Follow Me

Thursday, January 19, 2017

1 Stranger Every Day

#blogwalking.

Bismillah.

on the other side
Alkisah, hm.. biar keren hehe. Jadi ceritanya, dari berkunjung ke tulisan seseorang tentang tips dicurhatin, aku jadi inget, udah lama ga baca-baca tulisan di medium. Langsung deh aku ke dashboard, home, apalah istilahnya kl di medium? Pokoknya ke sana, trus baca beberapa tulisan. Ga ada yang terlalu menarik, ada sih, tapi... diantara beberapa akhirnya satu tulisan ini yang terpilih. Tulisan tentang resolusi menemui satu orang asing tiap hari di 2016, dan hasilnya. Ini kutipan yang aku suka dari sana..

Lesson learned: The fear of rejection is way overrated.

Fearing a lion makes sense. Fearing a situation that you could face rejection in doesn’t, yet so many of us do. Why? We care too much about our egos. We care too much about what people think of us (people we’ll never see again!). It’s ridiculous and irrational, but it’s reality.
The fear of rejection does nothing but limit us. It does nothing but put self imposed handcuffs on us that impact our decisions and limit our potential, when there is nothing but upside. It’s all about perspective.
***
Eh, lupa ya? Baca di sana lengkapnya. Di sini cuma komen gapenting. Bye..

Ada beberapa hal yang buat aku kagum saat baca tulisan di link tersebut. Pertama, tentang komitmen resolusi tahunan. I mean, a lot of people make plans, but most of them don't really execute it. Kalau kata ustadz Salim A. Fillah dalam bukunya, kurang lebih isinya, kita punya kemampuan hebat untuk bermimpi, membuat rencana-rencana besar, sayangnya.. semua itu kadang dikalahkan oleh kemampuan lain kita, untuk menunda. #ntms. Rasanya malu menulis ini, tapi nyatanya, I'm one of them, yang berencana, namun sekedar wacana. 2017 ya? Udah selesai semua target/rencana 2016?

Steinar Skipnes ini hebat, karena setelah berencana.. dia beneran ngelaksanain. Ga gampang loh harus nemuin satu orang asing setiap hari. Untuk merealisasikan targetnya, dia buat satu ig khusus yang isinya jurnal/hasil ketemu dengan orang asing. Selain media untuk mencatat orang-orang asing yang ia temui, dia juga punya standar. Standar apa, yang membuat ia dianggap sudah bertemu orang asing. I mean, meet, bertemu itu.. ambigu, sekedar papasan? tukar senyum? nyapa? nanya nama? Udah? Atau apa? Nah.. kalau standar dia, adalah ngobrol dan minta foto bareng.

Kesalutan kedua, selain tentang rencana yang terealisasi, adalah keberanian dia untuk ditolak. Aku baca bagian fear rejection, rasanya pas gimana gitu hehe. Aku tipe-tipe yang sering takut ditolak, segan, dll. Aku bukan tipe salesman sebotol susu dan thai tea di gerbang timur salman, aku ga bisa begituan. Bahkan dulu sekalinya dapet tugas bawa danusan, aku nyesel, dan kapok. Ga bisa.. aku bukan tipe yang bisa gitu.

Seramah apapun diriku *jgn protes*, aku bukan juga tipe yang bisa berhasil bertemu dan mengobrol dengan orang asing setiap hari. Oh ya, kalau ada yang nganggep aku ga ramah, iya, kadang aku ga ramah. Maksudnya, kalaupun aku lagi somehow happy, moodnya bagus dan ramah, aku bukan tipe yang ngajak ngobrol duluan orang asing. Bahkan sama anak kecil, aku lebih suka mengamati, gatau kenapa, takut aja nanya nama, takut dicuekin wkwkwk. I'm the type who need someone to open the dor first, kalau ketemu saya, saya kelihatan jutek, coba sapa dulu, nanti aku bisa jadi cerewet dan ramah setelah itu. Aneh memang, tapi begitulah.

Kekaguman ketiga, aku suka aja ternyata ada banyak orang baru yang ia temui, artinya banyak pelajaran yang ia dapat, bahkan di sana ditulis, ia pernah pindah pekerjaan karena kenalan orang asing tersebut. Aku ga baca semua orang yang ia kutip sih, ga buka ig-nya juga. Tapi aku jadi keinget surat al hujurat, tentang tujuan Allah menciptakan manusia berbeda ras, bangsa, warna kulit, bahasa dll. Tujuannya supaya saling mengenal, mengenal masing-masing, apa kelebihan dia, yang bisa aku ambil, dll.

***

Aku mungkin ga mengenal orang asing, mengajak ngobrol mereka setiap hari. Tapi aku suka.. kalau tanpa sengaja, masih dalam qadar-Nya tentu saja, aku berkunjung ke blog orang asing, membaca pemikiran mereka, ungungkapan hati mereka, kutipan yang mereka suka, hikmah yang mereka ambil, dll. Aku tahu... berkenalan dengan seseorang di dunia maya dan dunia nyata berbeda, tapi saat aku sedang ga ingin mengobrol dengan orang asing, semoga aku masih bisa dapat pelajaran dari orang asing, lewat tulisan mereka.

Jadi? Tetaplah menulis^^

Allahua'lam.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya