Bismillah...
Ini tentang osjur, baik itu di bulan Ramadhan dan bukan bulan Ramadhan. Ini tentang osjur, yang mereka bilang : momen kaderisasi.
***
Jujur, sejak awal masuk ke ITB. Saya termasuk orang yang tidak suka dengan segala hal yang berbau orientasi, mulai dari OSKM, kadwil, hinggal osjur.
Alasan simpelnya : karena first impression yang buruk dari OSKM. Ya, aku mulai tidak suka dengan hal semacam itu, sejak OSKM, atau saat itu bernama PROKM. Kegiatan yang satu itu, berhasil menorehkan kenangan buruk untukku. 1 Ramadhan terburuk, sepanjang kehidupanku. Hiks. Ramadhan pertama tidak di rumah. Ramadhan pertama, yang ketika semua orang saat itu bergegas ke masjid untuk melaksanakan tarawih pertama. Aku, justru masih sibuk dengan tugas PROKM, di kosan seorang kakak Taplok.
Sejak saat itu, aku selalu mangkir dari OSKM. Ijin pulang di awal, tidak mau diantar, meski mereka (panitia PROKM) sudah memelas dan sampai membocorkan issue PROKM yang saat itu nyaris dibekukan. Apakabar kadwil? Aku ikut, masih dengan setengah hati. Sparta? Ikut. Menjalani hari-hari berat. Sempat marah-marah juga di blog ini perihal solusi "GPS" yang ditawarkan sang ketua panitia. Kemudian tetap berusaha datang, walau diakhir-akhir.. aku mundur teratur. Jujur, masih tidak menyangka bahwa aku dilantik. Padahal saat itu, aku pikir, tak ada salahnya jika tak jadi dilantik.
***
Dan sekarang, saat akhirnya memilih menjadi panitia osjur. Panitia lapangan. Masih sama. Ada perlawanan dari dalam diriku. Aku tidak suka berada di sini. Hingga seringkali aku memilih untuk menjauh jika memang tidak perlu dekat. Tetap berusaha profesional, meski tak bisa membohongi diri bahwa ketidaksukaan ini masih memenuhi otak dan hati.
Ramadhan. Dan osjur. Dan parahnya lagi, wisudaan dan arak-arakan. Jujur, enggan berkomentar tentang arak-arakan dan wisudaan. Tentang yang satu itu, biarkan aku sekarang ini hanya bisa membenci di dalam hati. Ampuni aku Ya Rabb.. atas lemahnya iman.
Back to the topic. Ya. Tentang osjur dan ramadhan. Semoga bisa melakukan sesuatu, setidaknya tentang waktu sholat. Kalau boleh lagi, ada spek wajib tambahan untuk peserta muslim : Al Quran. Agar di waktu-waktu kosong mereka bisa membaca Al Quran. Atau mungkin di sesi dengan Pendamping Kelompok. I think that's a nice idea. Hehe.
Jikapun tidak, karena bukan anggota mamet. Semoga segera ditulis, tulisan singkat pengingat Ramadhan dan usul-usul tadi, Setidaknya lisan masih setingkat di atas selemah-lemahnya iman.
***
Teruntuk peserta osjur. Osjur manapun. Jangan berharap banyak pada panitia. Mereka hanya manusia. Hehe. Salah diksi. Maksudnya, tentang performa Bulan Ramadhan sebenarnya ada di tanganmu, bukan di tangan panitia osjur, atau pendiklat oskm. Ya, kita bisa memanage-nya. Menimbang prioritas, memilah, memutuskan. Berusaha tetap profesional sebagai peserta dan profesional di angkatan, tanpa melupakan Ramadhan, tanpa melupakan hak Allah.
Jadi teringat seorang adik junior, yang dengan kreatifnya.. tidak berfoto berdua dengan ia yang non-mahram. Mereka berfoto terpisah, dengan gaya yang mirip. Kemudian fotonya ditaruh sebelahan. Jujur, takjub dengan kekreatifannya. Kereen. Bisa kok! Bisa, selalu ada jalan kalau kita memang teguh memegang prinsip yang seharusnya dijaga. Allahu akbar!
***
Tulisan ini... sebenarnya membuka luka lama. Mengingat masa OSKM dan Ramadhan saat itu. Mengingat masa osjur, dan pilihan-pilihan berat. Mengingat arak-arakan pertama dan terakhir (in syaa Allah), dan luka yang tertoreh. Mengingat posisiku sekarang, dan ketidaksanggupan diri untuk berbuat lebih banyak lagi.
Allah... Segala Daya MilikMu.
Lindungi aku Ya Rabb.. dari perbuatan dosan dan perbuatan yang sia-sia.
Allah... Pertemukan aku dengan Ramadhan.
Ijinkan aku kembali merasakan indahnya Ramadhan, dan limpahan nikmat dariMu, dan curahan ampunan dariMu. Aamiin.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya