Follow Me

Tuesday, May 30, 2017

#25 Mencari Makna Pertengahan Perjalanan

Bismillah.

halfway there
Setengah perjalanan ini sudah di lalu. bekal perjalanan sudah semakin menipis, lelah sudah makin menumpuk di pundak.

Dan pikiran buruk merasuki otakku. Bagaimana kalau aku tidak sanggup? Apakah lebih baik aku berhenti saja? kawan-kawan seperjalanan dengan ku sudah jauh di depan. Dan aku, berada di belakang, tertatih-tatih mencoba menyusul.

Dan pikiran baik mencoba mengusir pikiran buruk. Jika kau berhenti, maka akan sia-sia perjuangan mu meniti jalan ini hingga sekarang. Pos berikutnya tidak terlalu jauh lagi. Lebih dekat dari langkah yang telah kau tempuh.

Selain itu, meski kau ditertinggal di belakang, mereka tidak meninggalkanmu. Mereka sudah memperlambat langkah mereka. Berharap kau bisa menyusul dan kembali bersama iringi hari-hari yang tersisa.

***

"Aku lelah," aku menyandarkan kepalaku di bahu kawan-kawan perjalanan.

"Aku tahu, kita semua lelah. Namun itu akan terbayar, saat kita sampai di tujuan kita"

"Kalian enak, nafas kalian panjang, langkah kalian cepat. Sedangkan nafasku pendek, langkahku melambat"

"Dua medan akhir-akhir ini memang tidak bisa kau tapaki dengan cepat, namun kau pernah lebih cepat dari kami saat menempuh medan di awal perjalanan kita. Tidakkah kamu ingat?"

Aku terdiam, lalu slide demi slide hari-hari perjalanan awal muncul. Ya, aku ingat. Begitu ingat saat tahu perjalanan ini memiliki berbagai medan. hanya medan pertama yang memperbolehkan memilih tema. Selebihnya, ada tema dan tugas yang ditentukan.

Saat itu aku mengeluh, aku seringkali tidak bisa lancar melalui medan menulis jika sudah ditentukan tema. Aku tahu aku begitu lemah di sana. Bayang lain pengalamanku muncul, saat aku merutuki diri karena tidak bisa menjadi maganger yg baik. Hampir selalu gagal saat tema disandingkan dan aku diminta menyusuri. Hampir selalu gagal menyusunnya menjadi segitiga terbalik.

Satu bulir air mengalir dari tiap bola mataku. Membasahi pipi, kemudian jatuh memberikan jejak air di khimar ku.

Aku begitu ingat, saat Pak Nass berkata justru itu tantangannya. Saat itu aku menjawab dengan sangat yakin, "I accept the challange".

Kuangkat kepalaku dari bahunya. Kemudian kualihkan pandanganku ke langit biru yang membentang. Usaha mereka, waktu yang mereka luangkan, pengorbanan mereka. Lalu lagi slide demi slide lalu bermunculan. Malu sungguh malu. Terutama pada Sang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. Betapa "janji" yang kuucap saat menerima tantangan, kulihat beberapa saat ini sedang kuhancurkan perlahan.

Memandang langit membuatku teringat padaNya. Sang Pencipta, yang dengan merancang langit agar tetap tegak dan tak ada retak meski sangat tinggi dan tanpa tiang. Kemudian mengingatkan diri tentang tujuan yang ditulis sebagai salah satu bentuk penghambaan kepada satu-tunya Ilah.

"Yuk jalan lagi, " ajaknya memecah heningku. Aku tersenyum kemudian beranjak dan berjalan lagi. In syaa Allah, aku harap sampai hari ke 50 nanti. Izinkan aku tetap disini meski jalanku lambat. Time will heal this pain, and this tired. And then I'm ready to run again with you.

"Rest. But don't quit!"
***

Allahua'lam.

PS: Ditulis 4 April 2015, ga ada angkanya sebenarnya, tapi karena di akhir ditulis 50 hari, berarti pertengahannya hari ke 25 kan? Projek menulis Kompilasi. 

PPS: I know it's not half way to the end of Ramadhan, but somehow I want to post it today.. For anyone who have take the half way and feel like you can't reach the destination. You must believe that that you're already half way.. a little more.. you can rest, but don't quit. SemangKA!

 

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya