Follow Me

Tuesday, October 4, 2016

Fitrah Ibarat Tanaman Putri Malu

Bismillah.

Tulisan ini adalah ide lanjutan tulisanku sebelumnya yang berjudul Pakai Perasaan. Jadi ternyata saya dapat informasi dari blog yang bersangkutan kalau ia seorang non-muslim. Which is making sense that he doesn't know or doesn't admit the concept of fitrah.

Lalu terpikirlah untuk menulis perumpamaan fitrah dengan tanaman putri malu atau nama latinnya Mimosa Pudica.

menguncup untuk melindungi diri
Oh ya fitrah yang saya ibaratkan dengan Putri Malu adalah fitrah perempuan yang saya ketahui, mohon koreksi kalau ada yang salah.

***

Definisi fitrah menurut saya (*males studi literatur hehe) adalah apa-apa yang sudah tertanam di diri manusia. Semacam default fungsi utama dalam sebuah program. Sesuatu yang diberikan pencipta pada ciptaannya tanpa terkecuali. Seperti pemahaman/fitrah percaya bahwa tuhan itu ada. Bahkan mereka yang mengaku atheis sebenarnya sedang 'menuhankan' ego dan otak mereka. Percaya atau tidak, di titik kehidupan manusia, ia akan sadar, bahwa ia adalah hamba, ciptaan.

Fitrah ini ga cuma ada di manusia, tapi juga di hewan dan tanaman. Fitrahnya tiap jenis bunga berbeda, sama seperti fitrah perempuan dan laki-laki yang berbeda.

Ayo kita mulai pengibaratannya... pengibaratan fitrah putri malu, dengan fitrah perempuan.

***

Ibarat tanaman putri malu, seorang perempuan pada dasarnya juga seorang pemalu

Malu dalam artian.. mudah tersipu, lebih memilih diam meski bisa bicara di forum campur jika tidak urgen, malu berjalan di depan, malu memperlihatkan auratnya di hadapan ajnabi meski tidak sengaja, dan malu-malu lainnya.

Mungkin ada yang bertanya, apa dalilnya kalau perempuan fitrahnya pemalu? Alhamdulillah untuk pertanyaan ini aku punya jawaban dalam ayat Quran di surat Al Qashash ayat 25.

Kalau penjelasan ustadz NAK, kisah tadi menceritakan tentang perempuan di dunia kerja. Bahwa ada hal-hal tertentu yang membuat perempuan bekerja, termasuk case dua gadis yang ditemui Nabi Musa di Madyan. Mungkin ada yang mengira gadis yang "bekerja" di luar rumah karena mendesak itu, mereka adalah gadis tomboy, yang ga malu bertemu dengan banyak laki-laki. Tapi Allah menepik prasangka itu dengan menggambarkan cara berjalan salah seorang perempuan yang diminta ayahnya mengundang Nabi Musa ke rumah dalam bentuk terima kasih.

Aku mungkin ga tahu kata yang menggambarkan "malu-malu", tapi kalau aku baca dari terjemahnya memang ada penggambaran itu. Dari terjemah itu, aku somehow jadi membayangkan tentang para perempuan yang berjalan dengan malu-malu. Memilih lewat jalan yang sepi, berjalan dengan berusaha sedikit mengeluarkan suara langkah kaki, dll. Cara tanaman putri malu, menunjukkan rasa malunya? Dengan memingkupkan daunnya.

Ibarat tanaman putri malu, seorang perempuan itu juga perlu dilindungi

Pernah merhatiin tanaman putri malu secara keseluruhan? Atau pernah lewat diantara rimbunnya tanaman putri malu? Kau tahu rasanya? Sakit.. hehe. Banyak banget durinya. Jujur ada tiga tanaman berduri yang pernah saya rasakan langsung perihnya terkena durinya, bunga mawar, bunga kertas (bouganvillea) dan putri malu. Kalau mawar dan bunga flamboyan durinya besar dan berjarak lumayan antardurinya, putri malu duri-durinya lebih kecil namun hampir ada di seluruh cabang/tangkainya. Hati-hati aja kalau lewat ya..

Bedanya dengan putri malu, perempuan dilengkapi "senjata" perlindungan bukan dalam bentuk duri, tapi lebih ke aturan yang melindungi perempuan islam dengan hebatnya. Dari perintah mengenakan hijab, menundukkan mata, berpergian dengan mahram, tidak melembut-lembutkan suara, dll. Awalnya kita mungkin merasa semua perintah itu memberatkan, tapi ketika sudah dijalankan, sungguh rasa aman dan rasa dilindungi itu lebih besar ketimbang perasaan berat di awal pengerjaannya.

Bahkan hebatnya, perempuan selalu diberikan ruangan khusus saking istimewanya kita. Sholat di masjid di balik hijab atau beda lantai. Syukur-syukur kelak ada angkutan umum/bis/gerbong kereta khusus perempuan. Juga tentang berpergian, mungkin menurutmu merepotkan, tapi jujur beberapa kali aku balik ke bandung diantar adik/ayah rasanya begitu nyaman. Ada yang melindungi, ada yang siap menghadang tatapan liar ajnabi atau cowok-cowok iseng yang sukanya cari perhatian[*].

Beneran deh, berkerudung panjang tidak menjadikanmu lepas dari siulan atau perilaku caper dari lawan jenis. Tapi kalau jalan sama ayah, atau sama adik laki-lak,i aku ga pernah menerima itu, terjaga, terlindungi, dan perasaan nyaman itu menenangkan buat perempuan.

Ibarat tanaman putri malu, tetap menarik karena perempuan ibarat bunga di padang pasir

flower in desert

Yang namanya bunga di bumi ada banyak banget kan? Ada yang cantik-cantik, sampai yang aromanya unik seperti Raflessia. Tapi tahukah? Karena putri malu juga berbunga, bahkan tanaman liar itu menarik manusia untuk melihatnya dan penasaran karena sifat malunya. Begitu pula perempuan. Lepas dari standar cantik yang berbeda-beda tiap daerah, atau tipikal di Indonesia, tetap saja meski kamu bukan termasuk standar cantik itu kamu (perempuan) tetap menarik hati laki-laki. begitu cantiknya hingga mereka yang bercadar hingga tak telihat matanya pun membuat seorang laki-laki tertarik dan penasaran.

***

Balik lagi ke awal tulisan ini hadir. Menurutku pakai perasaan adalah salah satu fitrah perempuan. Yang ini aku belum tahu dalilnya sih, meski kisah ibu Nabi Musa sejujurnya berputar-putar di otakku. Tapi kayanya ini agak berbeda, karena ibu Nabi Musa istimewa, dan tidak semua ibu diberikan ilham atau seolah intuisi langsung dari Allah. Tentang bagaimana dalam kepanikannya kalau anaknya ditemukan tentara Firaun, tangis keras bayi Musa artinya adalah haus/lapar.

Perasaan, ya mungkin para ibu memakai perasaan untuk mengerti arti tangis bayinya, mungkin juga hasil dari tumpukan pengalaman. Ah jadi pengen bahas tentang perasaan ibu dan anak, seolah ada benang merah transparan di sana, pengalaman betapa perasaan ibu begitu tepat menebak kondisiku. Seberapa dekatpun aku dengan Ayah, ada hal-hal yang tidak bisa Ayah mengerti tentangku namun Ibu mengerti. Something that can't even I describe perfectly, but she knows.

Sekian maaf panjang hehe.

Allahua'lam.

Keterangan:
[*] Tentang cowok yang suka caper, bahkan sama mereka yang yang berkerudung besar. Sebenarnya gapapa sih, karena itu juga fitrah cowok. Cuma agak heran aja ngeliat cowok di angkot tiba tiba ngebenerin tatanan rambutnya di hadapanmu. mungkin ga sampai bersiul juga, hanya mengucapkan salam sebagai cara mereka caper. Tapi aku gatau kalau perempuan yang tidak memakai hijab atau mungkin berpakaian seksi, bisa jadi mereka (cowok-cowok itu) berani bersiul atau justru colek-colek untuk cari perhatian. Na'udzubillah.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya