Follow Me

Thursday, January 19, 2017

Keduluan

#hikmah

Bismillah.

Sebelumnya, mau curhat dulu. Jadi, karena beberapa hari ini motivasi menulis blog turun, niatnya mau buat tulisan refleksi menulis blog, tujuan awal apa, hambatan atau godaan menggapai tujuan, dan evaluasi. Tapi, malah jadi curhat di sana, panjang dan belum selesai.

Singkat cerita, dari nulis itu, aku jadi buka archieve blog, baca beberapa tulisan, sampai akhirnya berkunjung ke note fb. Di note fb, baca beberapa tulisan juga, salah satunya.. yang membuatku menulis di sini.

***

Judul note fb tersebut Special Invitation For You. Cie.. special invitation, untuk siapa? Aku juga sama.. penasaran waktu baca judulnya, setelah di lihat ternyata isinya ajakan bebersih suatu sekre. Ada banyak yang pengen diceritain, tapi takutnya berlarut-larut. Intinya mah, satu frase yang terlintas diotak ketika membaca itu.

"Keduluan... waktu itu aku keduluan," bisikku. Aku coba baca detail tiap komentar, memastikan kalau ingatanku benar.

Ya benar. Pemirsa.. undangan itu.. ternyata agenda utamanya gagal terlaksana. Saat itu.. aku lupa rasanya gimana, mungkin senang karena ajaib, bisa bersih sebelum hari-H bebersih. Tapi hari ini membaca itu, aku jadi mikir macem-macem.

Keduluan, aku keduluan... mungkin benar kata sebuah tulisan yang menang sayembara mata menulis 2016, kebaikan itu.. harus disegerakan. Aku menulis note tgl 12, undangannya tgl 14 karena tgl 13 ada agenda kayanya, dan terlalu mendadak kl H-1 baru ngajak. Harusnya aku.. ga nunda ya? Harusnya bersihin aja sendiri, ga perlu ngajak-ngajak. Diam-diam. Wkwkwk. Sayangnya.. aku saat itu ga kepikiran hal itu. Ada orang yang lebih cepat larinya menjemput pahala tsb. Ah.. mungkin begini rasanya, kalah, dalam perlombaan kebaikan. Ga dosa sih, tapi nyesel. Keduluan, aku keduluan.

Keduluan, aku keduluan... aku bertanya-tanya saat ini. Siapa ya, yang mendahuluiku. Apakah salah satu dari yang membaca note-ku? Atau yang baca note-ku lapor ke pengurus ikhwan yang sering di sekre? Oh ya, saat itu, note fb disetting cuma bisa dibaca pengurus akhawat. Siapapun itu, yang mendahuluiku. Congratulation.. iya, kalian/kamu menang. Aku kalah. Ga enak memang rasanya kalah, tapi kayanya saat itu.. aku lebih banyak ke senang dan bangga. Betapa pengurus begitu tanggap, siapapun, mungkin akhawat divisi kesekrean, atau ikhwan, atau siapapun, terimakasih telah merapikan dan membersihkan sekre. Aku.. yang jarang kesana, jadi ikut seneng

Keduluan, aku keduluan...  selain siapa yang ngebersihin aku juga jadi penasaran, trus ketika agenda utamanya gagal, jadinya ngapain ya? Apa saat itu dibatalin acaranya? Atau jadinya kita, akhawat-akhawat ngobrol-ngobrol di sekre, sesekali menikmati sekre, karena toh ikhwan jumat pada jumatan. Aku lupa.. tapi asa ingat, campur deh. Aku inget pernah main lama di sekre itu, baca buku, sama beberapa orang. Tapi aku lupa kapan.. apa itu pas hari H special invitation? Atau pas jadwal piket MSQ? Atau kapan ya? Yang jelas, aku masih penasaran. Penasaran juga, jadinya siapa aja yang dateng, atau setelah aku kasih tahu keduluan, aku pulang? Dan ga terjadi apa-apa? Entahlah. hm...

***

Bicara tentang keduluan, tentang apapun, ga harus tentang bebersih sekre. Aku jadi kepikiran ayat tentang berlomba-lomba dalam kebaikan. Surat apa ayat berapa? *sebentar, buka google* Ini jangan ditiru ya, harusnya mah buka Quran.
"Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah MahaKuasa atas segala sesuatu."
- AlQuranul Karim, Al Baqarah, ayat 148
Menurutku.. manusia punya sifat suka berkompetisi, mungkin karena itu juga.. kita diperintahkan berlomba-lomba dalam kebaikan. Mengerjakan kebaikan sendirian, semangatnya pasti naik turun, tapi kalau kita berlomba, dulu-duluan, harusnya bisa jaga semangat, tanpa membelokkan niat tentunya.

Menulis ini, mengingatkanku banyak hal tentang perlombaan dan kompetisi. Tentang tulisan Pak Budi Rahardjo di blog-nya, kalau ia tidak ingin membuat kompetisi. Tentang quotes berlomba dengan ahli ibadah atau berlomba dengan pendosa, dengan pendosa, bukan dengan banyak-banyakan dosa tentunya, tapi dengan memperbanyak taubat dan istighfar.

Dua hal itu.. membuatku mengambil hikmah lain. Unik memang, tapi dua hal itu membuatku menyimpulkan. Kompetisi itu.. memiliki dua sisi, bisa memotivasi bisa juga jadi demotivasi. Aku paham.. mengapa Pak Budi Rahardjo tidak ingin kompetisi, karena quote berlomba dengan ahli ibadah dan pendosa.

Mereka yang semangatnya tinggi, melihat ladang kompetisi sebagai tantangan yang membuatnya semangat, ingin meraih juara, dan ga ingin keduluan. Tapi mereka yang semangatnya rendah, yang imannya rendah, hanya melihat kompetisi sebagai hal yang jauh sekali. Da aku mah apa, ga pantes ikut kompetisi. Quotes tentang berlomba dg ahli ibadah dan pendosa, berusaha menyemangati semua pihak. Yang ingin banyak beribadah, silahkan berlomba dengan para ahli ibadah. Yang merasa sudah kalah, dengan ahli ibadah, yang merasa dosanya begitu banyak, juga jangan menyerah. Berlombalah dengan para pendosa, dengan istighfar dan taubat.

Menulis ini.. mengingatkanku salah satu video ustadz NAK yang pernah di bahas di grup. Judul videonya kalau ga salah legendary motivation. Kita harus tahu posisi kita, harus tahu objek dakwah kita juga. Ga semua orang merasa termotivasi mendengar kisah bahwa Umar menyedekahkan setengah hartanya, dan Abu Bakar seluruh hartanya, radhiyallahu anhuma. Konsep dakwah masih inget? Mudahkan jangan dipersulit. Berikan kabar gembira, baru peringatan.

***

Waah.. panjang~ Alhamdulillah. Semoga bermanfaat. See you next time, bye^^

Allahua'lam.





No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya