Bismillah..
Seperti biasa, berawal dari membaca status seorang teman di jejaring sosial. Sayangnya, saya lupa menyalin kata-katanya -dan enggan mencari-cari di timelinenya-.
intinya kurang lebih seperti ini :
Sering kali kita lupa, lantas terbalik. Bersikap keras kepada oranglain, dan berlunak-lunak pada diri. Padahal seharusnya?
***
Diingatkan lewat rangakaian kata tersebut, bahwa diri.. seringkali terlalu keras kepada oranglain. Padahal kaidahnya.. Kita seharusnya tidak terlalu keras kepada orang lain. Adapun pada diri, itu harus!
Hm... ini tentang sikap kita. Jangan sampai diri terlalu ngotot mengharuskan ini itu ke orang lain. Tapi ternyata kepada diri, kita lebih sering lunak dan mempersilahkan diri banyak beralibi.
Jangan terlalu keras kepada orang lain... terutama pada hal-hal yang bukan pokok. Cukuplah beritahu mereka tentang apa yang ingin kau sampaikan. Selanjutnya, biarkan mereka memilih.
***
Jadi teringat hasil evaluasi tahun lalu :
kadang bicara seperti menggurui. mungkin ia tidak ada maksud sedikitpun,tetapi.. ekspresinya seperti lagi sebel.kening berkerut.ga menyelingi pembicaraan dengan senyum sedikitpun.nada meninggi.berulang-ulang mengatakan.."kamu itu harus...blablabla",''ya terserah kamu...kamu blablabla","ya kamu ga boleh gitu juga..blablabla" [mikir 2 kali kalau mau ngomong sama dia..]Untuk diri :
Bel.. aku tahu kau cukup keras kepala. Bolehlah kau bersikap keras pada diri. Tapi pada orang lain.. melunaklah, melunaklah...Allahua'lam bishowab.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya