Bismillah.
Tentang interaksi dengan orang lain, idealnya gimana, seimbangnya gimana. Terkadang, seringnya, saya terlalu mengikuti perasaan/mood. Saya sendiri suka bingung, saya itu tipe orang ramah atau cuek? Terkadang sifat semacam ini muncul disesuaikan dengan kondisi, orang yang kita temui. Tapi sering juga, mengikuti perasaan/mood, lupa kondisi, lupa orang yang kita temui.
Mungkin pernah kau menemui seseorang yang mendadak ramah. Dibuat bingung dengan senyum, sapaan dan pertanyaan hangatnya. Lalu kita ikut tersenyum, dan menjawab sapa dan pertanyaannya dengan ramah pula. Mungkin hari ini dia sedang bahagia, jadi ramah. Mungkin dia memang selalu ramah, kita saja yang baru sekarang sadar. Atau mungkin.. kemungkinan lainnya.
Sebenarnya fenomena mendadak ramah ini bukan hal yang jadi bahasan. Yaudah sih, gapapa. Toh ramah adalah hal yang baik. Tapi.. aku menulis ini, terkait interaksi lawan jenis. Saya sendiri jujur takut, kalau akan ada salah paham, jika ini terjadi.
Saya pernah juga denger dari kakak tingkat, kalau sebaiknya tingkat keramahan itu seragam, jadi ke semua orang sama. Kan sifat orang beda-beda, ada yang ramah, ada yang bukan tipe ramah. Yang ramah boleh tetap ramah, tapi ya.. jangan pilih-pilih, jadi ga ada salah sangka.Yang cuek juga, cueknya jangan pilih-pilih. Kalau memang terbiasa mengucap salam ketika berpapasan, ya udah ke semua orang begitu, semacam itu contohnya.
Tapi.. tentang konsep seragam, sama-rata itu.. menurutku praktiknya susah. Kenyatannya kita memang bisa ramah di sebuah kelompok, di lingkungan lain cuek. Atau ramah saat kita sedang happy, dan cuek ketika sedang sibuk. Semacam itu, bingung cara jelasinnya. Pernah mengalami soalnya, berpapasan dengan tiga non mahram, dan reaksiku berbeda hahaha, dari yang sok ga kenal, memberi anggukan sampai menjawab salam.
Mungkin pernah kau menemui seseorang yang mendadak ramah. Dibuat bingung dengan senyum, sapaan dan pertanyaan hangatnya. Lalu kita ikut tersenyum, dan menjawab sapa dan pertanyaannya dengan ramah pula. Mungkin hari ini dia sedang bahagia, jadi ramah. Mungkin dia memang selalu ramah, kita saja yang baru sekarang sadar. Atau mungkin.. kemungkinan lainnya.
hi |
Sebenarnya fenomena mendadak ramah ini bukan hal yang jadi bahasan. Yaudah sih, gapapa. Toh ramah adalah hal yang baik. Tapi.. aku menulis ini, terkait interaksi lawan jenis. Saya sendiri jujur takut, kalau akan ada salah paham, jika ini terjadi.
Saya pernah juga denger dari kakak tingkat, kalau sebaiknya tingkat keramahan itu seragam, jadi ke semua orang sama. Kan sifat orang beda-beda, ada yang ramah, ada yang bukan tipe ramah. Yang ramah boleh tetap ramah, tapi ya.. jangan pilih-pilih, jadi ga ada salah sangka.Yang cuek juga, cueknya jangan pilih-pilih. Kalau memang terbiasa mengucap salam ketika berpapasan, ya udah ke semua orang begitu, semacam itu contohnya.
Tapi.. tentang konsep seragam, sama-rata itu.. menurutku praktiknya susah. Kenyatannya kita memang bisa ramah di sebuah kelompok, di lingkungan lain cuek. Atau ramah saat kita sedang happy, dan cuek ketika sedang sibuk. Semacam itu, bingung cara jelasinnya. Pernah mengalami soalnya, berpapasan dengan tiga non mahram, dan reaksiku berbeda hahaha, dari yang sok ga kenal, memberi anggukan sampai menjawab salam.
Ini juga terkait reaksi. Suka bingung, kalau ada yang menyapa dengan ramah, atau melambaikan tangan, lalu harus gimana? Wkwkwk. Asa gimana, kalau ada yang nyapa manggil nama trus kita ga balik nyapa. Atau ada yang ngucap salam, lalu kita ga jawab, kan salam wajib dijawab ya? Lebih awkward lagi kalau ada yang ngangkat sebelah tangannya (melambai), kadang suka tanpa sadar jadi ikutan angkat tangan, habis itu nyesel hehe #curcol.
Kalau kita bisa ngatur orang, pengennya sih semua orang sama. Cukup anggukan aja kalau papasan, atau mending pura-pura ga kenal aja. Trus jadi ingat, mungkin ini ya.. salah satu keindahan menundukkan pandangan hehe. Semua hal di atas teratasi dan ga jadi bingung. Tundukkan pandangan, cukup sesekali liat kedepan supaya ga nabrak tiang listrik hehe. In syaa Allah ga akan bingung kalau sedang jalan sendiri dan tanpa sengaja berpapasan dengan non mahram. Mereka.. meski ga semua paham/tahu ilmunya, kalau kita papasan, dan nundukkin pandangan, pasti ga akan nyapa, atau minimal ragu untuk menyapa. Ah.. betapa indah perintahNya (:
***
Untuk siapapun, yang pernah kaget karena saya mendadak ramah, semoga tidak ada salah paham. That day maybe I was in a good mood. Kalau ciwi-ciwi, kaget saya mendadak ramah, boleh ditegur atau ditanya. Ditegur biar lebih sering ramah ke kalian (temen-temen cewek), dan ditanya, barangkali jawabannya bisa membuat kalian ikutan seneng.
Untuk siapapun, yang pernah tanpa sengaja mendadak ramah ke saya. Ada ya? Hehe. Kayanya ga ada, kalaupun ada, saya tipe yang mudah lupa, dan kadang ga nyadar, in syaa Allah saya bukan tipe yang baperan. In syaa Allah.
Untuk semua... terimakasih udah baca tulisan ini. Menurutmu, yang paling bagus baiknya gimana sih? Masih suka ambigu dan bingung tentang ini. Padahal mah.. banyak buku yang bahas tentang ini ya? Ada saran buku yang bahas tentang ini? Butuh gizi tentang hal ini..
Kalau ada yang salah di tulisan ini, boleh banget dikoreksi^^
Allahua'lam.
Untuk siapapun, yang pernah tanpa sengaja mendadak ramah ke saya. Ada ya? Hehe. Kayanya ga ada, kalaupun ada, saya tipe yang mudah lupa, dan kadang ga nyadar, in syaa Allah saya bukan tipe yang baperan. In syaa Allah.
Untuk semua... terimakasih udah baca tulisan ini. Menurutmu, yang paling bagus baiknya gimana sih? Masih suka ambigu dan bingung tentang ini. Padahal mah.. banyak buku yang bahas tentang ini ya? Ada saran buku yang bahas tentang ini? Butuh gizi tentang hal ini..
Kalau ada yang salah di tulisan ini, boleh banget dikoreksi^^
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya