Bismillah.
-Muhasabah Diri-
Seseorang, bertanya padaku. Singkat, jelas.
***
Satu hari setelah itu. I feel like I didn't answer her question nicely. Ia bertanya tentang x, namun kuberikan padanya persamaan x kuadrat.
Yang ditanyakan adalah tentang X. Tapi aku justru menjawab tentang diriku. Aku memang menyinggung tentang x di jawabanku, tapi lebih banyak hal tentang diriku yang kugarisbawahi.
***
Belum ada respon lagi. Dan aku bertanya-tanya sendiri. Mungkin baiknya tak perlu kujelaskan ke sana kemari. Pertanyaan seseorang itu cuma satu padahal,
'Bella masih suka kontak x?'
Selesai.
***
Kadang aku dibuat bertanya-tanya. Sebenarnya, benarkah aku sedang berusaha menjadi teman yang baik bagi x? Atau aku sedang berusaha membangun topeng, agar dikenal sebagai teman yang baik?
***
Pada akhirnya, aku cuma perlu fokus ke usaha dan doa. Mungkin saat pertanyaan itu hadir lagi, aku ga perlu jawab. Atau boleh jawab, singkat saja, ga perlu sampai menjabarkan persamaan x kuadrat.
Pada akhirnya, aku cuma perlu fokus usaha dan doa. Ini mungkin ketulusan, mungkin juga kepalsuan. Mungkin tercampur dan berganti-ganti tiap waktu. Aku tidak tahu. Seperti amal, yang terkadang niatnya bengkok. Jika bengkok, jika ini kepalsuan, bukan amal yang harus dihentikan, bukan usaha yang harus diberhentikan. Tapi niat yang harus diluruskan. Ya, niat, yang tak terlihat dan letaknya di hati.
***
Jika ini hanya kepalsuan, topengku agar tampak seperti teman yang baik, semoga Allah menggerakkan hatiku, membersihkan hatiku, agar kepalsuan itu hilang, dan tergantikan dengan ketulusan. Aamiin.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya