Follow Me

Sunday, May 20, 2018

Kolaborasi Kebaikan

Bismillah.

".... jadinya apa? kolaborasi kebaikan tidak akan terjadi," - RF

Membacanya, membuatku tersentil, berasa disindir. Aku sering menghalangi diri sendiri, menutup interaksi, yang efeknya, menutup peluang kolaborasi. Aku lebih suka sendiri, dalam diam. Membuka peluang kolaborasi itu baik, tapi itu juga membuka peluang lain. Peluang luka, karena miskomunikasi, luka jika salah satu mundur. Seringkali aku lebih nyaman seperti sekarang ini saja. Melakukan semua sendiri.

Kolaborasi juga membuka peluang, bahwa aku harus siap hati dan perasaan, siap lebih banyak belajar berbaik sangka, saling memahami dan memaklumi. Kolaborasi artinya, aku harus siap sering meminta tolong, siap ditolak permintaan tolongnya, siap dicuekin dan disilent reader-i wkwkwk. tata bahasanya jadi kacau.

***

But despite all of that scary thought, despite all of my worry. Sebenarnya aku ingon berkolaborasi. Karena saat ini, menulis sendiri itu, masih sulit. Buat buku antologi itu, bukan aku banget, somehow. Jadi ingin rasanya mengajak orang yang aku baca tulisannya, dan mungkin bisa diajak buat buku dengan tema dan topik yang sama. Berdua, atau bertiga. Tapi mengajukan ide kolaborasi itu sulit. Apalagi belum saling mengenal. Belum lagi memikirkan kemungkin ditolak ajakan kolaborasinya. Entah ditolak karena yang bersangkutan sibuk, atau karena skill menulisku yang masih jauh dibawah.

Bisa seharusnya hmmm

***

Bagiku, memulai sesuatu jika harus berinteraksi dengan orang lain itu... sulit. Mending ngerjain sendiri aja hehe. Tapi ngerjain sendiri juga ga kalah sulitnya, terutama aku bukan tipe yang punya cita, terus tancap gas dikejar. Aku sering kali berputar-putar di zona nyaman ini.

Sering bertanya lagi, bukankah menulis di sini saja cukup? Hmmm

***

#selftalk, tentang hal lain, beda topik, sudah bukan tentang menulis

It's almost 10 o'clock, yet I still unsure, unprepared, unmotivated. Masih belum genap sepertiga pertama ramadhan, baru masuk empat Ramadhan, semudah itukah semangatmu menguap Bell? Alasannya, akarnya, masih belum tertancap dalam kah? Jalannya sudah ditunjukkan oleh Allah. Matamu bahkan masih bersinar kemarin siang. Datang saja dulu, berapapun, sekalipun tidak ada hasil yang terlihat. Kamu salah, akui. Lalu segera bangkit belajar dari kesalahan. Harus bisa. Banyakin doa, ok?

No comments:

Post a Comment

ditunggu komentarnya