Follow Me

Sunday, May 28, 2017

Saat Tidak Ada Pengganggu, Apakah Berbeda? (-2)

Bismillah.

Refleksi Ramadhan #3

Bulan Ramadhan memiliki banyak keistimewaan, salah satunya disebutkan di sebuah hadits hasan, bahwa di Bulan Ramadhan setan-setan dibelenggu. Penulis memang belum mengetahui makna menyeluruh dari hadits ini, namun sejenak hadits ini ingin penulis renungi.

***

Dibelenggunya setan berarti tidak ada lagi bisik-bisik atau godaan setan memenuhi hari kita. Dibelenggunya setan membuat langkah kita lebih ringan untuk ke masjid, membuat tangan kita lebih mudah untuk membuka mushaf Alquran, dan membuat kita mudah melakukan amal shalih lain. Sayangnya, setan yang dibelenggu tidak menjamin kejahatan sirna dan vacum selama Ramadhan. Nyatanya, masih ada berita kriminal yang menjadi headnews koran atau berita di TV. Kenapa?

Masing-masing kita memiliki dua hal yang berperang dalam diri, fitrah dan hawa nafsu. Fitrah kita itu bersih, selalu senang melakukan hal yang baik dan merasa gelisah saat melakukan hal yang buruk. Sedangkan hawa nafsu kebalikannya, ia menginginkan hal-hal buruk. Sebenernya ada faktir luar juga yang mempengaruhi kita, teman-teman shalih dan bisikan syaitan. Namun faktor luar yang mengajak kita dalam keburukan dibelenggu di bulan Ramadhan.

Harusnya secara logika, dibelenggunya setan membuat kita terhindar dari maksiat. Kenapa? Karena kita berpuasa dan melatih hati kita untuk mengontrol seluruh tubuh kita. Kita memerangi perut yang meminta diisi di siang hari, kita memerangi tangan yang ingin melakukan maksiyat, lisan yang ingin ghibah, dst. Namun sayangnya, dibelenggunya setan terkadang tidak mempengaruhi beberapa kebiasaan buruk kita. Ada hal-hal yang sudah melekat dan membuat kita sulit sekali menghilangkannya. Di hal-hal tertentu itu, hati atau fitrah kita berperang dengan hawa nafsu, namun sayang masih sering kalah atau mengalah.

Ramadhan ini begitu istimewa, namun seringkali kita, terutama diri, justru melalaikan keistimewaan Ramadhan. Lagi, kalah oleh hawa nafsu meski setan sudah dibelenggu. Ah, apa kabar iman? Sudahkan kebiasaan-kebiasaan buruk itu kita kikis perlahan?

Saat tidak ada pengganggu, apakah berbeda? Semoga berbeda, mungkin tidak mudah, namun pasti bisa jika kita berazzam untuk berubah menjadi lebih baik.

Allahua'lam bishowab.

spot the difference

***

PS: Ditulis tanggal 25 Juni 2015, di akun facebook khusus Ramadhan, salah satu projek Kompilasi.

PPS: Tulisan ini masih banyak kurangnya dan salahnya, harusnya diedit atau diberi keterangan lebih lanjut. Atau harusnya belajar lebih banyak. Salah satu yang perlu diedit, kalau nafsu itu tidak selalu negatif, contohnya nafsu makan, itu perlu, kemauan dan hasrat untuk makan itu perlu untuk hidup kita. Pernah denger penjelasannya di gedung LTI padahal, tapi memorinya redup, lain kali, kalau ada kesempatan dan diberi waktu, in syaa Allah aku tulis lagi yang versi lebih baik. Ini cuma salinan tulisan lama saja.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya