siapa yang tidak suka memperhatikan sesuatu yang indah?
-muhasabah diri-
Bismillah...
eh, udah aktif lagi fbnya?
Well. Somehow, aku selalu gatel untuk ikut berkomentar dan menulis tentang ini. Ini. Tentang keberadaan kita (perempuan) di dunia maya. Ini tentang interaksi kita dengan non-mahram di dunia maya.
***
Itu aku kutip, saat tanpa sengaja melihat seorang ikhwan berkomentar di status teman dekatku, saudariku.
Dari sana. Aku kemudian menyernyit heran, dan membuat kesimpulan cepat. Percaya atau tidak, mereka memperhatikanmu ukhti.
***
mereka memperhatikanmu ukhti
Ya, mereka begitu perhatian. Sampai-sampai mereka sadar jika satu, dua hari kau de-active akun jejaring sosialmu. Ya, mereka begitu perhatian. Sampai-sampai mereka tak tahan, untuk sekedar berkomentar seperti kutipan di atas.
mereka memperhatikanmu ukhti
Ya, awalnya mungkin karena sering nglike dan komen. Ups. Keterusan. Bubble di internet, menjaring mereka untuk tahu setiap pembaruan dari jejaring sosialmu.
mereka memperhatikanmu ukhti
Bukan mengajak untuk GR, atau ke PD-an. Tulisan ini. Dibuat agar kita.. terutama diri, lebih berhati-hati. Jujur, menurutku. Mereka tidak pantas berlaku seperti itu padamu ukhti.
Menurutku, seorang laki-laki.. yang memperhatikan gerak-gerik seorang perempuan, sampai terlalu sering, itu tidak pantas. Bukankah Allah memerintahkan kita untuk menjaga pandangannya? Meski itu di dunia maya. Apa bedanya mereka, dengan laki-laki yang awam, yang belum tahu batasan dan aturan Allah tentang interaksi ikhwan dan akhwat?
mereka memperhatikanmu ukhti
Tidakkah mereka merasa, ayat untuk menundukkan pandangan juga berlaku di dunia maya? *pertanyaan ini utamanya untuk diri.
***
mereka memperhatikanmu ukhti
Ya, suka tidak suka. Karena kau memang perhiasan terbaik dunia. Maka setiap gerak-gerikmu, akan menarik perhatian mereka.
Ya, suka tidak suka. Kita memang harus membatasi gerak kita. Tetap bergerak, namun sebisa mungkin di balik hijab.
Karena jujur, untuk urusan jejaring sosial, anjuran terbaik.. memang ini. Memang seperti yang tercantum di artikel ini. Aku pribadi belum bisa. Punya akun yang tidak berteman dengan mereka yang non-mahram. Selalu terkagum, melihat sosok akhawat yang memutuskan untuk meremove semua teman laki-laki non-mahram. Terkesan ekstrim ya? Hm. Ya, perihal ekstrim, itu kebebasan masing-masing dari kita untuk mendefinisikan.
mereka memperhatikanmu ukhti
Alhamdulillah sudah menemukan alternatif solusi. Agar jejaring sosial tetap berteman non-mahram. Namun mereka, tidak bisa seenaknya melihat aktifitasku di jejaring sosial. Aku sudah pasang hijab. Hehe. Ya, memang ada beberapa yang masih kecolongan. Tapi sekarang, lebih baik. Ketimbang membiarkan mereka memperhatikan setiap pembaruan jejaring sosialku. Biar saja mereka mengira aku vakum di jejaring sosial. Hehe. *kalo ada yang mau tahu caranya, sms / message aja. Agak ribet memang, tapi in syaa Allah lebih aman ketimbang membiarkan mereka memperhatikanmu.
Untuk blog. Aku belum menemukan cara untuk membatasi pandangan non-mahram ke sini. Jadi ijinkan penulis berpesan kepada pembaca. Siapapun pembaca tulisan ini, yang merasa bukan mahramku. Pesan dariku, jangan sering-sering mampir ke sini untuk melihat-lihat tulisanku (*PD banget, hehe). Takutnya bisa jadi sarana untuk KEPO, trus berujung ke zina mata dan zina hati. Silahkan berkunjung sering-sering ke blog/website lain. Banyak kok yang lebih bermanfaat ketimbang di sini.
mereka memperhatikanmu ukhti
Kalimat di atas. Mungkin memang terlihat narsis dan kePDan. Ya, ini memang kesimpulan cepat dan masih mentah. Tapi tak ada salahnya. Setidaknya, kalimat tadi bisa membuat kita (*utamanya diri) lebih berhati-hati. Jangan biarkan mereka bisa seenaknya memperhatikanmu, sholihah. Jangan biarkan mereka KEPO tentangmu.
***
Dan dari sekian banyak huruf yang tertulis di atas. Yang terpenting adalah yang dibawah ini :
Katakanlah
kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara
kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat."
Katakanlah
kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka
menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya..........
(24:30-31)
dan ini“Telah tertulis atas nama Adam nasibnya dari zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tidak bisa tidak. Maka kedua mata, zinanya adalah memandang, kedua telinga, zinanya berupa menyimak dengarkan. Lisan, zinanya berkata. Tangan, zinanya menyentuh. Kaki, zinanya berjalan. Dan zinanya hati adalah ingin dan angan-angan. Maka akan dibenarkan hal ini oleh kemaluan, atau didustakannya.” (HR Muslim dari Abu Hurairah).
dan juga ini
Dan
janganlah kamu mendekati zina;
sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji.
Dan suatu jalan yang buruk. (17:32)
Allahua'lam bishowab.
***
asa tau deh =="
ReplyDeletejadi fitnah terus, serba terhimpit, sedih bgt.
semoga dimudahkan Allah utk segera menutup pintu fitnah ini.
*kamu juga ya^^
-aku(arabic)
Hehe. iya, sepertinya perasaanmu benar.
ReplyDeletemaaf baru share tulisan ini. kemarin-kemarin masih merasa tulisan ini cukup untuk catatan diri.
Aamiin. Semoga Allah menjaga kita agar terhindar dari fitnah dan menjadi fitnah.