Follow Me

Tuesday, January 17, 2017

When You Lost Your Way

Bismillah.

Ada masa, saat kau tersesat, jauh-jauh dari tujuan awal, tak tahu kemana harus melangkah. Ada masa saat kau igin menyerah atau tertipu dalam ketersesatan, memilih berdiam diri, dan menghabiskan bekal di sana. Tidak mencari jalan menuju tujuan awal, tidak juga berteriak minta tolong, barangkali ada yang tahu jalan keluar.

Di masa tersebut, sebuah lintasan pikiran tiba-tiba membangunkanmu. Matamu memerah, hangat, kemudian basah, mengalirkan sungai tangis, satu, dua... "Bagaimana kalau aku mati di sini, sendiri?" "Bagaimana jika aku mati di sini, dalam kondisi tersesat?" Dan dengan perbekalan yang hampir habis itu, kau bangkit.. berdiri dan melangkah.

Kau masih tidak tahu jalan yang benar, tapi kau melangkah, menandai pohon yang telah kau lalui, menandai persimpangan yang ada, dan yang kau pilih. Ada dua kemungkinan memang, mendapat jalan keluar, atau justru tersesat semakin dalam. Tapi kau tahu, kau sadar... berdiam diri tidak menjadikanmu benar. Bukankah Allah melihat setiap proses? Bahwa kau berniat mencari jalan keluar.

Maka sekedar melangkah memang bisa membuatmu makin tersesat. Tapi melangkah dengan menyebut nama-Nya, melangkah dengan memohon pertolongan-Nya, tentu berbeda dengan sekedar melangkah.
Aku tidak memiliki apa-apa selain mengharapkan kemurahan hati-Mu. Karena aku berdiri di muka pintu-Mu memegang potongan-potongan yang rusak... dan Engkau pun membukakan. Selamatkan aku dari badai ini. Aku adalah hamba-Mu yang paling tak berdaya. Dan aku tersesat, berkeliaran di tengah-tengah hutan berusaha untuk menemukan jalan. Tapi, semua pohon terlihat sama dan tiap-tiap jalur hanya mengarah kembali ke awal. Tidak ada yang menemukan jalan keluar dari hutan ini –kecuali orang-orang yang Engkau selamatkan. Selamatkan aku. Karena sesungguhnya aku tidak bisa menyelamatkan diriku sendiri.
-Yasmin Mogahed, Reclaim Your Heart
Mintalah petunjuk dari-Nya, tapi tetaplah melangkah meski petunjuk tersebut belum datang. Jika salah jalan lagi, kembali ke titik awal, cari dimana kamu mulai tersesat, ambil jalan lain.

Mintalah pada-Nya kawan perjalanan yang tahu jalan. Atau kawan perjalanan yang menyemangatimu kala kau ingin menyerah saja.

Pasti lelah, ya.. kau pasti lelah. Pasti lapar dan tersiksa... ya kau pasti tersiksa. Pasti basah dan berlinang.. lagi, lagi. Pasti.... #ah tau apa diriku

Tapi aku tahu, dan kau juga harus yakin... Selelah apapun, sesakit apapun.. Ada Allah yang Maha Tahu dan mengerti. Ada Allah yang Maha Mendengar dan Melihat. Dan ada Allah yang Maha Menolong hamba-hamba-Nya yang tersesat.

Terakhir untukmu... yang sedang dalam masa itu. Jangan menyerah pada dirimu sendiri. Don't give up on yourself.

- Kirei

Allahua'lam.

***

PS: Written on a paper, yang sudah banyak tertekuk dan jauh dari kondisi awalnya. Ditulis di suatu sore, saat jemari ingin menulis, tapi gadget somehow mati.

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya