Bismillah..
Aku tak tahu, apakah
“pertimbangan lagi” bisa mengubah keputusanku.
Karena bagiku, lebih baik aku tak
di sini.. kemudian sesekali aku
datang dan menyapa. Ketimbang aku di
sini, namun aku jarang datang dan menyapa, lebih sering diam atau sibuk dengan
urusan lain.
Karena bagiku, di sini sudah punya media yang stabil.
Sistemnya sudah terbangun dengan baik. Cuma perlu beberapa perbaikan dan
kekonsistenan dalam pengerjaannya.
Karena bagiku, diri ini begitu
terbatas. Dan begitu banyak keinginan, tak mungkin aku ambil semuanya. Aku
harus mengalah pada keterbatasan diri. Bukan berarti kalah, namun mencoba
mengerti. Bahwa diri hanya punya dua tangan, dua mata, dua telinga, dan 1 hati.
Adapun jika pernah terdengar
tentang konflik internal yang “mereka” kira menjadi penyebabku memutuskan untuk
tidak lagi berada di sini.
Percayalah.. kalopun ada. Itu bukan alasan utama. Konflik itu.. in syaa
Allah sudah dimaafkan dan dimaklumi.
Sebenarnya diri tak rela, jika
harus menjadi jiwa yang tergantikan. Karena terkesan berhenti kemudian mundur.
Tapi apalah daya. Memang orang-orang yang lebih baik akan menggantikan orang
yang baik. Dan orang-orang yang terbaik akan menggantikan orang yang lebih baik. Sakit memang
mengetahui ada yang lebih baik. Tapi poinnya bukan pada mereka yang lebih baik.
Tapi pada diri, ketika kita tahu ada yang lebih baik, adakah diri berusaha
menjadi lebih baik lagi?
Ada yang bingung, dari tadi saya
bicara (menulis) tentang apa? Hehe. Kalo benar begitu, lupakan saja paragraf di
atas. Intinya ada di kalimat ini :
Keputusan ini in syaa Allah
final. Takdir terbaik dari-Nya untukku, untukmu, untuk kita semua. In syaa
Allah..
Allahua’lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya