dapet dari sini.:: SHALAT TARAWIH UNTUK WANITA LEBIH BAIK DI RUMAH DARIPADA DI MASJIDShalat tarawih untuk wanita adalah lebih baik di rumahnya, sebagaimana sabda rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam:"Aku telah mengetahui bahwa engkau senang sekali jika dapat shalat bersamaku. ... Shalatmu di rumahmu lebih baik dari shalatmu di masjid kaummu. Dan shalatmu di masjid kaummu lebih baik daripada shalatmu di masjidku."Namun, jika pergi ke masjid tidak menimbulkan fitnah (godaan) dan sudah berhijab dengan sempurna, juga di masjid bisa dapat faedah lain selain shalat seperti dapat mendengar nasehat-nasehat dari orang yang berilmu, maka shalat tarawih di masjid diperbolehkan dengan memperhatikan syarat-syarat keluar rumah, di antaranya1. Menggunakan hijab yang sempurna2. Minta izin kepada suami atau mahrom terlebih dahulu dan hendaklah suami atau mahrom tidak melarangnya3. Tidak menggunakan harum-haruman dan perhiasan yang menimbulkan godaan4. Jangan sampai terjadi ikhtilath ketika masuk dan keluar masjid(diringkas dari artikel muslim.or.id "Shalat Tarawih Bagi Wanita")
***
Kebanyakan dari kita seringkali salah info, keliru memahami tentang keutamaan berjamaah di masjid. Disangka berlaku untuk semua, ternyata hanya untuk kaum laki-laki.
Prioritasnya selalu dari yang terbaik. Rumah. Masjid dekat rumah. Masjid utama.
Layaknya perintah-perintah lain. Seperti hadist tentang sikap kita ketika melihat kemungkaran. Prioritasnya selalu dari yang terbaik. Tangan (kekuasaan). Lisan. Hati. Kalau kata bang Aad, Islam memang selalu mengajarkan kita tentang totalitas. Sholat itu bediri, jika tidak mampu duduk, dst. Bukan sebaliknya.
Dan tentang ini. Aku masih ingat saat-saat diri masih "jahil" (baca: baka). Memaksakan diri untuk sholat di Masjid Salman ITB, padahal asrama putri ITB jaraknya nun jauh di sana. Sekarang, saat sudah tahu. Alhamdulillah hampir setiap tarawih di Masjid Salman ITB. Maklum, sekarang lebih dekat, dan diamanahi pula untuk ikut mengatur kelurusan dan kerapatan shaff (baca: tanggung jawab anak asrama).
Tahun ini, jujur terheran. Karena mahasiswa baru (pra-BM) justru diwajibkan berada di masjid Salman, ada tugas mencatat ceramah sebelum tarawih, layaknya zaman SD dan SMP. Ya, tapi keheranan ini kucukupkan saja. Karena toh Rasulullah bukan melarang wanita untuk sholat di masjidnya (masjid utama). Rasulullah mengerti tentang rasa suka di hati para wanita untuk sholat bersamanya. Boleh, asalkan syaratnya terpenuhi. Hijab sempurna, ijin suami, tidak berparfum dan tidak tabarruj, terhindar dari ikhtilat.
***
Dan tulisan ini. Dibuat untuk pengingat diri. Agar nanti, jika situasinya sudah berbeda. Pilihan pertama adalah di rumah, kemudian masjid terdekat, baru kemudian masjid utama.
Dan tulisan ini. Dibuat untuk pengingat diri. Agar nanti, jika
situasinya sudah berbeda. Dan yang diambil adalah pilihan kedua atau ketiga. Maka syaratnya harus terpenuhi. Hijab yang sempurna, ijin suami, tidak berparfum dan tidak tabarruj serta terhindar dari ikhtilat.
Dan tulisan ini. Meski dibuat untuk diri. Semoga bisa bermanfaat juga untuk orang lain.
Yuk, nikmati Ramadhan. Jangan tinggalkan tarawih. Dimanapun pilihan tempatnya, asalkan syarat terpenuhi. In syaa Allah aman. hehe.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya