar sesuai dengan nama julukannya, yaitu As-Siddiq; semoga Allah melimpahkan rida kepadanya, juga kepada putrinya. [1]

***

Allah berulangkali menyebutkan tentang memaafkan dalam ayat-ayat Quran. Jika sebelumnya pemberian maaf setelah didzalimi, meski kita berhak dan punya kekuatan untuk membalas dengan hal yang setimbang. Kali ini Allah mengajarkan kita untuk memaafkan, saudara, kerabat, yang pernah menyakiti buah hati atau anak kita. Allah tahu, bahwa kita akan menemui banyak skenario, kejadian yang membuat dada kita sempit, dan memaafkan terasa begitu berat. Namun Allah kembali mengingatkan, bahwa kecintaan kita, keinginan kita untuk diampuni Allah, seharusnya menjadi penuntun kita untuk membuka pintu maaf dan berlapang dada.

Semoga Allah menjadikan kita termasuk orang-orang yang dimudahkan untuk memaafkan dan berlapang dada. Orang-orang yang dengan memaaafkan, dimaafkan juga oleh Allah dosa dan kesalahannya. Semoga Allah lapangkan dada kita, dan mudahkan urusan kita. Aamiin.

Allahua'lam.

19 Mei 2019 | 14 Ramadhan 1440H

Keterangan: [1] http://www.ibnukatsironline.com/2015/07/tafsir-surat-nur-ayat-22.html

#refleksiramadhan #quranjournal #betterword

***

PS: Tulisan Ramadhan tahun lalu, dari facebook pribadi khusus Ramadhan.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya