#hikmah
Tulisan pendek, sebagai salah satu hikmah yang ingin kupetik setelah merasakan hidup tanpa laptop/komputer. Bukan ga ada, cuma ga pakai aja.
Sekitar beberapa waktu yang lalu pernah aku berbincang pada diriku sendiri, kalau disuruh pilih hidup tanpa laptop atau tanpa hp, pilih yang mana? Aku dulu pilih hidup tanpa hape. Dulu, aku bisa ga ngecek hape seharian, tapi stay di depan laptop seharian. Nyaman aja, ga banyak buka sosmed, ga perlu chat sana sini, bales ini itu. Walaupun di sisii lain, aku jahat sih, banyak yang terzalimi karena aku memilih tidak peduli pada hp.
Namun pemikiran itu seketika ditepis setelah aku mengalami ga interaksi sama laptop berpekan-pekan. Tadinya yang aku pikir nulis panjang di blog bakal susah, ternyata bisa aja. Walaupun tingkat typo meningkat drastis. Yaudah sih, pembaca yg harus sabar, aku mah, ga bener, jarang proofread, atau udah proof read tapi males edit. Gabener.
Buat dokumen, word, excell, bisa lewat hp sekarang. Kirim email, dll. Bisa lewat hp juga. jadi ternyata kesimpulannya, hidup tanpa hp, atau hidup tanpa laptop nyatanya biasa-biasa aja. Oh ya, ini special case for me ya. Beda cerita kalau ini tentang orang lain, yang pekerjaannya harus pakai dua gadget itu.
***
I know it's a milineal era, where people use gadgets in almost every part of their activity. Tapi kita juga ga boleh lupa, bahwa alat, ya, hanya alat. Mata', famata'ul hayatuddunya.
Yang sulit itu.. kalau kita hidup tanpa Allah.
Di salah satu pengenalan kata-kata bahasa arab tentang teman, salah satunya adalah walijah, yang artinya deep, atau. mendalam. Bukan cuma tahu banyak tentang kita, tapi juga envolve dalam kehidupan kita.
Di dalam Al Quran, Allah memberi syarat, bahwa yang dapat dijadikan seorang Walijah hanya Allah, Rasulullah dan orang-orang yang beriman (mu'minin). Allah harus menjadi Walijah di hidup kita. Allah is deeply involve in our life. Allah dan Rasulullah shalallahu 'alaihi wasalam harus menjadi Walijah dalam setiap keputusan dalam hidup kita. Sunnah-nya, berapa banyak yang kita amalkan dalam hidup? Termasuk sunnah dalam pernikahan, transaksi, dll.
Jika kita menjadikan Allah dan Rasul-Nya sebagai walijah, Allah akan memberikan seorang Walijah dari orang mu'min. Dan ini merupakan hadiah yang hebat, karena saat ini kepercayaan adalah hal yang susah dicari.
- resumenya bisa dilihat di link ini***
Saat kita jauh dari Allah, kita menjauh dan memilih 'hidup tanpa Allah' sebenarnya kita sedang menyiksa diri sendiri. Bagaimana bisa, seorang manusia yang lemah seperti kita hidup tanpa bersandar padaNya? Bagaimana bisa kita bernafas dengan tenang, serta bertahan dari dunia dan segala isinya, yang cantik diluar, namun seringkali meracuni, jika tanpa pertolonganNya?
Teringat lagi sebuah kutipan, penjelasan ayat surat Ath Thaghabun.
And without iman of Allah, that grief and that sadness, that pain will never go away and some people might even kill themself, because of something bad that happens. They might not even be able to live. They might be in a life long depression.
Allah is telling us in this ayah, that those who believe in Allah, Allah lets them move on with life.
-Nouman Ali Khan
Tanpa iman kepada Allah, luka, kesedihan dan perasaan hancur yang pernah kita alami, rasa sakitnya tidak akan pernah hilang dari hati dan diri kita. Beberapa orang bahkan memutuskan untuk mengakhiri hidupnya karena kejadian buruk yang menimpa hidupnya. Mereka bahkan, tidak bisa hidup. Ya, hidup tanpa Allah, tanpa beriman padaNya itu sulit, bahkan hampir tidak mungkin. Sebagian lainnya, hidup dalam depresi sepanjang hidupnya. Begitulah hidup tanpa Allah TT
Alhamdulillah, segala puji dan syukur milik Allah, atas nikmat iman dan islam pada diri kita.
Semoga Allah takdirkan kita, menghadapNya, dalam keadaan terbaik, khusnul khotimah. Semoga Allah sampaikan kita, agar bisa bertemu bulan Ramadhan. Aamiin.
Allahua'lam.
No comments:
Post a Comment
ditunggu komentarnya