Follow Me

Wednesday, September 28, 2016

Si Jaket Biru dan si Jelita

#fiksi

Bismillah.

Alkisah di sebuah kampus, seorang mahasiswi baru sedang duduk di pelataran masjid, membaca catatan materi satu pekan lalu karena hari ini akan ada kuis fisika dasar. Nama mahasiswi itu Sika, ia memang lebih suka kemana-mana sendiri, soliter, pendiam, juga seorang observant. Pandangannya dari buku catatan tiba-tiba tertarik pemandangan lain. Sesosok kakak tingkat berjaket biru tua cerah.

JB, Jaket Biru
Mungkin karena sama-sama sering berada di pelataran yang sama, meski jarak jauh sekitar 10 meter, Sika selalu bisa mengenali sosok jaket biru itu (selanjutnya disebut JB). Kak JB ini, pakaiannya selalu khas, menarik mata Sika untuk titen, kalau bukan pakai jaket biru, pasti pakai baju koko. Satu dua pekan, entah sengaja atau tidak, Sika jadi tahu sedikit-sedikit info tentang si JB. Ia ternyata mahasiswa tingkat 3, padahal awalnya Sika mengira Kak JB tingkat 4, muka tua kali ya hehehe. Sika juga tahu kalau JB adalah mahasiswa jurusan yang sama dengan jurusan Sika.

"Fokus Sik.. fokus.. Fisika lebih penting daripada yang disana," ucap Sika dalam hati. Namun ternyata pandangan di sana lebih menarik hati Sika. Apalagi sekarang Sika melihat Kak JB sedang 'berduaan' dengan seorang kakak tingkat, perempuan jelita (selanjutnya disebut Jelita). Jarak kak JB dan kak Jelita tidak bisa disebut jauh, karena mereka sedang sama-sama fokus ke laptop dihadapan mereka. Entahlah, mungkin sedang minta diajarkan pelajaran tertentu, atau sedang mengedit proposal kegiatan tertentu.

Sika tiba-tiba saja tertarik untuk menuliskan situasi yang ada dihadapannya itu. Ah ya, sekedar info, Sika ini selain suka Fisika, seperti namanya, ia juga suka menulis. Setelah pena biru erat di jemarinya tangan kanan, dan buku biru berisi tulisan puisi sampai diary di tangan kirinya, ia pun segera menuliskan kata-kata yang bertebaran yang ada di otaknya.
melihatmu bersama si dia
serr~~
hahahahaha :P
i know it's kinda freak.
hari ini.. tanpa sengaja aku melihat dia (someone i never define before)
dia.. yang selalu berjaket biru atau berkoko..
dia.. yang kukira anak 2013.. hehe *muka tua sii*

kulihat ia.. di sudut sana bersama dia yang lain
haha :P sumpe deh, gj..
dia yang pertama (pengganti kata 'mu' di kalimat pertama note ini)
dia yang kedua.. seorang akhwat jelita..

ehm. kulihat ikhwan akhwat.. sedang mengurus sesuatu
sayangnya hanya berdua..
oke, di tempat yang terbuka memang
tapi tetap saja tidak enak dilihat

kenape? cemburu?
hohoho.. TIDAK!
Somehow.. melihat kejadian itu, aku jadi malah pengen ngejodohin tu dua orang
hehe.. cocok

walau deep inside my heart.. aku ingin menegur mereka

jika aku kenal salah satu dari mereka, ingin hati berkirim pesan lewat hp

"afwan sebelumnya..
tanpa bermaksud untuk melukai hati.
hanya ingin mengingatkan..
hati-hati akan fitnah manusia..

lain kali, kalau memang ada urusan yang penting.. jangan hanya berdua
ajaklah salah satu mahram, agar tak jadi fitnah

tidak enak melihat ikhwan dan akhwat 'berduaan' di depan laptop,
dengan jarak yang tidak bisa dikatakan jauh

afwan, sekali lagi afwan
hanya mengingatkan..

*ingatkan aku juga, bila suatu hari
aku lalai dalam hijabku*
***

Setelah senyum-senyum sendiri membaca berulang-ulang tulisannya, Sika menengok jam di hpnya. Waduh, tanpa terasa kurang sepuluh menit dari jadwal kelas fisikanya. Sika panik sendiri, buru-buru berkemas, memasukkan semua yang ditangannya ke tas. Kemudian mengeluarkan lagi sebuah buku, mengecek ruangan yang harus ia hadiri.

"Aduh GKU Barat...", gumam Sika sembari setengah berlari menutup ranselnya, dan meluncur ke kampus.

The End.

***

Sika, Sika... Mahasiswa baru itu dibuat ngos-ngosan masuk kelas gara-gara tidak fokus pada rencana awal. Mari kita belajar dari kisah Sika, agar tidak tergoda pada distraksi yang ada di sekeliling kita. Kkkk... #plak ngaca Bell!!!

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya