Bismillah.
#hikmah
Sebenarnya, aku sudah pernah baca/dengar bahwa kebanyakan orang akan menyembunyikan kondisi tidak baiknya. Biasanya orang memilih menutupnya, kecuali pada orang-orang terdekat. Meskipun ada juga.. yang suka mengumbar kesedihannya di sosmed, tapi bukan itu fokus topik kali ini.
Aku ingin menceritakan satu hal yang aku baru alami, dan jadi paham terhadap apa-apa yang sebelumnya aku baca. Ini tentang manusia yang punya kecenderungan ingin tampak sebagai orang terbahagia sedunia. Tentang bahagia bukan apa-apa yang kita lihat di capture foto ig orang-orang, bukan juga status-status sosial media. Tapi bahagia itu apa yang ada di dunia nyata.
***
Jadi dulu-dulu, aku cuma bisa angguk-angguk aja kalau baca tulisan tentang tema itu. Iya, kan yang penting bukan yang di sosmed. Tapi kemarin-kemarin saya merasakan langsung, betapa saya sedang tidak baik-baik saja, tapi ada kecenderungan ingin show off kalau saya baik-baik saja. Saya baru sadar besoknya atau dua hari setelah posting, "Apa coba pentingnya post ini?" tanyaku pada diri kemudian aku menghapus postingan tersebut.
Kejadian itu mengingatkan saya untuk mengurangi bersosmed dan mainnya di blog aja. Karena unik, bagi saya, saya tidak bisa acting as if I am okay melalui tulisan. Tulisan panjang di sini, seingin-inginnya saya berpura-pura baik-baik saja, pasti ada saja yang tersirat atau terlihat, entah dari topik yang saya pilih, atau dari bahasa saya. Seingin-inginnya saya berpura-pura baik-baik saja, setelah dibaca ulang, saya tahy dan sadar, kalau saat itu saya sedang tidak baik-baik saja.
***
Aku kira.. kecenderungan kita untuk menutup diri, dan bersikap seolah baik-baik saja saat tidak baik itu.. mungkin salah satu naluriah kita ya. Mungkin itu supaya, kita lebih banyak curhat ke Allah dan bukan ke manusia, apalagi ke sosmed.
Malu menulis ini sebenarnya, karena di sini, aku banyak curhat, baik tersirat maupun tersurat. Kebanyakan tersurat sih hehe. Malu juga.. karena ternyata aku mengalami itu, acting as if you're okay, bahkan sampai pada tahap show off as if you're okay.
it's ok |
Mari belajar jujur, pada diri terutama. Kalau sedang tidak baik-baik saja, mengatakan kalau kamu baik-baik saja dan akan baik-baik saja, sebagai bentuk sikap optimis itu baik. Tapi ada saatnya kamu harus mengakui, kalau kamu sedang tidak baik-baik saja. Saat itu... perbanyaklah interaksi dengan Allah, Al Quran, dengan orang tua, dan teman-teman baik. Don't acting like all the world weight is on your shoulders. Karena dengan berinteraksi dengan teman-teman shalihah itu, setidaknya akan mengingatkanmu sekali lagi, kalau kamu tidak sendirian, masalahmu itu kecil, dan hidup ini memang ujian.
Keep holding on! You're gonna hear many words from them, "Don't give up!!"
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya