Tuesday, November 30, 2021
Menunggu Tulisannya
Saturday, November 27, 2021
10 Hari
Untukku
Saturday, November 20, 2021
Salah Chat
Monday, November 15, 2021
SelfD #13 : What do I need more in my life?
Bismillah.
#SelfDiscovery
What do I need more in life?
1. Taubat
Karena dosa menumpuk dan sering menenggelamkanku. Harus lebih banyak istighfar dan taubat.
2. 'Amal Shalih
Karena harusnya, kalau berdosa, artinya jadi lebih semangat untuk beramal shalih. Harusnya tiap kesempatan, sekecil apapun, disegerakan. Hm. Itu bell, disegerakan. Jangan ditunda-tunda.
3. Courage
Keberanian untuk meninggalkan 'pantai' dan berlayar ke lautan? It felt like I've been living as a coward. Ada banyak momen aku memilih bersembunyi dan berlari. Ada banyak momen saat 'penghalangnya' gak ada, kalaupun ada, aku yang membuat-buatnya.
4. Dicipline and Focus
Mimpi itu cuma angan-angan, kalau gak dibarengi disiplin dan fokus. Harus ada yang dikorbankan. Harus disiplin, harus tahu prioritas. Harus mengabaikan noise dan distraksi. Harus bisa mendidik hawa nafsu, jangan kalah Bel!
5. Good habit to destroy bad habit
Ada banyak hal baik yang harus dibiasakan, agar hancur hal-hal buruk yang berkarat di sisi-sisi gelap diri.
Terakhir, izin share kutipan dari buku Rasulullah Sang Pendidik - Al-Ustadz Muhammad Rusli Amin, AMP Press
"Akibat dari suatu keburukan yang keburukan yang dilakukan adalah akan munculnya keburukan berikutnya. Jika seseorang melakukan suatu keburukan atau kejahatan, maka keburukan lain berseru, meminta untuk dilakukan juga." - Al-Ustadz Muhammad Rusli Amin
Disebutkan juga di buku tersebut, begitu pula sebaliknya. Suatu kebaikan akan memunculkan kebaikan berikutnya. Jadi, semangat melakukan kebaikan, lagi, lagi dan lagi. Semoga kelak Allah masukkan kita termasuk ke dalam golongan orang-orang shalih.
رَّبَّنَآ إِنَّنَا سَمِعْنَا مُنَادِيًۭا يُنَادِى لِلْإِيمَـٰنِ أَنْ ءَامِنُوا۟ بِرَبِّكُمْ فَـَٔامَنَّا
ۚ رَبَّنَا فَٱغْفِرْ لَنَا ذُنُوبَنَا وَكَفِّرْ عَنَّا سَيِّـَٔاتِنَا وَتَوَفَّنَا مَعَ ٱلْأَبْرَارِ
Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman.
Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti.
[Surat Ali-Imran (3) ayat 193]
Aamiin.
Allahua'lam.
***
SelfD #1 : What am I Most Proud Of?
SelfD #2 : I am grateful for...
SelfD #3 : What would I tell my future self?
SelfD #4 : If I could do anything, what would it be?
SelfD #5 : What are 7 Things that Made Me Happy?
SelfD #8: What is my favorite ayat nowadays?
SelfD #9 : What are my strength?
SelfD #10 : What are my weakness?
SelfD #12 : What I Want To Be In The Next 5 Year?
SelfD #13: What do I need more in my life?
Wednesday, November 10, 2021
Ada yang Bisa Dibantu? (2)
Saturday, November 6, 2021
Kutipan dari Buku Emotional Healing Therapy
Bismillah.
sumber foto |
Nukil buku "Emotional Healing Theraphy | Irma Rahayu"
***
Aku pertama tahu buku ini karena buku ini dihadiahkan untuk temanku. Ia mengirimkanku foto covernya, lalu memberitahuku bahwa Teh A memberinya buku tersebut. Setelah itu, aku menemukan bukunya di iPusnas dan tidak ragu untuk segera meminjamnya *meski bacanya pelan-pelan banget hehe.
Dari sedikit halaman yang sudah kubaca di buku ini, aku jadi tahu bahwa emosi kita bisa mempengaruhi kondisi fisik kita. Di awal buku, bahkan dituliskan list penyakit fisik dan kemungkinan penyebabnya kalau dari sisi emosi.
Dari buku ini, aku belajar untuk lebih mengelola energi negatif, karena saat energi negatif tidak disalurkan dengan baik, maka bisa menimbulkan sakit di tubuh kita.
"Mengakui sebuah ketakutan bukanlah dosa, mengalami kekhawatiran bukanlah aib, dan menyatakan sebuah keraguan bukan berarti salah. Akan jauh lebih salah bila kita menyimpan semua dalam diri rapat-rapat dan membiarkannya membusuk, dan akhirnya pelan-pelan menghancurkan dari dalam." -Irma Rahayu dalam buku Emotional Healing Theraphy
Lalu, bagaimana cara menyalurkan energi negatif? Tentu bukan lewat cara yang salah ya. Di buku ini dijelaskan beberapa jenis self-healing theraphy, meski disebutkan juga bahwa jika emosinya begitu besar sudah terpendam lama, ada baiknya meminta bantuan praktisi.
Nah, salah satu cara mudah, yang mungkin terdengar klise, tapi perlu banget untuk diingatkan terus adalah dengan tersenyum dan bersyukur.
"Melakukan senyum berarti Anda ikhlas dalam semua peristiwa, secara otomatis mengubah energi negatif di dalam dan di luar untuk lebih ramah dan halus pada kita. Bersyukur pada Tuhan adalah rumus tercanggih untuk mengubah energi negatif ke energi positif secara powerful dan meningkatkan level energi Anda." -Irma Rahayu dalam buku Emotional Healing Theraphy
Apa itu saja cukup? Ternyata tidak. Energi negatif dalam diri kita, ternyata sebuah sinyal juga agar kita tidak diam, agar kita bergerak dan melakukan perubahan. Bahwa ada masalah/kondisi yang sebenarnya harus diperbaiki.
"Intinya energi marah, sedih, dan kecewa itu bukan untuk kemudian ditelan sendiri dan menyiksa hingga menjadi sebuah penyakit yang mematikan. Energi negatif itu menjadi sebuah tanda bahwa ada yang tidak beres dengan diri dan kondisi hidup kita. Sebagai tanda bahwa kita harus bergerak, berpindah, dan membuat perubahan dengan cara yang baik dan benar." -Irma Rahayu dalam buku Emotional Healing Theraphy
Beberapa contoh real yang disebut di buku ini, adalah kasus seorang istri yang 'menerima' hubungan yang toxic dengan suaminya. Dan efeknya, selain emosi yang dipendam terus, juga berdampak pada kanker usus.
Itu satu, kalau penyebabnya dari luar. Tapi kalau aku pribadi, saat membaca kutipan diatas. Aku langsung teringat bahwa bisa jadi saat ada energi negatif (marah, sedih, kecewa), itu juga pertanda bahwa ada yang tidak beres dengan diri dan kondisi hidup kita. Bahwa ada kebiasaan buruk yang harus dihancurkan. Karena jika kita yang tidak menghancurkannya, kelak kebiasaan buruk tersebut yang akan menghancurkan hidup kita.
Dan proses mengelola energi negatif itu, bukan proses instan. Kita perlu bersabar. Healing is not linear.
Terakhir, untuk siapapun yang sedang dalam fase healing, semoga Allah memudahkan prosesnya. Mari perbanyak senyum dan membangun mindset agar selalu bersyukur. Seperti yang tercermin dalam doa Nabi Ayyub 'alaihisalam, Rabbi innii massaniyadh dhur wa Anta Arhamurrahimin.
Allahua'lam.
***
PS: Oh ya, pengingat juga untukku. Tetaplah menulis, itu juga salah satu cara menyalurkan energi negatif. Seperti yang kau tulis di postingan ini:
"Semoga saat hatiku sakit, aku tak berhenti menulis. Tidak harus di sini. Boleh di secarik kertas, dengan tulisan tangan yang sulit dibaca bahkan oleh diri. Tidak mengapa. Karena Allah Maha Mengetahui apa yang ada di hatiku. He knows. But He still wants to hear our voice. Romantic, isn't it?Tetaplah berdoa, dalam bisikan kecil. Dalam bahasa kalbu. Dalam tulisan-tulisanmu." -kirei
Keterangan: Tulisan ini juga diikutkan dalam komunitas #1m1c (Satu Minggu Satu Cerita). Berbagi satu cerita, satu minggu.
Thursday, November 4, 2021
Kutipan Pendek dari Badaystorm
Bismillah.
#blogwalking
Nemu kutipan Buya Yahya, dalam postingan berbentuk puisi di blog badaystorm.wordpress.com.
Kalau kata Buya Hamka,
“Kalau kita mendiamkan perbuatan salah…
itu artinya cintaku tidak ikhlas.
Aku hanya mencintai diriku sendiri.”
***
Aku awal membaca tulisan-tulisan Dayu dari medium. Kemudian, saat ia mengucapkan selamat tinggal pada medium *entah apa alasannya, sudah lupa, dia menyertakan alamat blog wordpressnya. Dan karena aku memang suka baca tulisan-tulisannya, jadilah kumasukan link tersebut ke daftar bacaan blogku.
Udah sih, mau nulis itu aja. Aku... sementara sedang ingin banyakin kuantitas dulu. Sembari menyemangati diri agar nulis postingan yang bisa disetor ke 1m1c. hehe.
Selamat menikmati hari-hari penuh hujan. It's raining everyday here, in Purwokerto. *gak ada yang nanya haha
Anyway... Have a nice day and be happy^^ Barakallahu fiik.
Allahua'lam.
Greedy (?)
Bismillah.
#untukku
*warning* abstract
Sebenarnya aku tidak tahu persis kata apa yang cocok untuk melabeli hal ini. Diksi yang muncul hanya kata-kata negatif. Seolah mataku tertutup awan kelabu bermuatan elektron.
Rasanya ingin pergi jauh, menghindari sebisa mungkin interaksi dengan manusia lain. Karena rasanya, setiap interaksi hanya menimbulkan luka. Entah aku yang melukai orang lain, atau sebaliknya. Rasanya hanya ingin melakukan semuanya sendiri. Ini satu.
Lalu dalam konteks berbeda. Rasanya aku terlalu rakus pada hal yang salah. Padahal berulang diingatkan. Dunia cuma tempat sementara. Kau akan pulang ke akhirat. Jadi mengapa masih menghabiskan waktu untuk sesuatu yang bahkan nilainya tidak lebih berharga dari satu sayap nyamuk?
Allahua'lam.