Follow Me

Thursday, January 5, 2017

Bukan Egois, atau Tidak Egois

#fiksi #gakpenting

Bismillah.

Pecakapan dua orang perempuan

Q: Lagi rindu yaa? Moga dia merasakan hal yang samaa yaaa
R: Rindu. Tapi gamau doain dia ngerasain hal sama. Kan gatau jodoh apa ga
Q: Bijak pisan hehe. Kalau aku kadang egois wkwkwk. Dia harus merasakan hal yang samaa
R: Bukan tentang egois ga egois hihihi. Soalnya Q ngerasa si S nyakitin. Kalau aku. Aku ngerasa si T menghibur aku, nenangin aku. Itu bedanya, bukan masalah egois ga egois.
Q: Bagus lah kalau gituu R.. hehe... aku ikut lega hehe. Tapi tetep bikin galau kan? Wkwkwk
R: Baperan wkwkwkwk. Namanya juga virus hahaha

***


Jadinya setengah fiksi deh. Bingung buat alur ceritanya, biar hikmahnya dapet hehe. Aku tulisin hikmahnya di sini ya. Hehe.

Dua case berbeda, dua cara menyikapi yang berbeda. Dua-duanya sama-sama sedang merasakan crush dengan seorang adam. Tapi doanya.. ketika penyakit rindu datang, berbeda. Yang satu.. ingin supaya si dia merasakan hal sama, harus ngerasain sakit dan galau yg sama. Enak aja kalau aku sendirian 'sakit'. Yang satu lagi... semoga dia ga ngerasain hal sama, toh ga mesti jodoh, jadi lebih baik bertepuk sebelah tangan, nanti bersambut tangannya, sama yang ditulis di Lauh Mahfuzh-Nya saja.

Tentu berbeda sikapnya. Ini bukan tentang egois tidak egois. Ini tentang jalan yang berbeda, rasa yang sekilas mirip tapi berbeda. Si Q, dia.. sudah pernah tuker-tukeran kode, lalu merasa yakin kalau sudah sama-sama hijau, kalau si dia-nya Q, aku nyebutnya apa ya? Oh si S, juga ada rasa ke Q, jadi ketika jarak tercipta, lalu rindu menyesak dada, si Q selalu berdoa, semoga S juga merasakan hal yang sama. Karena si Q merasa si S master PHP. Wkwkw. Begitulah, tragisnya berharap pada manusia. Tragisnya mempercayai kode/sinyal-sinyal yang abstrak, padahal bisa jadi prasangka, padahal bisa jadi kita seenak bawang menaut-nautkan, meski tidak ada benang merah.

Tentu berbeda sikapnya. Ini bukan tentang egois tidak egois. Ini tentang jalan yang berbeda, rasa yang sekilas mirip tapi berbeda. Si R, dia.. cuma merasakan crush yang hadir tanpa alarm, hadir saja, tiba-tiba, untuk seorang adam, si dia, T. Tapi rasa itu, tidak disalurkan lewat kode-kode. Meski di mata si R, hampir semua ucap, tingkah, dll, seolah sebuah kode. Tapi R tahu... paham... kalau itu cuma karena matanya, telinganya, hatinya, sedang sakit. Terserang virus vmj. Jika ia memberi makan virus tadi, dengan mempercayai kode-kode itu, maka ia bisa sama seperti Q. Tapi R memilih untuk abai, sok cuek, meski tidak bisa mengelak, kalau semua hal bisa membuatnya baper. Ia tahu... rasanya berjuang atas naik-turun rasa tak bernama itu. Karena itu, setiap rasa ini naik, atau menyesak, atau berbunga rindu, doanya pada si T, selalu.. semoga dia tidak merasakan hal yang sama. Karena baik R maupun T, tidak tahu.. siapa jodoh mereka.

***

Pecakapan dua orang perempuan di hari yang berbeda

Q: Bukannya doa itu payung rindu ya R?
R: Iya. Kenapa emang?
Q: Kenapa kalau aku rindu S, ga boleh doa supaya dia juga rindu aku?
R: Salah prakteknya hehe. Kalau kamu rindu Ibu, doa.. doain supaya Ibu sehat, dilindungi Allah dll.
Q: Gitu ya? Hmmm
R: Kemarin kan udah dibahas. Jangan doain supaya dia rindu balik, kan ga mesti jodoh
Q: Iya, tapi aku ga rela aja kalau aku sendirian yang rindu dia
R: Kamu mau.. calon suamimu kelak justru lagi merindukan perempuan lain? Aku sih ga mau.
Q: Hmmm

The End.

***

PS: Yang italic fiksi. Maaf pakai inisial, bingung kasih nama hehe.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya