Siang ini aku membutuh bantuan seseorang untuk satu kalimat bahasa arab sederhana, yang aku tidak yakin penulisannya. Aku mendengarnya dari ceramah, bagian al qalam tertangkap di telinga, kemudian diberitahukan artinya, "the pen has been lifted."
Karena penasaran, dan aku tidak punya kelebihan di bahasa arab, aku mulai memikirkan beberapa nama yang bisa aku ajukan pertanyaan. Apa bahasa arabnya the pen has been lifted. Terlintas beberapa nama, ada kakak tingkat, tapi rasanya sungkan, lama tidak menyapa tiba-tiba tanya. Lalu terlintas seorang ukhti, yang pernah jadi roomate waktu matrikulasi. Ukhti yang kutahu sering membaca buku full bahasa arab dan mempelajarinya.
Kubuka whatsapp, kubaca sebagian percakapan di sana. Dan ternyata... sebelumnya aku chat ukhti tersebut untuk tanya kontak orang lain. Jadi aku mulai merasa,.. aku kok jadi kaya temen yang datang kalau butuh saja ya?
Kubuka whatsapp, kubaca sebagian percakapan di sana. Dan ternyata... sebelumnya aku chat ukhti tersebut untuk tanya kontak orang lain. Jadi aku mulai merasa,.. aku kok jadi kaya temen yang datang kalau butuh saja ya?
Ragu memang untuk bertanya. Apalagi setelah pemikiran itu hinggap. Jujur merasa bersalah, apakah aku cuma teman yang datang saat butuh saja? Tapi alhamdulillah, karena hari ini hari Jumat (apa hubungannya?), aku mencoba mengingatkan diriku. Aku memang mengingatnya, saat aku membutuhkan bantuan, bertanya bahasa arabnya pena yang telah tefangkat. Terus kenapa? Tinggal diperbaiki saja niatnya, siapa tahu, lewat pertanyaan sederhana ini bisa jadi penyambung silaturahim. Ya kan?
Akhirnya aku bertanya padanya, ia menjawab, ia screen shoot salah satu buku full bahasa arabnya. Diedit agar aku melihat bagian yang tertulis bahasa arabnya "the pen has been lifted". Lalu percakapan bergulir. I made a confession. Cuma ingin jujur aja padanya. tentang perasaan bersalah, saat aku pernah mengatakan ingin memenuhi undangannya, ternyata.. qadarullah tidak jadi hadir. Ia menjawab, "santaii aja hehe". Emang nih Bella suka terlalu serius, padahal orang lain juga biasa aja.
iih santay aja bellaaaa hihi, santai aja kok ida maaah hehehe - Nurfaizatus Saidah***
Urusan persahabatan merupakan titik sensitifku. Kadang merasa bersalah sendiri, karena komunikasi yang sepi. Apalagi kalau mengingat masa-masa aku menghilang dari peredaran. Rasanya, banyak orang yang aku zalimi, karena saat itu aku hampir tidak bisa dikontak. Sekarang, meski sudah keluar dari "gua persembunyian", rasa bersalahnya masih ada. Alhamdulillahnya, setiap aku minta maaf atas komunikasiku yang buruk, atas pesan yang tak terbalas, undangan yang tak terpenuhi atau pertanyaan yang tak terjawab, mayoritas jawabannya. "Gapapa kok (: Santai aja." Jawaban sederhana itu, sesuatu bagiku. They might not know, but those kind of answer has lifted some of my burden.
***
The pen has been lifted dalam bahasa arab itu.. (رفع القلم) dibacanya rufi'ul qalam.
Terakhir, kejadian ini, pun tulisan ini yang nanti akan dipublish di blog betterword, juga sudah tertulis di Lauhul Mahfuzh. Sudah di angkat penanya, dan sudah kering tintanya. (': Betapa indah rencanaNya.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya