Follow Me

Tuesday, January 9, 2018

New "Strange" Follower; Dual-Language

Bismillah.

#bersihbersihdraft #random



I know it's something which is, so not important to write. But.. yeah. Barusan ada notif di mediumku, aku di-follow oleh akun medium lain. Ini hal biasa? Iya lah biasa. karena ada sistem following yang mirip twitter di medium. Tapi yang bikin aneh adalah, yang nge-follow aku adalah orang luar negri. Maybe I read one of his writing, highlight one of his sentence, or bookmark one of his stories, but why? Penasaran aja, apa ini termasuk strategi biar aku nge-follow balik? Hehe. Kemungkinan besar jawabannya itu sih. It will be strange, if he actually can read my stories, padahal isi tulisan di Medium-ku semuanya berbahasa indonesia. Hehe. Anyway.. harusnya biasa aja ya? Skip aja? Ga usah dibahas.

Tapi gara-gara dia, aku jadi keinget untuk buka medium. Read some more stories there. Baik yang berbahasa indonesia maupun yang berbahasa inggris. Meski banyak juga yang berakhir di bookmark, karena pegel bacanya. Mostly because I don't really interested in the topic, but still got curious. Or because reading a full English article is just.. begitulah. Males mendeskripsikannya, takut jadi keluhan. Padahal manfaat baca artikel di Medium banyak, melatih kemampuan reading-ku, nambah vocabulary juga.

***

Mumpung sedang bahas tentang tulisan berbahasa inggris dan berbahasa indonesia. Ada satu hal yang ingin sekali aku tanyakan, dan sudah ditanyakan ke satu orang, tapi belum dibalas. Mengapa sebuah tulisan yang baik itu harus ditulis dalam satu bahasa? Kalau kita mau buat artikel dengan bahasa dua, indonesia dan inggris, apa kah itu tidak sesuai dan dianggap tidak baku dan tidak formal? Bukankah tergantung target pembacanya kan? Kalau target pembacanya adalah mayoritas orang yang bahasa pertama/keduanya bahasa indonesia, dan bahasa ketiganya bahasa inggris, why can't we make a dual language writing?

bilingual

Walaupun memang sih. Logikanya mah, ga bisa gitu. Ga boleh. Apalagi kalau yang nulis kaya kamu bell.. Satu kalimat, setengahnya bahasa inggris, setengahnya bahasa indonesia. Boleh, kalau isinya teratur, misal bagian bahasa inggrisnya minimal satu kalimat, tidak terpotong. Bahasa indonesia juga gitu.

Beda cerita ya, kalau untuk karya tulis ilmiah, memang bagusnya satu bahasa. Kalau perlu tambahan bahasa inggris ya buat dua versi. Versi bahasa inggris dan versi bahasa indonesia. Ya kan? 

***

Draft ini... jujur membacanya lucu, curhat banget. Tambahan dariku sekarang, menulis dengan satu bahasa, atau dua bahasa itu balik lagi ke target pembacanya. Kalau pembacanya diri sendiri, kamu boleh menggunakan campuran dua, tiga bahkan empat bahasa. Yang penting semuanya kamu mengerti. Karena pembacanya cuma dirimu.

Kalau tulisanmu target pembacanya adalah orang Indonesia, semua usia, maka lebih baik menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Supaya tidak mengajari anak-anak muda untuk menggunakan tata bahasa yang kacau. Bahkan kalau perlu, terjemahkan kutipan bahasa inggris yang ingin dijadikan penghias di tulisanmu. 

Mari belajar menulis dengan tata bahasa yang baik dan benar. Untukku terutama.


Wallahua'alam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya