Bismillah...
Apakah ini 'keluarga' yang coba ditumbuhkan dalam osjur?Saya tidak melihat ada keluarga, karena pada dasarnya himpunan itu bukan tempat berkeluarga, tetapi mencari kesempatan. Kita bisa lihat sendiri, divisi proyek itu lahan uang dan lahan koneksi. Pasti banyak orang yang tertarik masuk himpunan karena hal itu, bukan? Oh, mungkin juga ada yang ingin merasakan jadi ketua himpunan. Itu posisi yang cukup prestisius tentunya, bahkan bisa dibilang strategis dan penting. Itukah tujuannya? Ke mana keluarga?Jadi, apakah sebenarnya osjur itu menawarkan keluarga atau sebagai kesempatan untuk menjaring orang-orang?ini dari note ke-2
apakah Anda yakin bahwa 'keluarga' yang dibangun itu akan seperti yang diperkirakan atau hanya akan sekedar teman untuk relasi?diambil dari sini, dan dari sini.
Jadi, apa itu keluarga?
***
Dan kalimat yang berbaris dalam dua note fb beserta komentar di dalamnya, kulumat habis karena penasaran. Aku kemudian berdecak kagum, wah.. ada yang mempertanyakan esensi osjur dan metode yang dipakai. Nice. Mempertanyakan arti keluarga yang berulangkali memang ditekankan dalam osjur calon himpunan mereka.
Aku tidak akan berkomentar banyak tentang tulisan di atas. Hanya saja, ijinkan aku menjelaskan tentang keluarga dari sudut yang berbeda.
***
Jika saja mereka tahu esensi sebuah relasi,
bahwa ikatan yang paling kokoh dari sebuah relasi. Bukanlah relasi karena kesamaan gen, kesamaan bangsa, apalagi kesamaan almamater dan program studi. Bukan. Sungguh esensi sebuah relasi, adalah saat ia terikat oleh kesamaan akidah. Oleh iman. Karena ketika iman menjadi landasan, sungguh Allah-lah yang akan menjaganya. Mungkin memang ada saat-saat dimana hubungan itu renggang dan kering. Namun semua kembali pada iman. Saat itu terjadi, masing-masing dari kita harus kembali menilik iman di hatinya. Mungkin ia tengah sakit dan memerlukan taubat dan istighar.
Jika saja mereka tahu akhir cerita setiap relasi,
bahwa pada akhirnya, bahwa pada Hari Dahsyat itu, setiap manusia akan saling bermusuhan. Kecuali orang-orang yang bertakwa, mereka yang saling mencintai karena Allah. Disebutkan di al Quran :
bahwa kelak akan terjadi seperti ini :
Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa.-QS Az Zukhruf ayat 67
Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya*, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul." Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).*menggigit tangan (jari) maksudnya menyesali perbuatannya.
Jika saja mereka tahu tentang itu,
maka seharusnya, kita tidak meributkan hal di atas. Sudah jelas dan terang. Memang sebuah keluarga, bukanlah tentang hubungan darah, bukan tentang banyaknya kesamaan dan sedikitnya perbedaan, dan tentu saja bukan tentang sekedar sama-sama ingin masuk sebuah himpunan. Memang bukan.
***
Ini ditulis bukan untuk mengecilkan arti keluarga yang selama ini kita kenal. Bukan untuk mengecilkan arti persahabatan yang seringkali kita bangun di organisasi, himpunan, kepanitiaan, dan banyak tempat. Bukan.
Karena sungguh, siapa yang tidak ingin membuat nabi dan sahabat iri?
Disekitar ArsyNya ada menara-menara dari cahaya, di dalamnya ada
orang-orang yang berpakaian dari cahaya, wajahnya pun bercahaya, mereka
bukan para nabi dan syuhada.
Hingga para nabi dan sahabat pun iri pada mereka. ketika para sahabat bertanya, Rasul menjawab:
"mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena ALLAH, saling bersahabat karena ALLAH, dan saling berkunjung karena ALLAH."(HR Tirmidzi)
"mereka adalah orang-orang yang saling mencintai karena ALLAH, saling bersahabat karena ALLAH, dan saling berkunjung karena ALLAH."(HR Tirmidzi)
Ya Allah, ijinkan hamba menjadi salah satunya. Aamiin.
Allahua'lam bishowab.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya