Follow Me

Saturday, May 30, 2020

Obat Pereda Rindu Selain Video Call

Bismillah.


Obat penghilang rindu itu bertemu katanya. Tapi kalau tidak bisa bertemu? Mungkin kita bisa meminum obat pereda rindu. Ga benar-benar menghilangkan memang, tapi minimal meredakan, sedikit demi sedikit.

Obat pereda rindu yang sudah laris adalah video call, pertemuan virtual, kita melihat orang yang kita rindukan, mendengar suaranya, bertukar salam serta sapa. Tapi selain video call, menelpon, atau chat, ada hal lain yang bisa kita lakukan untuk meredakan rindu. Apa aja?

*disclaimer* tips ini ditulis untuk meredakan rindu pada keluarga, atau pasangan yang sudah halal.

Kirim hadiah

Kita memang tidak bisa hadir langsung bertemu, tapi hadiah kita bisa mewakili kita. Dan untuk yang merantau jauh, coba kirim hadiah ke orangtua, atau saudara. Ga perlu yang mahal-mahal. Bisa dikasih kartu ucapan di dalamnya.

Saat hendak kirim hadiah, kita otomatis jadi memikirkan orang yang kita rindukan, apa yang kira-kira mereka butuhkan, hadiah apa yang mereka suka. Proses itu bisa jadi bentuk pereda rindu. Pun saat sudah dikirim, kita bertanya-tanya kapan hadiahnya sampai. Dan jika sudah sampai kita akan merasa senang, membaca atau mendengar respon dari penerima hadiah, entah itu dalam bentuk chat maupun telpon.

Menulis surat

Jaman milineal kaya gini nulis surat? Kenapa tidak? Romantis tahu hehe. Jika chat/sms cepat di dapat tapi juga mudah tenggelam dalam thread. Berbeda dengan surat. Menulisnya saja butuh waktu, kita memilih kertas, memikirkan apa yang hendak ditulis, jika ada yang salah tulis, kadang harus ganti kertas. Bisa beli perangko dan kirim via kantor pos. Bisa juga kaya kirim dokumen via agen kirim paket. Ketika suratnya sampai, membacanya bisa berulang-ulang, pun bisa disimpan.

Memang obat pereda yang satu ini kaya nyusahin diri. Tapi coba pikirkan dari sudut pandang yang menerima surat. Tulisan tangan kita mungkin tidak indah. Kita pun ga terbiasa buat kata-kata puitis. Gapapa. Pakai bahasa biasa saja. Tulisannya pun tidak perlu super artistik, yang penting masih bisa terbaca. Sependek apapun suratnya, isinya seremeh apapun, sebuah surat tetap menjadi hal istimewa bagi penerimanya.

Oh ya, biar tambah istimewa, kamu juga bisa membubuhkan sedikit parfum di kertas suratmu. Meski ga ada jaminan aromanya masih bertahan di sana ketika sampai hehe.

Menilik galeri foto lama

Kita juga bisa meredakan rindu dengan menilik galeri foto lama. Entah itu yang tersimpan di hp, laptop, di Facebook atau di buku album foto.

Kalau fotonya masih digital, kamu bisa memilih foto tertentu dan mencetaknya. Letakkan di tempat yang sering kamu lihat, di meja kerjamu, di dompet, atau di buku yang sedang kamu baca sebagai pembatas buku.

Kamu juga bisa membuat video dari kumpulan foto tersebut. Entah itu diurutkan berdasarkan waktu, atau random.

Buat To Do List

Sembari menikmati rindu yang memenuhi otak dan hatimu, coba buat to do list, apa saja yang ingin kamu lakukan kalau nanti bisa pulang kampung dan bertemu orang yang kamu rindukan. Sembari memikirkan apa yang ingin dilakukan, langitkan juga doamu pada Allah, agar diberi izin melaksanakan rencana tersebut.

Kalau sudah buat listnya, coba baca ulang. Cek, barangkali ada yang bisa kamu lakukan sekarang. Tanpa perlu menunggu harus bertemu secara fisik.

Berdoa

Terakhir dan yang termujarab untukku. Obat pereda rindu yang paling efektif adalah dengan berdoa. Ada yang tahu rindu itu letaknya di mana? Sama seperti perasaan cinta, rindu itu letaknya di hati. Dan tahukah siapa yang berkuasa akan hati kita? Allah-lah yang berkuasa membolak-balik hati kita.

Dengan berdoa, kita mungkin masih rindu, tapi kita tidak jadi gelisah. Rindu, tapi rasanya tetap tenang. Karena kita yakin Allah menjaga orang-orang yang kita rindukan. Karena kita yakin, Allah lebih menyayangi orang-orang yang kita rindukan, lebih daripada kita menyayangi mereka. Juga karena kita yakin, Allah mendengarkan doa kita.

***

Semoga sedikit tips ini bisa jadi inspirasi, agar rindu tidak cuma menjadi rasa yang menyesakkan hati. Tapi justru rindu itu, menjadi penguat silaturahim dan rasa kasih sayang diantara kita.

Allahua'lam.

***

Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya