Follow Me

Wednesday, August 22, 2018

Menulis Juga Butuh Pemanasan

Bismillah.


Pernahkah, kamu punya banyak ide untuk ditulis, namun saat memulai menuliskannya, tiba-tiba stuck. Ide atau gagasannya sudah ada di kepalamu, namun jemarimu seakan kaku, dan begitu sulit mengeja ide tersebut dalam kata-kata, untuk kemudian menjadi kalimat yang akan menyusun sebuah tulisan. 

Rasanya mungkin seperti hanya menambah jumlah draft di blogmu. Kamu sudah menulis satu dua kata kuncinya ide di otakmu, menjadi satu dua kalimat. Namun kemudian kamu seolah kehilangan kata. Akhirnya memutuskan save dan menutup tulisan yang belum rampung tersebut.

***

Tahukah kamu? Menulis ternyata mirip seperti olahraga, perlu pemanasan. Seperti motor atau mobil, atau mesin, perlu fase memanaskan agar tidak 'kaget' ketika digunakan. 

Bagaimana caranya pemanasan dalam menulis? Apa perlu senam jari? Hehe. Atau senam otak dulu? Hmm. Mirip-mirip lah, keduanya bisa dilakukan. Caranya coba menulis bebas, biarkan jemari dan otak kananmu bekerja sama. Tuliskan kata-kata asal dan kalimat yang terlintas di otak. Ikuti saja, meski tidak ada pokok gagasan yang ingin dituliskan. Tuangkan dan biarkan jemarimu bergerak, menuliskan hal-hal yang kamu rasakan. 

Ungkapkan kesulitanmu saat menulis, perasaanmu, bagaimana harimu, siapa yang kamu rindukan, berita panas apa yang sedang viral, apapun, tulis semua. Ini bisa jadi bentuk pemanasanmu, sebelum kemudian masuk ke sesi inti. Tulisan yang idenya sudah memenuhi kepalamu, tapi belum bisa dituangkan karena jemari dan otakmu belum 'panas'. 

***

Sebenarnya ada beberapa 'solusi' lain saat kau stuck menulis. Bisa jadi kamu memang kehabisan kosakata karena sudah lama tidak membaca. Itu artinya kamu harus membaca dan memenuhi teko kosakatamu.

Tapi.. jika yang menyebabkan kamu stuck, adalah ketakutanmu, hambatan pikiranmu sendiri, sifat perfeksionismu, maka solusinya adalah menulis 'bebas'. Jangan biarkan otak kirimu mengedit semua kata dan kalimat yang bahkan belum dituliskan lewat jemari. Biarkan otak kananmu bekerja, dan jemari menuliskannya, meski acak, abstrak, dan banyak kesalahan. Tidak apa, tulis dulu. Urusan edit belakangan.

***

Menulis juga butuh pemanasan. Maka saat harus menulis, namun sulit rasanya, coba lakukan pemanasan dahulu. Semoga setelah itu, jemari kita jadi lebih licin menuliskan/mengetikkan kata demi kata, kalimat-kalimat yang kemudian terangkai dalam paragraf. Coba lakukan pemanasan dulu, semoga setelah itu, otak kita jadi lebih mudah menterjemahkan ide menjadi tulisan.

Semangat menulis!

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya